Waldensius Girsang, Penemu Bedah Saraf Mata Pertama di Dunia dari UGM

 
Waldensius Girsang, Penemu Bedah Saraf Mata Pertama di Dunia dari UGM

LADUNI.ID, Yogyakarta - dr. Waldensius Girsang, SpM(k) resmi mendapat gelar doktor (Dr.) pada Program Doktor, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan, Universitas Gajah Mada (UGM), di Yogyakarta, pada Senin (3/2). Hal ini sebagaimana dikutip Laduni.id dari sebuah video yang diunggah Tradil Saragih di Youtube pada Selasa (4/2).

“Saudara Dr. dr. Waldensius Girsang SpM(K) Dokter Spesialis Mata Konsultan, setelah tim penguji mempertimbangkan hasil ujian saudara, maka dengan ini dinyatakan lulus. Dengan predikat Cumlaude dengan IPK 3,94. Hari ini tanggal 3 Februari 2020, saudara ini sudah menjadi Doktor (DR) kesehatan dan keperawatan,” demikian ungkapan dosen penguji pada Ujian Terbuka dan Wisuda dr. Waldensius Girsang SpM(K), Senin (3/2).

Dengan judul disertasi “Pengembangan Metode Baru Retinektomi Relaksasi Radial yang Efektif dengan efek samping Minimal pada Ablasio Retina dengan Vitreoretinopati Proliferatif Tingkat lanjut”, pria kelahiran 27 Juli 1959 ini merupakan penemuan baru dalam pengobatan mata. Prestasinya ini pun mendunia.

St DR dr Waldensius Girsang SpM(K) ini juga diketahui sebagai Pengantar Jemaat (Pimpinan Majelis) Gereja Kristen Protestan Simalungun (GKPS) Salemba, Jakarta. Waldensius Girsang adalah abang kandung dari anggota DPR RI Junimart Girsang. Waldensius Girsang dilahirkan pada tanggal 27 Juli 1959 di Medan. Menikah dengan Eveline Ginting dan merupakan seorang ayah dari dua putri bernama Margareth dan Josephine.

Waldensius Girsang telah mampu menemukan metode baru dalam bedah saraf mata pertama di dunia yang sangat membantu. Sebagaimana dikutip Laduni.id dari laman Tribun Jogja, ablasio retina adalah kondisi lepasnya retina dari jaringan belakang bola mata. Kondisi ini harus segera ditangani untuk mempertahankan fungsi penglihatan dan mencegah kebutaan.

Sedangkan, Vitreoretinopati proliferatif atau proliferative vitreoretinopathy (PVR) adalah kondisi yang muncul akibat lepasnya retina karena robekan atau lubang di retina (ablasio retina rhegmatogen). Kondisi ini akan mengurangi tingkat keberhasilan operasi penempelan retina.

Penanganan ablasio retina rhegmatogen yang disertai PVR umumnya dilakukan dengan operasi menggunakan minyak silikon. Ablasio retina rhegmatogen yang disertai dengan PVR tergolong kasus yang cukup sulit dalam bidang bedah vitreoretina.

Hal itu diungkapkan oleh Waldensius Girsang saat memaparkan hasil penelitiannya. Waldensius Girsang mengangkat permasalahan ini sebagai topik disertasinya dan mengembangkan metode baru retinektomi relaksasi radial sebagai teknik bedah yang sangat membantu dalam kasus ablasio retina dengan PVR tingkat lanjut.

"Saya membuat suatu metode baru untuk mengoperasi saraf mata pada gangguan karena lepas saraf mata dari tempat penempelanya dengan ablasi retina. Sehingga hasilnya lebih maksimal, lebih murah dan lebih cepat kerjanya, lebih baik dengan cara memotong retina secara radial yang selama ini melintang. Cara ini membuat hasilnya lebih baik karena apabila ada retina yang lepas biasanya harus dibantu dengan pemakaian minyak silikon," terang Waldensius Girsang.

Dengan metode retinektomi relaksasi radial, operasi penempelan retina dapat dilakukan dengan tamponade gas yang sebelumnya menggunakan minyak silikon. Pemantauan pasien dilakukan selama enam bulan pascaoperasi agar lama pengamatan hasil operasi menunjukkan hasil yang cukup mewakili keadaan praktik sehari-hari.

"Minyak silikon kalau sudah nempel bagus, 3-6 bulan kemudian harus dikeluarin lagi operasi kedua. Sementara teknik yang saya buat ini tidak perlu lagi pakai minyak silikon, cukup pakai tamponade gas. Kenapa? Minyak silikon kadang-kadang membuat suatu komplikasi yang tidak kita inginkan," lanjutnya.

Akibatnya, minyak silikon bisa membuat tekanan bola mata menjadi tinggi dan bisa menjadi rendah setelah dikeluarkan, sehingga penglihatan mata semakin menurun lagi. "Justru itu kita hindarkan pemakaian minyak silikon pada penyakit retina," ujar Dokter Spesialis Mata JEC Eye Hospitals and Clinics ini.

Metode retinektomi relaksasi radial dengan tamponade gas ini mendapatkan angka keberhasilan yang memuaskan, baik secara anatomis maupun fungsional serta efek samping yang relatif rendah. Tindakan ini juga dapat mempercepat dan menghemat biaya operasi karena memungkinkan penggunaan gas pada kasus ablasio retina rhegmatogen dengan PVR sehingga tidak perlu dilakukan dua kali operasi pada teknik yang biasa dilakukan.

"Hasil dari penelitian ini menunjukkan angka keberhasilan yang lebih baik dari sejumlah penelitian terdahulu dengan berbagai variasi teknik retinektomi," pungkas Waldensius Girsang.

Profil Dr. dr. Waldensius Girsang, SpM(k)

  • DR dr Waldensius Girsang SpM(K) dilahirkan pada tanggal 27 Juli 1959, di Medan, Provinsi Sumatera Utara. Menikah dengan Eveline Br Ginting dan merupakan seorang ayah dari dua putri bernama Margareth Girsang dan Josephine Girsang.
  • Ujian Terbuka dan Wisuda dr.Waldensius Girsang SpM(K) pada Program Doktor Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan Universitas Gajah Mada (UGM), Promosi Doktor Waldensius Girsang di Yogyakarta, Senin 3 Februari 2020.
  • Pendidikan dasar SD sampai dengan SMA diselesaikan di Sidikalang, Sumatera Utara,  yaitu SD HKBP Sidikalang,  SMPN 1 Sidikalang,  SMAN 225 Sidikalang dan lulus pada tahun 1978.
  • Gelar Sarjana dilanjutkan dengan dokter umum yang diperoleh pada tahun 1985 di Fakultas Kedokteran Universitas Sumater Utara, pada tahun 1995. Melanjutkan pendidikan dokter spesialis mata di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesi dan lulus pada tahun 1999 dengan tesis berjudul:”Synergic effect of tetracycline in meibomian gland dysfunction’.
  • Pendidikan spesialis mata dilanjutkan dengan menyelesaikan fellowship di bidang katarak dan operasi refraktif serta iperasi vitreo-retina pada tahun 2000 di Jakarta Eye Center.
  • Pada tahun 2017 Waldensius melanjutkan studi ke jenjang pendidikan doctor (S3) di Fakultas Kedokteran, Kesehatab Masyarakat dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada dan berhasil diwisuda dengan IP 3.94 pada hari Senin 03 Februari 2020 dengan judul disertasi “Pengembangan Metode Baru Retinektomi Relaksasi Radial yang Efektif dengan efek samping Minimal pada Ablasio Retina dengan Vitreoretinopati Proliferatif Tingkat lanjut”.

Karier

  • DR dr. Waldensius Girsang, Sp.M (K) adalah seorang Dokter Spesialis Mata Konsultan yang berpraktek di Jakarta Eye Center Menteng, Jakarta Pusat; Jakarta Eye Center Kedoya, Jakarta Barat; dan Jakarta Eye Center Cibubur, Jakarta Timur. Beliau menamatkan pendidikan Spesialis Mata di Universitas Indonesia.
  • DR dr. Waldensius Girsang, Sp.M (K) merupakan anggota Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (PERDAMI). Adapun layanan kesehatan yang beliau berikan meliputi : Konsultasi perihal kesehatan mata.
  • Keahlian Vitreoretina, Cataract. DR Dr. Waldensius Girsang, Sp. M(K)  saat ini adalah anggota aktif di beberapa organisasi terkemua, sepertiIndonesian Ophthalmologist Association [IOA] – PERDAMI, Indonesian Medical Association [IMA] – IDI, dan European Society of Retina Specialist [EURETINA.
  • DR Dr. Waldensius Girsang, Sp. M(K) mengikuti program fellowship di Jakarta Eye Center dan pelatihan vitreoretinal di Zhongshan Ophthalmologic Center, Sun Yat Sen University, Guangzhou, China.
  • Program fellowship dan peIatihan ini memperkaya keahlian dan ilmu beliau dibidang oftalmologi umu, katarak, dan vitreoretinal. Kini beliau bekerja sebagai spesialis mata yang terpercaya karena kehliannya yang unggul. Beliau adalah salah satu anggota dari tim spesialis Katarak, LASIK, dan Vitreoretina
  • Fellowship vitreoretinal Training, Zhongshan Ophtalmic Center, Sun YatSen University, Guangzhou, China.

Organisasi

  • Indonesian Ophthalmologist Association [IOA] –  PERDAMI,
  • Indonesian Medical Association [IMA] – IDI,
  • European Society of Retina Specialist [EURETINA].
  • Penghargaan dari Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia.