Bukti-Bukti Ajaran Wahabi Berbahaya

 
Bukti-Bukti Ajaran Wahabi Berbahaya

LADUNI.ID, Jakarta - Muhammad Ibnu Abdul Wahab Najd bahkan sampai mengaku Nabi dengan membawa agama baru.

Simak penjelasan berikut ini.

والظاهر من حال محمد بن عبد الوهاب انه يدعى النبوة، الا انه ماقدر على اظهار التصريح بذلك،

“Yang jelas dari prilaku Muhammad Bin Abdul Wahab bahwa dia mengaku-ngaku sebagai Nabi, hanya saja dia tidak mampu untuk menyerukan dengan terang-terangan.”

وكان فى اول امره مولعا بمطالعة اخبار من ادعى النبوة كاذبا كمسيلمة الكذاب و سجاح والاسود العنسي و طليحة الاسدي واضراﺑهم فكأنه يضمر في نفسه دعوى النبوّة و لو أمكنه إظهار هذه الدعوة لأظهرها

وكان يقول لأتباعه إني أتيتكم بدين جديد،

Dan pertama yang ia senangi adalah membaca kabar-kabar tentang orang-orang yang mengaku dusta sebagai Nabi. Seperti Musailamah Al-Kadzdzaab, Sijaah, Al-Aswad Al-‘Anasi, Tulaihah Al-Asadi, dan semisal mereka. Maka seakan-akan Iia menyimpan dalam dirinya pengakuan sebagai Nabi, dan jika memungkinkan untuk menampakkan, maka akan ia tampakkan.”

Muhammad Bin Abdul Wahab berkata kepada para pengikutnya:

“Sesungguhnya aku telah datang kepada kalian dengan membawa agama baru”. (Ad-Durar as-Saniyah fi ar-Raddi ala al-Wahhabiyah, hlm. 32)

Muhammad bin Abdul Wahab An Najdi mengkafirkan ulama terdahulu, bahkan menganggap dirinya sendiri kafir sebelum mengaku menerima anugrah/wahyu dari Allah tanpa perantara guru.

Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab berkata:

“Aku pada waktu itu tidak mengerti makna la ilaha illallah dan tidak mengerti agama Islam, sebelum kebaikan yang dianugerahkan oleh Allah. Demikian pula guru-guruku, tidak seorang pun di antara mereka yang mengetahui hal tersebut. Barang siapa yang berasumsi di antara ulama Aridh (Riyadh) bahwa ia mengetahui makna la ilahaillallah atau mengetahui makna Islam sebelum waktu ini, atau berasumsi bahwa di antara guru-gurunya ada yang mengetahui hal tersebut, berarti ia telah berdusta mereka-reka (kebohongan), menipu manusia dan memuji dirinya dengan sesuatu yang tidak dimilikinya.” (Ibnu Ghannam, Tarikh Najd, hal. 310).

Dalam pernyataan di atas, jelas sekali Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab menyatakan bahwa sebelum ia menyebarkan faham Wahhabi, ia sendiri tidak mengerti makna kalimat LA ILAHA ILLALLAH dan tidak mengerti agama Islam. Bahkan tidak seorang pun dari guru- gurunya dan ulama manapun yang mengerti makna kalimat LA ILAHA ILLALLAH dan makna agama Islam.

Pernyataan pendiri wahabi, Muhammad bin Abdul Wahab ini menyatakan bahwa pemahaman Laa ilaha illallah didapatkan langsung dari Allah, dengan kata lain Muhammad bin Abdul Wahab mengaku mendapatkan wahyu secara langsung.

Pernyataan ini menunjukkan bahwa Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab mengkafirkan guru- gurunya, semua ulama dan mengkafirkan dirinya sebelum menyebarkan faham Wahhabi. Pernyataan tersebut ditulis oleh muridnya sendiri, Syaikh Ibn Ghannam dalam Tarikh Najd hal. 310.

Dalam kitab Kasyf al- Syubuhat hal. 29-30, Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab berkata:

“Ketahuilah bahwa kesyirikan orang- orang dulu lebih ringan dari pada kesyirikan orang orang masa kita sekarang ini.”

Maksudnya kaum Muslimin di luar golongannya itu telah syirik semua. Kesyirikan mereka melebihi kesyirikan orang-orang Jahiliyah. Sebagaimana ia tulisdalam kitab Kasyf al- Syubuhat, kitab pendiri Wahhabi yang paling ekstrem dan paling keras dalam mengkafirkan seluruh kaum Muslimin selain golongannya.

Dalam kitab al-Durar al-Saniyyah fi al-Ajwibatal-Najdiyyah, kumpulan fatwa-fatwa ulama Wahhabi sejak masa pendirinya, yang di-tahqiq oleh Syaikh Abdurrahman bin Muhammad bin Qasim, ulama Wahhabi kontemporer, ada pernyataan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab, bahwa:

Ilmu fiqih dan kitab-kitab fiqih madzhab empat yang diajarkan oleh para ulama adalah ilmu syirik, sedangkan para ulama yang menyusunnya adalah syetan syetan manusia dan jin. (Al-Durar al-Saniyyah, juz 3 hal. 56).

Pernyataan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab ini berarti pembatalan dan pengkafiran terhadap kaum Muslimin yang mengikuti madzhab fiqih yang empat.

Dalam berbagai kitab dan risalahnya, Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab selalu menyebutkan kalimat kalimat yang ditujukan kepada orang orang musyrik. Namun ia tidak pernah menyebut seorang pun nama orang musyrik yang menjadi lawan polemiknya dalam kitab-kitab dan tulisannya

و قال له رجل آخر مرة ؛ هذا الدين الذى جئت به متصل أم منفصل ؟؟؟

Seorang Lelaki Pernah Bertanya Kepada Muhammad bin Abdul Wahhab : “Apakah Ajaran Agama Yang Kamu Bawa Ini Muttashil (Bersambung Sampai Ke Nabi) Atau Munfashil (Tidak Bersambung) ??”.

فقال له ؛ حتى مشايخى و مشايخهم إلى ستمائة سنة كلهم مشركون

Muhammad bin Abdul Wahhab menjawab : “Bahkan Guru-Guruku Dan Semua Gurunya Guruku Sampai 600 Tahun Lalu Adalah Musyrik Semuanya”.

فقال له الرجل ؛ إذن دينك منفصل لا متصل ، فَعَمَّنْ أخذتَه ؟؟؟

Lelaki tadi bertanya lagi: “Kalau begitu, ajaranmu ini munfashil (terputus) dan tidak muttashil hingga Rasulullah!!! Lalu dari siapa kamu mengambil ajaranmu?”

فقال ؛ وَحْيٌ إلْهَامُ كَالْخَضْرِ

Muhammad bin Abdul Wahhab menjawab: “Aku mendapatkannya dari wahyu dan Ilham seperti Nabi Khidir”.

Referensi Kitab [AN-NUSHUSH AL-ISLAMIYAH Karya KH.Muhammad Faqih bin Abdul Jabbar Al-Maskumambani Cet.Maktabah At-Tarmasi Lit Turats Hal.20]

Muhammad bin Abdul Wahab juga mengkafirkan ulama sufi dengan mengatakan ulama sufi lebih kafir daripada ulama yahudi dan nasrani, mengkafirkan ulama dengan mentahrif hadist nabi sehingga semua ulama dikafirkan.

Pada suatu kali Muhammad bin Abdul Wahab ditanya, “berapakah orang yang diselamatkan dari yang akan dimasukkan ke dalam neraka pada hari-hari di bukan ramadhan?”

Maka dengan tegas Muhammad bin Abdul Wahab menjawab, “Allah membebaskan 100.000 orang yang akan disiksa di neraka setiap hari pada bulan ramadhan dan di hari terakhir ramadhan Allah membebaskan sebanyak hari hari sebelumnya”.

Kemudian orang yang bertanya berkata, “Apakah pengikutmu sebanyak itu? bahkan 1 persennya pun tidak sampai, lalu mengapa hanya golonganmu saja yang kamu klaim selamat?”

Coba kita hitung ((100.000 x 28) + 2.800.000) × 1.399 tahun jumlah Ramadhan = 7.834.400.000 (tujuh milyar delapan ratus tiga puluh empat juta, empat ratus ribu) orang yang akan diselamatkan dari neraka selama ramadhan. Apakah salafy wahabi sebanyak itu? belum lagi syafaat Nabi saw, para wali, para ulama para hafidz Quran, orang-orang yang mati syahid memperjuangkan agama, dll. Belum lagi orang-orang yang masuk surga tanpa hisab dan masih banyak lagi.

Pantaslah umat wahabi selalu memusuhi ahlulbait juga amalan yang tak sepaham dengan aliran mereka, karena nabi mereka bukan Nabi Muhammad bin Abdullah, tapi Muhammad bin Abdul Wahab.

Allahu yahdik

Wallahu musta’an.

(Penulis Amma Fitria)