Kisah Penakluk Konstatinopel yang Sudah Diprediksi Nabi

 
Kisah Penakluk Konstatinopel yang Sudah Diprediksi Nabi

LADUNI.ID, Jakarta - Dalam sebuah riwayat, Abdullah bin Amru bin Ash memaparkan bahwa suatu saat kala Rasulullah shallallahu ‘alaihi sasallam sedang berkumpul dengan para sahabat, beliau saw ditanyai, "Wahai Rasulullah Saw, kota manakah yang akan ditaklukkan terlebih dahulu oleh Muslimin, Konstantinopel atau Roma?"

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab: "Kota yang dikuasai Heraklius (Konstantinopel) akan ditaklukkan terlebih dahulu!" (HR. Imam Ahmad)

Apa yang disampaikan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam tidak lantas dipahami bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bisa memprediksikan hal-hal yang belum terjadi dengan pengamatan beliau Saw. Tidak demikian! Rasulullah shallallahu alaihi wasallam hanya mengabarkan suatu hal berdasar wahyu yang beliau Saw terima dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Waktu terus bergulir, janji Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam akhirnya direalisasikan oleh seorang pemuda yang bernama Muhammad bin Murad atau yang dalam catatan tinta sejarah emas lebih dikenal dengan sebutan "Muhammad al-Fatih".

Orang tua Muhammad al-Fatih, sultan Muhammad I, menunjuk seorang guru spiritual yang bernama, Aq Syamsuddin untuk membimbing anaknya.

Muhammad al-Fatih kecil banyak belajar dari gurunya tersebut, ia belajar dari gurunya tentang berbagai hal terkait dengan Islam, kecintaan terhadapnya, komitmen memegang nilai-nilai Al-Qur'an dan Sunah, menjaga diri dari yang syubhat dan haram, serta adab menuntut ilmu dan etika menghormati para ulama.

Muhammad al-Fatih juga tersugesti dengan berbagai pesan kebajikan yang disampaikan oleh gurunya. Salah satunya tentang meluasnya pengaruh Islam dan penaklukan kota-kota besar seperti Konstantinopel. Muncul keinginan kuat Muhammad al-Fatih untuk memberikan sumbangsihnya dalam realisasi proyek besar "ekspansi Islam ke wilayah Konstantinopel."

Saat Kota Konstantinopel ditaklukkan, dengan penuh ketawadhukan Muhammad al-Fatih menyampaikan wasiat moral kepada pasukannya, "Wahai pasukan, kalian telah menaklukkan Konstantinopel sesuai dengan sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Tentu beliau Rasulullah Saw sangat senang dengan kemenangan ini, akan tetapi Rasulullah Saw melarang pembantaian, bahkan memerintahkan agar berlemah lembut dengan masyarakat dan berlaku sopan kepada mereka."

Setelahnya, Muhammad al-Fatih turun dari kudanya, dan melakukan sujud syukur. Sejak saat itu, Konstantinopel menjadi ibu kota daulah Utsmaniyyah.

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam sampaikan di hadapan para sahabatnya ihwal informasi jatuhnya kota Konstantinopel ke tangan Muslimin, dan 8 abad setelahnya kabar kenabian itu baru diwujudkan oleh Muhammad al-Fatih dengan pertolongan Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Dalam kitab al-Mubasyyirat bintisharil Islam, salah satu karya monumental Imam Yusuf Qaradhawi, dipaparkan, kota Konstantinopel akhirnya dapat ditaklukkan pada hari selasa, tanggal 20 Jumadal Ula 857 H, atau bertepatan dengan tanggal 29 Mei 1453 M. Perlu diketahui jarak ditaklukkannya kota Konstantinopel dengan prediksi nabawi Rasulullah adalah 800 tahun. Allahu Akbar...!

(Samsul Bahri)