Belajar Islam Itu Berat, Biar Santri Saja

 
Belajar Islam Itu Berat, Biar Santri Saja

LADUNI.ID, Jakarta - Seorang pelajar ilmu agama Islam itu memiliki tanggung jawab yang amat berat. Selain tanggung jawab untuk menjalani kewajibannya agar terus-menerus belajar Islam sesulit apapun, ia juga dituntut untuk mengaplikasikan apa yang dipelajari ke dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat.

Setidaknya, itulah yang diungkapkan oleh Ahmad Baso, intelektual muslim yang sudah memiliki legitimasi keilmuan Islam dan mempunyai banyak karya. Menurut Ahmad Baso, belajar Islam itu ribet, menyakitkan, bahkan bisa menderita secara batin selama bertahun-tahun, apalagi ketika belajar Islam dalam bahasa Arab.

Oleh karena berat itulah, biar santri-santri Islam Nusantara saja yang belajar Islam dengan bahasa Arab-nya, biar santri-santri Islam Nusantara saja yang menjadi pembela Ahlussnunnah wal jamaah, biar santri-santri Islam Nusantara saja yang banting tulang hingga kulit kriput karena mengkaji bahasa Arab untuk menjaga Pancasila dan NKRI.

Sementara masyarakat, hanya tinggal nderek mawon (ikut saja) apa yang dikatakan oleh para kiai dan santri-santri yang sudah berupaya keras belajar Islam. Agar hidup tidak perlu susah-susah, tak perlu ruwet dan stress serta bisa tidur selama 12 jam perhari.

Biar para santri saja yang ngurus cara Anda supaya bisa nyambung dalam melaksanakan ibadah agama Islam secara aman dan damai, supaya mendapat barokah dan syafaat sama Kanjeng Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dan para sahabat yang mulia radliyallahu ‘anhum.

Gambar ini adalah contoh naskah-naskah santri Indonesia di abad ke-19 yang banting tulang ngaji Bahasa Arab untuk tafaqquh fiddin. Santri yang bekerja keras siang malam tidak tidur supaya Anda bisa selamat dunia dan akhirat.

Oleh sebab itulah, Anda tidak perlu malu dan risih belajar kepada mereka para santri yang sudah belajar keras. Anda juga tidak perlu mengaku-ngaku ngaji secara otodidak sama Kanjeng Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, padahal bisanya hanya baca terjemahan terbitan al-Monaslimun.

Belajar agama Islam tidak segampang hanya seperti baca buku novel atau cerita-cerita komik. Belajar agama juga tidak semudah hanya membaca dari buku terjemahan yang isi dan kandungannya sama sekali tidak memberikan efek kebaikan pada kehidupan Anda sehari-hari.

Belajar Islam adalah proses pembelajaran yang tidak ada henti, meski kulit telah keriput, meski rambut sudah menguban. Serahkan saja kepada santri-santri yang sudah mendedikasikan hidupnya untuk belajar dan memahami Islam secara mendalam dan menyeluruh. Karena belajar Islam itu berat, maka itulah biar santri saja.