Doa Iftitah, Doa Pembuka Pintu Langit

 
Doa Iftitah, Doa Pembuka Pintu Langit
Sumber Gambar: Pinterest, Ilustrasi: laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta - Shalat bukan lagi sebuah kewajiban, namun sudah seharusnya menjadi sebuah kebutuhan. Dengan shalat, seorang Muslim menunjukkan kepasrahan dirinya kepada Allah SWT. Shalat juga berarti doa, karena mulai dari takbiratul ihram hingga salam mengandung banyak doa. Salah satunya adalah doa iftitah.

Doa yang dibaca setelah takbiratul ihram ini adalah doa yang merupakan ketetapan dari Rasulullah SAW. Doa iftitah mengandung pujian atas kebesaran Allah 'Azza Wa Jalla dan pengakuan atas kelemahan seorang hamba hingga memerlukan perlindungan dan pengampuanan dari-Nya. Serta berisi permohonan petunjuk agar diberikan akhlaq yang mulia dan dihindarkan dari berbagai akhlaq yang buruk.

Dalam kitab Ibanatul Ahkam dijelaskan bahwa Ibnu Umar r.a pernah meriwayatkan bahwa pada suatu waktu kami shalat bersama Nabi Muhammad SAW, tiba-tiba saja ada seorang jamaah bersuara “Allahu akbar kabiiro walhamdulillahi katsiro wasubhanallahi bukrataw waashila”  lantas Rasulullah SAW bertanya “Siapa yang mengatakan kalimat tadi?” orang yang bersuara tadi menjawab “Saya Ya Rasullallah!” kemudian Rasulullah berkata “Saya heran dengan kalimat itu, karena kalimat itu mampu membuka pintu-pintu langit.”

Lalu Ibnu Umar berkata semenjak mendengar pernyataan Rasulullah itu (tentang doa iftitah), aku tidak pernah meninggalkan bacaan kalimat tersebut setiap shalat.

Adapun bacaan dan terjemahan dari doa iftitah yang dibaca setelah takbiratul ihram (rakaat pertama) sebelum surat Al-Fatihah adalah sebagai berikut:

اللهُ اَكْبَرُ كَبِيرًا وَالْحَمْدُ لِلهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَاَصِيْلًا

“Allah Maha Besar lagi sempurna kebesaran-Nya, segala puji bagi Allah dengan sebanyak-banyak pujian. Dan Maha Suci Allah sepanjang pagi dan sore.”

اِنِّى وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِيْ فَطَرَالسَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا اَنَا مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ

“Kuhadapkan wajahku kepada Dzat yang mencipta langit dan bumi dalam keadaan lurus dan pasrah. Dan aku bukanlah dari golongan orang-orang yang menyekutukan Allah.”

إِنَّ صَلاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَبِذَ لِكَ اُمِرْتُ وَاَنَا مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ

"Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku semata hanya untuk Allah Tuhan Semua Alam, tiada sekutu bagi-Nya. Dan begitulah aku diperintahkan dan aku tergolongan orang-orang muslim.” []


Catatan: Tulisan ini telah terbit pada tanggal 30 Desember 2021. Tim Redaksi mengunggah ulang dengan melakukan penyuntingan dan penyelarasan bahasa.

Penulis: Nasirudin Latif

Editor: Ahmad Syahroni