Keluarga dan Teman Vs Energi Negatif tentang Covid-19

 
Keluarga dan Teman Vs Energi Negatif tentang Covid-19

LADUNI.ID, Jakarta - Bismillah… Memenuhi banyak permintaan teman-teman untuk berbagi perjalanan saya berjuang menghadapi Covid19, sekaligus mengklarifikasi, karena ada tulisan yang sekarang lagi banyak di-broadcast dengan mengunakan NAMA saya, saya ingin sampaikan bahwa tulisan itu TIDAK benar dari saya. Mohon di-delete saja. Insya Allah lewat tulisan ini bisa lebih otentik.

PART I: Keluarga, Teman VS Energi Negatif

1. Untuk diketahui, saya hari ini (30 Maret) masih masuk karantina hari kedua,  selama 14 hari ke depan untuk tetap stay di rumah, sesuai dengan anjuran Dr Erlang yang merawat saya (terima banyak Dok telah merawat saya dengan sangat baik dan selalu memberi semangat yang luar biasa untuk sembuh).

2. Yang selalu membuat saya selalu optimis dan bersemangat di tengah kondisi yang sangat menekan psikis dan mental saya, selalu ada keluarga dan teman teman yang setia untuk menguatkan dan memberikan booster semangat buat saya melalui doa  yang mereja panjatkan plus berbagai ikhtiyar dengan berbagai cara yang mereka lakukan untuk saya.  Alhamdulillah.

3. Teman teman saya ini (mohon maaf tanpa mengurangi rasa hormat saya, saya tidak bisa sebut satu persatu disini) berusaha melakukan yang terbaik buat saya, mulai mencarikan ambulan, mencarikan rumah sakit yang available kamarnya sampai mengurus berbagai kebutuhan administrasi, resep yang tidak mudah diselesaikan. Kemudian berinisiatif membuat WAG Temporer untuk koordinasi mengurusi saya sampai melakukan teleconference untuk memastikan dan memantau apa saja yang harus dilakukan. Ribuan terima kasih atas bantuan dan supportnya teman teman sekalian.  Hanya Allah yang bisa membalas budi kebaikan teman teman.

4. Adalah sebuah booster semangat tersendiri yang menguatkan mental dan psikis saya, manakala saya merasa tidak sendirian untuk menghadapi ini. Betapa bahagianya punya teman teman yang mau perhatian dan memberikan dukungan dan pertolongan nyata di saat saya tidak bisa melakukan apa apa karena sudah diisolasi di Rumah Sakit.  Alhamdulillah yaa Allah… Engkau hadirkan teman teman yang berhati mulia ini.

5. Mengapa saya harus menyampaikan hal tersebut di PART I ini, karena menurut saya menghadapi covid19 ada 2 MEDAN pertempuran yang harus saya hadapi, yang pertama dari sisi psikis dan mental (sejujurnya menurut saya pribadi ini jauh lebih berat) dan yang kedua sisi medis yang di handle oleh RS beserta paramedisnya.

6. Mengapa psikis dan mental menjadi berat, saya harus katakan karena banyaknya energi negative yang terus menerus bersliweran di gadget kita dan terus di-amplify sepanjang waktu oleh sosmed, WA dan berita berita elektronik (saya tidak melihat TV sama sekali selama di RS) maupun online (yang saya juga puasa selama di RS untuk membukanya, sudah kebayang berita, hanya menambahi beban pikiran). Itu punya pengaruh yang besar bagi mereka saat menjalani proses isolasi dan penyembuhan, akan sangat memberi pressure yang berat.

7. Bayangkan sebelumnya (saat masih sehat) kita  terpapar dan selalu mengikuti berita yang berhawa energi negatif itu, terus kita sendiri ternyata dapat vonis positif covid19 (saya dapat berita pertama dari istri yang di WA dari RS), terus apa yang kemudian akan terlintas dalam pikiran kita, dan bagaimana suasana kondisi psikis dan mental saat itu. Ini ujian yang terberat. Kecemasan, kegelisahan dan ketakutan menjadi pertempuran tersendiri setiap hari selama di RS. Ini akan membuat drop fisik dan psikis padahal saat itu dua duanya sangat di butuhkan agar antibody kita berproduksi dengan baik. This is the real Battle selama di RS, in fact.

8. So please hentikan mulai sekarang untuk broadcast dan sharing yang bernada negatif, manfaat nya lebih kecil dari mudharatnya. Saya harus berjuang tersendiri untuk skip dan menghindari berita apapun tentang covid19 dkknya yang angle-nya negatif dan menebar rasa ketakutan, kegelisahan dan kecemasan. Jadi kalau ada info, broadcast, sharing bernada negatf langsung skip saja atau delete, karena akan banyak akan mempengaruhi fikiran dan jiwa kita. Hal hal yang negatif akan residen terus dalam pikiran dan jiwa kita.

9. Siapapun kita, selalu sebarkan energy positif dari sudut apapun, sehingga optimisme untuk bisa sembuh dan mengatasi Covid19 terus membesar menjadi energi yang membakar fikiran dan jiwa untuk bersemangat dan tetap bersabar serta tawakkal  menjalani proses isolasi berhari hari yang penuh dengan tantangan ini. Di tengah kesibukan paramedis di rumah sakit yang luar biasa, pasti tidak bisa saya  berharap sesuai ekspektasi saya. Belajar sabar yang tak bertepi.

10. Buat teman teman yang masih sehat, selalu tawarkan untuk membantu bila memungkinkan sesuai kemampuan kita masing-masing (walau harus dilakukan secara remote, sudah barang tentu)  Percayalah itu sungguh sungguh sangat berarti dan berharga nilainya  buat teman teman kita yang sedang berjuang saat diisolasi. Rubahlah pertanyaan, dari bertanya bagaimana kabar / keadaan hari ini ? menjadi apa yang bisa saya bantu, atau ucapan doa dan kata kata semangat agar mereka yang diisolasi selalu ada booster spirit yang positif setiap hari yaa setiap hari. Karena pertempuran psikis dan mental di ruang di isolasi itu 24x7.  Kalau bisa jangan membuat call apapun, karena sedikit banyak akan mengganggu (kecuali sangat urgent atau kita sudah sangat  dekat dengan teman yang diisolasi ini) gunakan WA sehingga percakapan menjadi asynchronous.. Jadi  senyamannya teman kita yang sedang diisolasi untuk menjawabnya. Simple tapi membantu. Dan jangan banyak memberondong dengan pertanyaan pertanyaan cukup satu message saja seperti yang saya sarankan di atas.


* Oleh Arief Musta'in, Direktur Indosat Oredoo