Keteladanan Rasulullah SAW dalam Membangun Kehidupan Rumah Tangga yang Romantis

 
Keteladanan Rasulullah SAW dalam Membangun Kehidupan Rumah Tangga yang Romantis
Sumber Gambar: Pinterest, Ilustrasi: laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta - Dalam banyak Hadis digambarkan bahwa Rasulullah SAW merupakan sosok laki-laki yang romantis dan pandai memanjakan istrinya. Sifat romantis dan lembut itulah yang membuat keutuhan rumah tangga Nabi Muhammad SAW terjaga dengan baik.

Setidaknya ada empat sifat yang harus kita teladani dari Nabi Muhammad SAW dalam hal berumah tangga. Perilaku yang dicontohkan Nabi SAW adalah cara untuk mempertahankan keutuhan keluarga dengan sebaik-baiknya.

Pertama, Rasulullah SAW tidak pernah kasar dan memukul istrinya. Rasulullah SAW merupakan sosok pribadi yang berakhlak mulia, lembut, dan tidak pernah menyinggung perasaan orang lain. Semasa hidupnya, Rasulullah SAW tidak pernah menggunakan tangannya untuk memukul dan menampar orang, baik istrinya maupun orang lain.

Hal ini sebagaimana yang disebutkan dalam Hadis riwayat Ibnu Majah:

مَا ضَرَبَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَادِمًا لَهُ وَلَا امْرَأَةً وَلَا ضَرَبَ بِيَدِهِ شَيْئًا

Rasulullah SAW tidak pernah memukul pembantu dan perempuan (istrinya). Tidak pernah dia memukul siapapun,” (HR Majah).

Kedua, makan berdua bersama istri. Makan berdua termasuk salah satu cara menjaga dan mempertahankan kemesraan rumah tangga. Apalagi kedua pasangan tersebut makan satu piring dan satu gelas berdua. Rasulullah SAW pernah mencontohkan perilaku ini, sebagaimana yang dikisahkan oleh Sayyidah Aisyah:

كُنْتُ أَضَعُ الْإِنَاءَ عَلَى فِيَّ وَأَنَا حَائِضٌ ثُمَّ أُنَاوِلُهُ لِلنَّبِيِّ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَيَضَعَ فَاهُ عَلَى مَوْضِعِ فِيَّ وَآخُذُ الْعُرْقَ وَأَنَا حَائِضٌ ثُمَّ أُنَاوِلُهُ فَيَضَعَ فَاهُ عَلَى مَوْضِعِ فِيَّ

Saya minum air pada sebuah gelas dalam kondisi haid, kemudian saya menyerahkannya kepada Nabi SAW. Tiba-tiba Nabi SAW menaruh bibirnya persis di bekas tempat saya minum. Saat saya makan sepotong daging, kemudian saya serahkan sisanya kepada Nabi SAW, Beliau juga menaruh bibirnya persis di bekas gigitan saya,” (HR. Ibnu Hibban)

Ketiga, mencium istrinya. Kemesraan Rasulullah SAW dengan istrinya juga dapat dilihat dari kebiasaan beliau mencium istrinya. Sebagaimana diketahui, ciuman memberikan kesan tersendiri bagi perempuan. Karenanya, Rasulullah SAW terbiasa untuk melakukan hal ini supaya hubungannya menjadi semakin mesra. Dalam Musnad Ishaq Ibn Rahaweh disebutkan,

عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ رَسُوْلَ الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَبَّلَ بَعْضَ نِسَائِهِ وَهُوَ صَائِمٌ

Diriwayatkan dari Aisyah bahwa Rasulullah SAW mencium sebagian istrinya, padahal beliau puasa.”

Keempat, memuji istri. Perempuan mana yang tidak senang dipuji dan dimanja. Pujian memang sudah keniscayaan bagi perempuan. Untuk memperkuat hubungan cinta kasih dalam rumah tangga, Rasulullah SAW pun tidak lupa memperlakukan istri-istrinya dengan berbagai macam pujian. Inilah contoh pujian yang diberikan Nabi kepada Sayyidah Aisyah,

فَضْلُ عَائِشَةَ عَلَى النِّسَاءِ كَفَضْلِ الثَّرِيْدِ عَلَى سَائِرِ الطَّعَامِ

Keutamaan ‘Aisyah dibandingkan perempuan lain ialah seperti keutamaan tsarid (roti dicampur daging) di atas seluruh makanan,” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Riwayat di atas menjelaskan kepada kita bahwa Rasulullah SAW adalah sosok lelaki romantis. Beliau sangat tahu bagaimana cara mempertahankan kemesraan keluarga. Karena itu, cara yang dilakukan Rasulullah SAW dalam membangun rumah tangga yang romantis dan penuh berkah tersebut patut diteladani oleh umat Islam dalam berkeluarga. Wallahu A’lam. Semoga Bermanfaat. []


Catatan: Tulisan ini telah terbit pada tanggal 01 Mei 2020. Tim Redaksi mengunggah ulang dengan melakukan penyuntingan dan penyelarasan bahasa.

___________

Penulis: KH. Damanhuri, (Rais Syuriah PCNU Bantul)

Editor: Hakim