Lupa Baca Niat Puasa Ramadhan, Puasanya Sah?

 
Lupa Baca Niat Puasa Ramadhan, Puasanya Sah?
Sumber Gambar: Foto Ist

LADUNI.ID, Jakarta - Ramadhan telah tiba, semua umat islam diwajibkan untuk melakukan puasa sebagaimana atas orang-orang sebelumnya agar mendapatkan derajat Taqwa.

Agar ibadah puasa yang dilakukan sah, maka perlu adanya niat, karena niat merupakan suatu hal yang penting dalam setiap aktivitas, terlebih dalam urusan ibadah, karena bisa membedakan antara adat dan ibadah. Niat dalam menjalankan ibadah puasa Ramadhan dilakukan pada malam hari sebelum puasa dari tenggelamnya matahari sampai sebelum terbitnya fajar. Sebagaimana hadis Nabi Saw.

عَنْ حَفْصَةَ أُمِّ الْمُؤْمِنِيْنَ رَضِيَ اللَهُ عَنْهَا أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: مَنْ لَمْ يُبَيِّتْ الصِّيَامَ قَبْلَ الْفَجْرِ فَلاَ صِيَامَ لَهُ رَوَاهُ الْخَمْسَةُ

Hadis riwayat Hafshah bahwasannya Nabi saw. bersabda “Barang siapa yang tidak berniat puasa di malam hari sebelum terbitnya fajar, maka tidak ada puasa baginya.”(HR. Abu Daud, at Tirmidzi, an Nasa’i, Ibnu Majah dan Ahmad).

Baca juga: Inilah Bacaan Bilal Shalat Terawih Beserta Jawabannya

Sesuai hadits diatas bahwa puasa Ramadhan harus diawali dengan niat di malam harinya, jika tidak maka puasanya tidak sah, lantas bagaimana jika ada seseorang yang lupa niat di malam harinya, tetapi dia makan sahur, apakah dengan makan sahur tersebut sudah mewakili niatnya yang tak terbersitkan di dalam hati, seperti dikutip dari laman islami.co

Al Alim al Allamah Asy Syekh Zainuddin bin Abdul Aziz al Malibari, murid imam ahli fikih Ibnu Hajar al Haitami di dalam kitab Fathul Mu’in telah membahas permasalahan ini. Beliau mengatakan

ولايجزئ عنها التسحر وان قصد به التقوى على الصوم ولا الامتناع من تناول مفطر خوف الفجر ما لم يخطر بباله الصوم بالصفات التي يجب التعرض لها في النية

Makan sahur tidak cukup sebagai pengganti niat, meskipun ia makan sahur bermaksud agar kuat melaksanakan puasa. Dan mencegah dari hal-hal yang dapat membatalkan puasa karena khawatir akan terbitnya fajar juga tidak mencukupi sebagai pengganti niat selama tidak terbersit (di dalam hatinya) niat puasa dengan sifat-sifat yang wajib disinggung di dalam niat.

Baca juga: Lima Adab Berbuka Puasa

Artinya, berdasarkan keterangan tersebut, maka sangat jelas bahwa makan sahur belum mewakili niat puasa yang harus diniatkan oleh orang yang akan berpuasa. Sehingga, puasa yang dilakukan oleh orang yang lupa niat puasa di malam harinya tidak sah, dan harus di-qadha di hari lain jika ia berpuasa di bulan Ramadhan,

Meskipun puasanya tidak dianggap tetapi ia tetap mendapatkan pahala, seperti yang dijelaskan dalam kitab Fathul Mu’in berikut ini:

(و يجب (امساك) عن مفطر (فيه) اى رمضان فقط دون نحو نذر وقضاء (ان افطر بغير عذر) من مرض أو سفر (أو بغائط) كمن أكل ظانا بقاء الليل أو نسي تنبيت النية أو أفطر صوم الشك وبان من رمضان لحرمة الوقت وليس الممسك في صوم شرعي لكنه يثاب عليه

Namun demikian, terdapat pendapat yang menganggap sahnya orang yang sudah sahur walaupun lupa atau tidak sempat niat puasa yang biasa dilakukan setelah shalat tarawih, sebagaimana pendapat yang disampaikan Syekh Ibrahim al-Bajuri berikut:

ولو أكل أو شرب خوفا من الجوع أو العطش نهارا أو امتنع من الأكل أو الشرب أو الجماع خوف طلوع الفجر  فإن خطر بباله الصوم بالصفات التي يشترط التعرض لها كفى ذلك في النية لتضمنه قصد الصوم وهو حقيقة النية.

Bila seseorang makan dan minum (dengan tujuan sahur) karena takut esok siang merasakan lapar dan haus, atau menahan diri tidak makan, minum, dan jimak karena takut sudah terbit fajar sadik (yang menjadi tanda sudah wajib puasa), sambil di dalam hatinya terbesit bahwa besok dia akan melakukan puasa sebagaimana mestinya, maka ini juga sudah mewakili niat puasa, dan inilah hakikat niat.

Artinya, bila kita makan atau minum dengan tujuan agar besok mendapatkan energi untuk berpuasa, itu sama saja mewakili niat, dan puasanya tetap sah.