Panik itu Asbab Datangnya Penyakit

 
Panik itu Asbab Datangnya Penyakit
Sumber Gambar: Dok. Laduni.ID (ist)

Laduni.ID, Jakarta – Di dalam kitab Hilyatul Auliya' ada sebuah Hikayah yang sangat bermanfaat untuk kita. Di kisahkan ada seorang waliyullah yang bisa melihat dan bisa bercengkrama dengan makhluk yang tak kasat mata (ghoib). Pada suatu hari ada rombongan wabah tho'un pergi untuk ke kota Damaskus, di tengah perjalanan, wabah itu bertemu dengan seorang waliyullah.

Kemudian sang wali bertanya, “Hai wabah, kalian semua hendak mau kemana?”

“Kami semua ingin pergi ke kota Damaskus syekh,” jawab mereka (wabah).

“Berapa lama dan berapa banyak orang yang meninggal di sebabkan oleh kalian,” tanya sang wali.

“Kami semua di perintah oleh Allah untuk bermukim di Damaskus selama dua tahun dan orang yang meninggal karena kami sebanyak seribu orang,” jawab sang wabah yang kemudian meneruskan perjalanan.

“Oh, gitu ya,” jawab sang wali.

Singkat cerita, di Damaskus tersebar berita bahwa yang mati sebanyak 50 ribu orang. Hingga berita itu terdengar oleh sang wali yang membuat sang wali penasaran.

Ahirnya sang wali menemui wabah itu dan bertanya, “Hai wabah, engkau kan pernah berjanji kepadaku bahwa yang mati disebabkan kalian itu hanya seribu orang, tapi kenyataanya yang meninggal itu sebanyak lima puluh ribu orang?” tanya sang wali dengan penuh penasaran.

“Memang benar syekh, orang yang mati gara-gara kami hanya seribu orang. Sedangkan yang lainnya 49.000 orang itu meninggal gara-gara panik dan takut yang sangat, karena sangat takutnya membuat iman mereka tipis dan imun tubuhnya lapuh hingga membuatnya meninggal,” jawab sang wabah.

*Jangan lupa untuk membaca Surat Yasin,

وفی أيّ بلد إذا قرئت أو فسّرت رفع الله تعالی عنهم البلاء والقحط والغلاء والطّاعون والوباء والمرض بحرمتها

Dan membaca kalimat Salamun Qaulam Min Robbir Rohiim sebanyak 280 kali setiap hari.

قال الإمام السّيوطی : من واظب كلّ يوم يقرأ سَلَامٌ قَوْلًا مِنْ رَبِّ الرَّحِيْمِ(مائتين وثمانون مرّة) فإن شاءالله سلامة من البلاء والوباء

Dikutip dari Agil Ahmad


Editor: Daniel Simatupang