Pesantren Cilendek yang berdiri di atas areal seluas 2 hektar kini telah berusia hampir dua abad, karena didirikan pada tahun 1812 oleh KH. Abdullah Muhsin. Kemudian secara berturut-turut dilanjutkan oleh KH. Ahmad, KH. Muhammad Darmuji pelopor ahli Falaq, dan KH. Bahrum ayahanda KH. Atte Mushodik Bahrum sebagai generasi kelima.
Sebagaimana lembaga pendidikan pesantren, maka materi pelajaran yang diberikan kepada para santrinya merupakan kitab-kitab kuning antara lain: Jurumiyyah, Safimatun, Najah, Sulam taufiq hingga Fathul Wahab dan Tafsir Jalalain. “Namun metode pelajaran yang paling terkenal dari Pesantren Cilendek adalah ahli falaq, alat, dan fiqh,” ungkap KH. Atte Mushodik Bahrum, penulis buku Ilmu Shorof bagi pesantren-pesantren di Jawa Barat.
Seiring dengan perkembangan zaman, kini keberadaan pesantren kian dilirik berbagai pihak untuk memasyarakatkan program pembangunan, dan masuknya teknologi informasi serta sektor industri dalam rangka membangunan sumber daya manusia, memperluas lapangan kerja dan usaha.
UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU.
KLIK
LOGIN
Relasi Pesantren Lainnya
Belum ada pesantren yang berelasi dengan pesantren ini.
Memuat Komentar ...