Kisah Kemasyhuran Ilmu dan Kitab Imam Syafi'i

 
Kisah Kemasyhuran Ilmu dan Kitab Imam Syafi'i

LADUNI.ID, Jakarta - Ibunda Imam Syafi'i adalah seorang ibu yang tidak bangga atas kekayaan anaknya. Suatu ketika beliau berkata: "Nak, pergilah menuntut ilmu untuk jihad di jalan Allah SWT, kelak kita akan bertemu di Akhirat saja."

Perintah ibunda Imam Syafi'i kepada Imam Syafi'i sebelum pergi menuntut ilmu. Kemudian, Imam Syafi'i berangkat dari Mekah ke Madinah belajar dengan Imam Malik, kemudian ke Iraq.

Di Iraq, Imam syafi'i bukan hanya 1 atau 2 tahun, karena beliau tidak berani pulang ke rumah dan ketika beliau ingin pulang beliau teringat pesan ibunda (kelak kita bertemu di akhirat saja) sehingga sebelum ada izin dari ibunya, beliau tidak berani pulang ke rumah.

Di Iraq, beliau menjadi orang besar, ulama dan alim. Suatu ketika, ada halaqoh besar di Masjidil Harom, ada seorang ulama besar dari Iraq dalam perkataanya sering menyebut, "Muhammad bin Idris Asy-syafi'i berkata begini begini ..."

Kemudian ibunya Imam Syafi'i bertanya, "Ya Syikh, siapakah Muhammad bin Idris Asy-syafi'i itu?" . Kemudian Syaikh tersebut menjawab dengan bangganya, "Dia adalah guruku, seorang yang 'alim, cerdas, sholeh yang berada di Iraq. Asalnya dari Mekah sini. "

Kemudian, ibu Imam Syafi'i berkata, "Ketahuilah Syaikh, Muhammad bin Idris Asy-Syafii itu adalah anakku."

Syaikh itupun kaget dan tercengang, "Subhaanallaah, wahai ibu, benarkah hal itu?"

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN