Motivasi Memuliakan Sahabat Orang Tua

 
Motivasi Memuliakan Sahabat Orang Tua
Sumber Gambar: Pinterest, Ilustrasi: laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta - Dalam sebuah kesempatan, saya menyempatkan diri untuk bersilaturahim dengan KH. Amin, di Bumiayu Kota Malang. Beliau adalah teman Abah saya saat mondok di Peterongan, Jombang, yang diasuh oleh KH. Ramli Tamim.

Abah saya dulu pendiam dan jarang bicara kecuali dengan orang yang akrab. Memang sudah menjadi kebiasaan, kalau kami ke Kota Malang, kadang mampir ke Bumiayu, biasanya sekedar singgah untuk menunaikan shalat dan sekadar meminum secangkir teh. Karena beliau berdua bersahabat, saya sering melihat Abah bercanda dengan beliau.

Dalam khazanah Islam, memuliakan sahabat dekat orang tua adalah bagian dari berbakti kepada orang tua yang telah wafat, seperti dalam penjelasan Hadis berikut:

ﺇِﺫْ ﺟَﺎءَﻩُ ﺭَﺟُﻞٌ ﻣِﻦْ ﺑَﻨِﻲ ﺳَﻠَﻤَﺔَ، ﻓَﻘَﺎﻝَ: ﻳَﺎ ﺭَﺳُﻮْﻝَ اﻟﻠﻪِ، ﻫَﻞْ ﺑَﻘِﻲَ ﻣَﻦْ ﺑَﺮَّ ﺃَﺑَﻮَﻱَّ ﺷَﻲْءٌ ﺃَﺑِﺮُّﻫُﻤَﺎ ﺑِﻪِ ﺑَﻌْﺪَ ﻣَﻮْﺗِﻬِﻤَﺎ؟ ﻗَﺎﻝَ: ﻧَﻌَﻢْ، اَﻟﺼَّﻼﺓُ ﻋَﻠَﻴْﻬِﻤَﺎ، ﻭَاﻻِﺳْﺘِﻐْﻔَﺎﺭُ ﻟَﻬُﻤَﺎ، ﻭَﺇِﻧْﻔَﺎﺫُ ﻋَﻬْﺪِﻫِﻤَﺎ ﻣِﻦْ ﺑَﻌْﺪِﻫِﻤَﺎ، ﻭَﺻِﻠَﺔُ اﻟﺮَّﺣِﻢِ اﻟَّﺘِﻲ ﻻ ﺗُﻮْﺻِﻞُ ﺇِﻻ ﺑِﻬِﻤَﺎ، ﻭَﺇِﻛْﺮَاﻡُ ﺻَﺪِﻳْﻘِﻬِﻤَﺎ

"Ada seseorang dari Bani Salamah yang datang kepada Nabi dan bertanya: 'Wahai Rasulullah, masih adakah cara saya berbakti untuk kedua orang tua saya yang telah wafat?' Nabi menjawab: 'Ya, ada. Mendoakan orang tua dan memintakan ampunan, merealisasikan wasiatnya, bersilaturahmi ke kerabat orang tua dan memuliakan teman dekat orang tua.'" (HR. Abu Dawud dan Al-Hakim)

Kyai Amin bilang kepada saya, "Terobati rasa rindu saya pada Abah sampeyan." Konon kata orang-orang, saya memiliki wajah mirip dengan Abah saya. Sebab kakak-kakak dan adik saya jauh lebih ganteng dari pada saya.

Menyambung silaturrahim, bertegur sapa, dan bahkan menarik cerita dari sahabat orang tua kita yang telah wafat, akan membuat kita kembali mengenang kebaikan-kebaikan yang telah dilakukan oleh orang tua selama hidupnya. Dengan begitu, kita bisa selalu ingat dan selalu mendoakan orang tua yang telah lebih dahulu meninggalkan kita di alam dunia ini. []


Catatan: Tulisan ini telah terbit pada tanggal 22 Februari 2021. Tim Redaksi mengunggah ulang dengan melakukan penyuntingan dan penyelarasan bahasa.

___________

Penulis: Ustadz Ma’ruf Khozin

Editor: Hakim