Sejarah NU Kebumen, Awalnya 9 Orang Meningkat Jadi 90.000

 
Sejarah NU Kebumen, Awalnya 9 Orang Meningkat Jadi 90.000

LADUNI.ID, Jakarta - Pada sekira tahun 1952-an, terdapat rentetan kejadian bersejarah yang tidak bisa dilupakan. Tahun itu terjadi peristiwa keluarnya NU dari Masyumi. Namun demikian, militansi, kaderisasi dan konsolidasi organisasi NU dari bawah merupakan pelajaran sejarah yang penting kita ingat kembali.

Sejak keluarnya NU dari Masyumi, orang-orang NU di Kebumen banyak yang menyembunyikan identitasnya, hal ini terlihat ketika pegawai-pegawai KUA yang NU takut untuk menunjukkan identitas ke-NU-annya. Bukan tanpa sebab, mengingat saat itu Menteri Agama yang menjabat adalah orang Pusat Masyumi.

Ketika Rais Aam PBNU KH Wahab Chasbullah bersama Sekjen KH Idham Chalid dikabarkan akan datang ke Kota Kebumen, semua orang-orang KUA sembunyi dan tidak ada yang menampakkan batang hidungnya sama sekali.

Setibanya KH Wahab dan KH Idham di Kebumen, beliau berdua mencari kantor NU. kemudian sampai lah beliau berdua di bangunan yang dulu adalah kantor NU, namun ternyata bangunan itu sudah berubah menjadi warung klontong.

Mengetahui hal itu, KH Wahab dan KH Idham kemudian mencari masjid untuk shalat dan istirahat. Saat istirahat itulah kebetulan ada marbot masjid yang mengenal KH Wahab, orang itu bernama Abdullah. Marbot masjid itupun mencari orang-orang NU yang bisa diajak untuk ikut kumpul bersama KH Wahab dan KH Idham.

Marbot masjid itupun bertemu dengan 9 orang, yakni 8 orang laki-laki dan 1 orang lagi adalah seorang ibu-ibu yang pernah ikut kegiatan Muslimat NU. Mengetahui hal itu, KH Wahab lantas berujar: “Pas, bintang Sembilan, Wali Songo…!”

Ketika mereka sedang berkumpul di sebuah garasi kantor pengadilan agama yang kebetulan waktu itu tidak terpakai, Mbah Wahab kemudian memulai pertemuan dengan membaca bismillah dan membaca Surat Al-Fatihah, “Dengan ini saya buka Konferensi Cabang NU Kebumen!”.

Pemilihan pengurus NU Kebumen pun berlangsung, dan yang menjadi Ketua Cabang NU Kebumen saat itu adalah Abdullah Afandi. Ketika penutupan Konfercab NU tersebut, KH Wahab kemudian berujar: “silakan bekerja dan tetap istiqamah,” sambil mengutip ayat Qul hadzihi sabili ad’u ilallahi ‘ala bashiratin ana wamanittaba’ani (Q.S. Yusuf ayat 108).

“Insya Allah saya akan datang atau KH Idham dan akan bersua dengan 90.000 anggota NU Kebumen…!” ujar KH Wahab tegas. Malam harinya, KH Wahab dan KH Idham menginap di masjid. Kemudian esoknya paginya langsung mencari kereta api yang menuju ke Jawa Timur.

***

Pada tahun 1955, tepatnya menjelang Pemilu 1955, Konfercab NU Kebumen ternyata dihadiri oleh 1.000-an peserta. Ketika Partai NU di alun-alun Kota Kebumen kampanye, ada ribuan massa NU memenuhi lapangan dan dengan khidmat mereka semua mendengarkan pidato KH Idham Chalid.

Saat itulah, ada 90.000 suara di Kota Kebumen mencoblos Partai NU…! Subhanallah… Barakah bagi kader sembilan-nya Walisongo NU Kebumen. Lahumul fatihah…

Kisah ini diceritakan Ahmad Baso dalam statusnya di Facebook yang bersumber dari ceramah KH Idham Chalid pada bulan Februari 1969 di Cisarua, Bogor (Amak Fadhali, 1969).