Uniknya Kota Tarim, Tarawih Tanpa Jeda Hingga Sahur

 
Uniknya Kota Tarim, Tarawih Tanpa Jeda Hingga Sahur
Sumber Gambar: Foto (Ist)

Laduni.ID, Jakarta – Perbedaan dalam menjalani ibadah Tarawih, sepanjang bulan Ramadhan di Indonesia biasanya hanya terlihat dari jumlah raka'atnya saja. Perihal rakaat, ada yang mengerjakannya 8 rakaat, berlanjut 3 rakaat dengan witir. Lalu tidak sedikit yang melaksanakan ibadah sunnah Tarawih itu sebanyak 20 rakaat dan dilanjutkan dengan 3 rakaat witir. Baik yang 8 rakaat maupun yang 20 rakaat lazim dilakukan secara berjamaah di masjid sepanjang bulan puasa Ramadhan. 

Berbeda dengan Tarim, sebuah kota mungil di Hadramaut, Yaman. Umumnya, masjid-masjid di 'Kota Seribu Wali' ini melangsungkan ibadah tarawih sebanyak 100 rakaat hingga jelang sahur. Uniknya, setiap masjid disana rupanya tidak seragam dalam melangsungkan ibadah sunnah Tarawih. Di Indonesia, lazimnya, setelah Isya, dan sunnah ba'diyyah, 2 rakaat, segera menjalankan ibadah Tarawih. Tetapi tidak Tarim. Di Kota Pusat Kebudayaan Islam Dunia itu, ibadah sunnah Tarawih tidak seragam, walau jemaah yang datang tidak pernah sepi. Di kota yang populer dengan sebutan Al-Ghanna (artinya daerah yang subur), kita (jamaah) dapat memilih waktu, kapan hendak shalat Tarawih. 

Sekitar 365 masjid yang berada di wilayah Tarim, waktu melangsungkan Tarawihnya berbeda-beda. Kita tinggal memilih jam berapa kita ingin melangsungkan Tarawih, InsyaAllah ada masjid yang menggelar Tarawih. Misalnya saja di Masjid As-Sakran, Tarawih dilaksanakan pada pukul 21.00 waktu setempat kemudian sekitar seratus meter dari masjid As Sakran, terdapat Masjid Ba’alawi, dibangun oleh Imam Ali bin Alawi Khali’ Qasam (529 H). Masjid yang mempunyai kembaran di Singapura ini, menyelenggarakan Tarawih pada pukul 23.00. Lalu di Masjid Al-Muhdar pada pukul 01.00 tengah malam. Dan menjelang sahur atau sekitar pukul 02.30, para jamaah biasanya mengikuti shalat tarawih di Masjid Jami’, atau masjid terbesar di Tarim.

Demikian juga dengan ratusan masjid lain yang mempunyai jam khusus, namun selalu dipenuhi jamaah. Sedangkan untuk shalat Witir, salah satu masjid yang letaknya berada di dalam Rubath Tarim, melakukannya dengan 11 rakaat. Sementara itu, di beberapa kota lainnya yang ada di Yaman, beberapa masjid menggelar jama’ah Tarawih dua kali. Pertama ketika awal Isya yaitu sekitar jam 08.30, dan yang kedua adalah ketika lepas tengah malam, sekitar jam 02.00.
Selain itu, durasi shalat Tarawih di masjid-masjid pun bervariasi, mulai dari 30 menit, 45 menit hingga 2 jam. Namun biasanya mereka melaksanakan Tarawih dalam durasi 45 menit. Bacaan yang dibaca saat shalat Tarawih pun bervariasi, mulai dari ayat pendek, juz 30, setiap juz, bahkan hingga 2 juz setiap malam.
Awal Ramadhan semisal di Haami, dilangsungkan khataman Al-Qur’an di setiap masjid tiap malamnya hingga malam terakhir Ramadhan. Menariknya lagi wanita di Hadramaut kebanyakan shalat tarawih di rumah, sedangkan waktu puasa di Yaman sekitar 14 jam kurang lebih. Begitulah gambaran shalat Tarawih di Tarim, Hadhramaut, Yaman. Ramadhan bulan yang berkah. Semoga keberkahannya bisa kita rasakan sebagai umat Nabi Muhammad. Shollu 'Alan Nabi Muhammad. (Editor: Ali Ramadhan)