Ustadz Ma'ruf Khozin: Ikhtiar Batin Bersamaan dengan Disiplin Prokes

 
Ustadz Ma'ruf Khozin: Ikhtiar Batin Bersamaan dengan Disiplin Prokes
Sumber Gambar: Dok. Laduni.ID (ist)

Laduni.ID, Jakarta – Ada sebagian masyarakat yang tidak percaya dengan adanya covid-19, mereka percaya bahwa covid hanyalah teori konspirasi yang berkembang bersamaan dengan tipu daya pemerintah, sehingga dapat meraup untung dari masyarakat.

Dibeberapa daerah juga ditemukan sebagian masyarakat yang tidak percaya dengan adanya wabah, namun mereka melihat realitas bahwa telah banyak orang meninggal karenanya. Sehingga mereka melakukan tradisi mengelilingi kampung dengan membaca shalawat Burdah sambal membawa obor dan kentongan. Hal itu dilakukan agar tidak banyak orang meninggal karena wabah tersebut.

Ustadz Ma’ruf Khozin percaya bahwa keampuhan doa kepada Allah lewat shalawat, bahkan beliau mendapat beberapa ijazah dari guru-guru untuk diamalkan. Namun beliau juga menyayangkan dengan aplikasi ijazah yang dirasa kurang tepat, sebab mengesampingkan protokol kesehatan.

“Kita cukup belajar dari perjalanan Thaun/wabah yang dialami oleh Umat Islam di abad pertengahan,” kata beliau dalam postingan di laman Facebook pribadinya, Jumat (6/8/2021).

Beliau juga menambahkan, ketika Al-Hafidz Ibnu Hajar mengisahkan dua peristiwa di negeri Syam dan Mesir dalam kitabnya Badzl Ma'un fi Fadli Thaun, halaman 328-329.

فصاروا يدعون ويصرخون صراخًا عاليًا فذكر أن الناس خرجوا إلى الصحراء ومعظم أكابر البلد فدعوا واستغاثوا، فعظُم الطاعونُ بعد ذلك، وكَثُرَ، وكان قبل دعائهم أخفُّ

“Pada tahun 749 H penduduk Damaskus berdoa dan menjerit dengan keras. Disebutkan bahwa mereka keluar menuju lapangan bersama para pembesar negeri itu, mereka berdoa dan istighosah (minta pertolongan) lalu Thaun – wabah – semakin meluas dan makin banyak, padahal sebelumnya masih sedikit."

Kemudian Al-Hafidz Ibnu Hajar menjelaskan kejadian yang sama di negeri beliau, Mesir:

ووقع هذا فى زماننا، حين وقع أوَّلُ الطاعونِ بالقاهرة فى السابع والعشرين من شهر ربيع الآخَر سنة ثلاث وثلاثين وثمانمائة، فكان عددُ من يموتُ بها دون الأربعين، فخرجوا إلى الصحراء فى الرابع من جمادى الأولى، بعد أن نُودى فيهم بصيام ثلاثة أيام، كما فى الاستسقاء، واجتمعوا، ودعوا، وأقاموا ساعةً، ثم رجعوا، فما انسلخ الشهر حتى صار عددُ من يموت فى كل يومٍ بالقاهرة فوق الألف، ثم تزايد

“Di zaman kami, ketika awal terjadi Thaun di Kairo, bulan Rabiul Awal 833 H, korban meninggal kurang dari 40 orang. Kemudian penduduk Kairo keluar menuju lapangan di bulan Jumadal Ula setelah diserukan puasa 3 hari seperti dalam Salat Istisqa' (meminta hujan), mereka berkumpul, berdoa beberapa jam lalu kembali ke rumah. Setelah akhir bulan jumlah orang yang wafat di Kairo setiap harinya di atas 1000 orang, kemudian terus bertambah.”

Ustadz Ma’ruf Khozin berpesan agar ketika hendak melaksanakan doa Bersama kepada Allah tidak melupakan protokol kesehatan. “Jadi, bila mengadakan doa bersama di kampung harus tetap disiplin memakai masker dan menjaga jarak, setelah itu mencuci tangan dengan sabun/hand sanitizer,” ujar beliau.

Sumber: Ustadz Ma’ruf Khozin


Editor: Daniel Simatupang

Aktifkan Nada Sambung pribadi Tausiyah Ustadz Ma'ruf Khozin "DZIKIR SOLUSI MUSIBAH"
Dengan cara ketik DSMUA kirim SMS ke 1212
Tarif: Rp. 9900 / bulan khusus pengguna Telkomsel