Bagaimana Memilih Mainan yang Tepat?

 
Bagaimana Memilih Mainan yang Tepat?

Assalamu’alaikum wr wb

Saya punya anak umur 2,5 tahun laki-laki. Saya ingin bertanya bagaimana cara memilih mainan yang baik dan tepat bagi anak usia segitu? Karena anak saya suka bosan dengan mainannya. Sudah dibelikan mahal-mahal, dimainin sebentar langsung bosan. Atau bahkan dirusak. Saya bingung sebenarnya mainan seperti apa yang bagus? Terima kasih penjelasanny, Pak.

Wassalamu’alaikum wr.wb

Ibunya anak-anak

Jawaban:

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Terima kasih sudah berkunjung ke sini, Bu. Mainan bagi anak adalah salah satu cara untuk mengekspresikan segala keinginan, minat dan juga kepribadian. Oleh karena itu penting sekali bagi kita orang tua untuk memilihkan mainan yang tepat. Satu hal yang perlu dicatat adalah bahwa mainan yang tepat bagi anak tidak berarti harus mahal, yang paling utama adalah mainan itu bernilai edukatif. Makna edukatif ini sendiri tidak hanya berhubungan dengan otak atau kognitif tetapi juga berhubungan dengan emosi (afeksi), sosial dan bahkan spiritual. Berbagai jenis mainan tradisional sebenarnya merupakan contoh jenis mainan yang edukatif, namun sayangnya kalau di kota, mungkin juga di sebagian desa, mainan tradisional sudah mulai hilang.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih mainan, antara lain:

Pertama, mainan itu berfungsi untuk mengajari atau melatih anak mengenal bentuk, model atau pola yang baru. Seperti main dengan menggunakan balok kayu, atau menggambar berbagai bentuk benda  atau lainnya.

Kedua, mainan juga berfungsi melatih indera fisik, kognitif, afeksi dan spiritual. Misalnya mainan yang sifatnya ketangkasan seperti memasukkan bola dalam keranjang, lompat tali dsb.

Ketiga, memilihkan mainan yang mengasah otak dan ketekunan serta ketelitian. Seperti menyusun puzzle, merakit lego, membuat roobot-robotan, dsb.

Keempat, mainan memuat nilai-nilai sosial seperti kasih sayang, berjiwa besar dsb. Biasanya berbentuk aktivitas bersama orang lain seperti petak umpat, bermain dokter-dokteran, dsb.

Kelima, mainan tidak berbahaya bagi anak. Perhatikan betul batas umur yang biasanya dicantumkan di bungkus mainannya. Orang tua harus benar-benar mengawasi anak di saat bermain. Jangan sampai anak memainkan sesuatu yang berbahaya bagi dirinya. Misalnya bermain cutter atau bermain korek api.

Keenam, permainan harus menarik dan menyenangkan bagi anak. Tidak harus mahal untuk membuat anak bahagia. Misalnya bermain hewan-hewanan dan berperan menjadi hewan atau kejar-kejaran atau main bola, dsb. Mainan yang diberikan bukan karena kebutuhan anak, justru membuat anak tidak bahagia.

Mungkin itu beberapa yang bisa saya sampaikan, mudah-mudahan bermanfaat.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Salam hormat,

Dr. M. Fakhrurrozi, M.Psi.Psi