Khutbah Jumat: Ayat Kursi di Tengah Pandemi COVID-19

 
Khutbah Jumat: Ayat Kursi di Tengah Pandemi COVID-19
Sumber Gambar: Foto Ist

KHUTBAH PERTAMA :

الحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ خَلَقَ الزّمَانَ وَفَضَّلَ بَعْضَهُ عَلَى بَعْضٍ فَخَصَّ بَعْضُ الشُّهُوْرِ وَالأَيَّامِ وَالَليَالِي بِمَزَايَا وَفَضَائِلَ يُعَظَّمُ فِيْهَا الأَجْرُ والحَسَنَاتُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى بِقَوْلِهِ وَفِعْلِهِ إِلَى الرَّشَادِ. اللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ علَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمّدٍ وَعَلَى آلِه وأصْحَابِهِ هُدَاةِ الأَنَامِ في أَنْحَاءِ البِلاَدِ. أمَّا بعْدُ، فيَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا اللهَ تَعَالَى بِفِعْلِ الطَّاعَاتِ. فَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَىٰ وَاتَّقُونِ يَا أُولِي الْأَلْبَابِ 

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Mari kita senantiasa berusaha meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan kepada Allah subhanahu wa ta’ala dengan cara melaksanakan semua kewajiban dan menjauhkan diri dari seluruh yang diharamkan.

Di masa pandemi Covid 19 sangat terasa melemahnya ekonomi suatu negara. Kondisi demikian bisa menimbulkan resesi ekonomi. Namun dalam hal yang demikian, optimisme seorang muslim harus terus bangkit dengan keimanan dan keyakinan. Golden Ways dalam kondisi seperti ini adalah “Allah tahu akan kebutuhan hamba-Nya”. Untuk mewujudkan golden ways tersebut yaitu dengan memperbanyak doa dan dzikrullah. Doa merupakan bentuk keyakinan kepada Sang Pemberi Rezeki, dzikir merupakan sarana untuk mengingat nama-Nya dalam kondisi apapun.

 Baca juga: Khutbah Jumat: Ayat Muhkam dan Mutasyabih

Ada ayat-ayat di dalam Al Quran yang harus dilazimkan untuk dibaca pada kondisi paceklik seperti masa pandemi Covid 19. Ayat Kursi merupakan ayat yang tertera di dalam surat al-Baqarah ayat 255.  Dinamakan ayat kursi karena memuat kata Al-Kursi. Ayat terebut ayat yang agung di mata Rasulullah. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad Saw yang diriwayatkan oleh Ubay bin Kaab , “Paling agungnya ayat di dalam kitabillah (al-quran) ayat Kursi.”

Inilah bacaan ayat kursi yang ada di surat al-Baqarah ayat 255

اللّهُ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ لاَ تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلاَ نَوْمٌ لَّهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأَرْضِ مَن ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلاَّ بِإِذْنِهِ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلاَ يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهِ إِلاَّ بِمَا شَاء وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضَ وَلاَ يَؤُودُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ -٢٥٥-

"Allah, tidak ada tuhan selain Dia.Yang Maha Hidup, Yang terus menerus Mengurus (makhluk-Nya), tidak mengantuk dan tidak tidur. Milik-Nya apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Tidak ada yang dapat memberi syafaat di sisi-Nya tanpa izin-Nya. Dia Mengetahui apa yang di hadapan mereka dan apa yang di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui sesuatu apa pun tentang ilmu-Nya melainkan apa yang Dia Kehendaki. Kursi-Nya** meliputi langit dan bumi. Dan Dia tidak merasa berat Memelihara keduanya, dan Dia Maha Tinggi, Maha Besar. .” (QS. Al-Baqarah [2]:255)."

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Sayyid Muhammad bin Alwi al-Maliki menyebutkan bahwa Al-Kursi merupakan salah satu mahluk agung ciptaan Allah. Ia lebih besar daripada seluruh langit dan bumi. Langit yang tujuh dan bumi yang tujuh bukanlah apa-apa di sisi al-Kursi selain sebuah cincin yang dilemparkan ke tanah lapang. (Muhammad al-Maliki:1971:246).

Baca juga: Khutbah Jumat: Covid di Antara Qobidh dan Khofidh

Di sisi lain ayat kursi mempunyai kandungan dan manfaat bagi orang yang membacanya di saat keadaan sulit. Sebagaimana Rasulullah bersabda, “Barangsiapa yang membaca ayat kursi dan akhir surat al-Baqarah (ayat 285-286) pada kondisi paceklik maka Allah akan membantunya.Hadis ini kemudian diberikan syarah oleh Abu Qatadah. Beliau berkata, “Barangsiapa yang membaca ayat al-Kursi pada saat kesusahan, niscaya Allah menolongnya.” Ia pun dinamakan ayatul Musta’inin wal Musta’idzin wal Mutarji’in wal Mustajirin (ayat orang-orang yang minta tolong, minta perlindungan, minta kembali, dan minta penjagaan). Juga dinamakan al-Haris (sang pengawal), al-Waqiyah (sang pelindung), dan Dafi’ah (sang pembela).”

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Sayyid Muhammad bin Alwi al-Maliki mengatakan bahwa ayat kursi juga dinamakan ayat al-fath (ayat kemenangan), ayat al-barakah wa al-nama’ (ayat keberkahan dan pertumbuhan), al-ayat al-muqaddasah (ayat yang dikuduskan), serta dinamakan ayat al-tawhid (ayat pengesaan), dan ayat al-mustaghitsin (ayat-ayat orang yang minta tolong). (Muhammad al-Maliki:1971:248).

Pernyataan di atas menunjukkan bahwa ayat kursi yaitu ayat yang mengandung keberkahan. Berkah secara etimologi yaitu menambah kebaikan atau kebahagiaan. (Yusuf Muhammad al-Baqai:2008:107). Berarti ayat kursi yaitu ayat yang berimplikasi pada kebaikan dan kebahagiaan bagi orang yang membacanya. Sebagaimana Rasul bersabda, “Tuannya al-Quran yaitu surat al-Baqarah, tuannya surat al-Baqarah yaitu ayat al-Kursi. Sesungguhnya pada surat tersebut terdapat lima puluh kalimat, pada setiap kalimat mengandung lima puluh keberkahan.”

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Muhammad al-Baqir berkata, “Barangsiapa yang membaca ayat al-Kursi sekali maka Allah akan menjauhkan atasnya atas seribu hal yang dibenci olehnya dari kebencian-kebencian dunia, dan Allah juga menjauhkan hal yang dibenci olehnya dari kebencian-kebencian akhirat. Selain itu Allah akan melenyapkan kebencian dunia atasnya yaitu kemiskinan, dan Allah akan melenyapkan kebencian akhirat atasnya yaitu azab kubur.”

Melalui pernyataan di atas, umat muslim harus melazimkan membaca ayat kursi setelah shalat atau dalam kondisi apapun kecuali di kamar mandi. Sebagaimana Rasul bersabda, “Barangsiapa yang keluar dari rumahnya membaca ayat al-Kursi maka Allah akan mengutus tujuh puluh ribu malaikat yang meminta ampun dan mendoakan untuknya. Lalu apabila ia kembali ke rumahnya serta masuk ke rumahnya dengan membaca ayat al-Kursi kembali maka Allah menghilangkan kemiskinan di antara kedua kelopak matanya (dirinya).”

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Manfaat dan khasiat yang luar biasa dalam membaca ayat Kursi tersebut. Jika ayat Kursi ini dibaca setiap muslim yang ada di Indonesia maka resesi ekonomi akan tidak menghampiri bumi pertiwi ini. Syekh Muhammad bin Abdurrahman al-Hubaisyi menganjurkan umat muslim untuk melazimkan membaca ayat Kursi ini pada pagi, petang, dan pada setiap waktu. Sebagaimana Rasul bersabda, “Tidaklah ayat ini dibaca (ayat Kursi) di rumah melainkan syaitan kabur selama tiga hari, bahkan ia kabur selama tiga puluh  hari. Lalu tidak masuk bila dibacanya atas sihir dan teluh selama empat puluh malam.”

Imam Al-Tsalabi juga berkata, “Allah sungguh telah menjadikan ayat Kursi ini sebagai perlindungan bagi orang-orang yang beriman atas gangguan syaitan.” (Muhammad al-Hubaisyi:1976:118). Gangguan syaitan tersebut berupa goyahnya keyakinan dan keimanan kepada Allah sehingga menyebabkan stress, depresi, dan putus asa. Padahal Allah telah mengatur rezeki dan umur manusia sesuai dengan ketentuan-Nya. Namun seberapa yakin dan dekat manusia dengan-Nya. Maka di dalam ayat Kursi inilah disebutkan nama Allah Swt sebagai penambah keyakinan tersebut.

Baca juga: Khutbah Jum’at: Bahagianya Berbaik Sangka dan Rasa Optimis

Oleh karena itu di tengah pandemi Covid 19 ini, marilah kita perbanyak membaca ayat Kursi ini. Semoga Allah turunkan pertolongan dan mengangkat Covid 19 ini secepat-cepatnya.

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Demikianlah khutbah singkat ini, semoga kita semua termasuk golongan orang-orang yang senantiasa mengharap rahmat Allah SWT untuk mencapai kebahagian didunia dan akhirat. Amin...

أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُسْلِمِيْنَ إِنَّهُ هُوَ السَمِيْعُ العَلِيْمُ

KHUTBAH KEDUA :

اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا أَمَّا بَعْدُ

فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

DO’A KHUTBAH :

اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ.

اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ

 

____________________________________________
*Oleh Sayyid Muhammad Yusuf Aidid, S.Pd, M.Si
Dosen Agama Islam Universitas Indonesia dan PNJ