Kisah Inspiratif: Bersedekah dan Misteri Bola Pingpong

 
Kisah Inspiratif: Bersedekah dan Misteri Bola Pingpong
Sumber Gambar: Dok. Laduni.ID (ist)

Laduni.ID, Jakarta – Alkisah, Zaidun, seorang siswa SD yang berprestasi tetapi memiliki ayah yang agak pelit untuk bersedekah. Ayahnya termasuk orang yang mampu tetapi tidak mau bersedekah. Zaidun kerapkali mengingatkan ayahnya untuk bersedekah. Mungkin karena sering diingatkan akhirnya ayah Zaidun akan bersedekah tetapi dengan syarat anaknya mendapatkan rangking 1 di sekolahnya.

Akhirnya Zaidun, mendapat rangking 1. Sang ayah menepati untuk bersedekah. Tidak hanya itu, Ayahnya menawarkan untuk membelikan tas baru sebagai hadiah, tapi Zaidun meminta bola pingpong.

Sampai kelas 6 SD, Zaidun selalu rangking 1. Sang ayah selalu menawarkan hadiah menarik seperti sepeda, laptop dan sebagainya, tapi Zaidun selalu menolak hadiah itu dan tetap meminta bola pingpong.

“Untuk apa kau meminta bola pingpong?” tanya ayahnya.

“suatu saat nanti akan aku beritahu,” jawab Zaidun.

Setelah lulus SMP dengan nilai tertinggi, sang ayah tetap bersedekah dan menawarkan motor baru sebagai hadiah, tapi Zaidun tetap meminta bola pingpong saja.

“Untuk apa kau begini banyak meminta bola pingpong?” tanya ayah.

“suatu saat nanti akan aku beritahu, ayah,” jawab Zaidun.

Lulus SMA dengan nilai paling baik di sekolah favorit, sang ayah menawarkan mobil pada anaknya, tapi Zaidun masih meminta bola pingpong. Ketika ditanya, jawabannya masih sama.

Saat Zaidun lulus kuliah dengan hasil yang sangat baik dan diterima bekerja di perusahaan ternama, sang ayah tetap bersedekah dan menawarkan rumah mewah untuk anaknya, namun Zaidun masih meminta bola pingpong sebagai hadiah.

Saat menikah pun, Zaidun masih memilih bola pingpong sebagai hadiah. Setelah bertahun-tahun, sang ayah sakit dan mendekati ajalnya, dia menelepon anaknya.

“Sudah saatnya kau beritahu ayah, sebenarnya untuk apa semua bola pingpong yang kau minta selama ini?” tanya sang ayah terbatuk-batuk.

“Biar aku yang ke sana ayah, akan aku katakan semuanya,” jawab Zaidun sambil menahan tangis.

Di tengah perjalanan menuju rumah sakit, Zaidun menerima telpon dari pihak rumah sakit bahwa ayahnya meninggal. Zaidun pun panik sehingga mengalami kecelakaan yang merenggut ajalnya. Hingga pada akhirnya tidak ada seorang pun tahu apa maksud dari bola pingpong yang dimintanya sejak kecil itu.

Oleh: Ahmad Fadhli HS


Editor: Daniel Simatupang