Puisi untuk Gus Dur: Ketika Hadir Tak Dikenal, Ketika Pergi Dicari-Cari

 
Puisi untuk Gus Dur: Ketika Hadir Tak Dikenal, Ketika Pergi Dicari-Cari
Sumber Gambar: Dok. Laduni.ID (ist)

Laduni.ID, Jakarta – Sebuah puisi karya KH. Husein Muhammad ini sangat fenomenal, puisi ini ditujukan kepada mantan Presiden RI ke-4 sekaligus mantan Ketua Umum PBNU, KH. Abdurrahman Wahid. Puisi ini dibacakan Buya Husein saat Haul ke-5 Gus Dur pada Desember 2014, berikut puisinya:

فِى يَومِ وَفَاةِ Gus Dur قُلْتُ لَهُمْ:

كَيْفَ لَا يَطِيرُ البُلْبُلْ

وَيُمَزِّقُ اَلْفَ حِجَابٍ

عِنْدَمَا نَادَاهُ الْحَبِيْبُ: إِرْجِعِى

Pada hari Gus Dur wafat, aku katakan kepada mereka:
Mana mungkin Bulbul tak terbang pulang,
Merobek seribu tirai penghalang,
Ketika diseru sang Kekasih: “Irji’I,”
Pulanglah ke dalam pelukan-Ku.

يَا مَنْ أَنْتَ فِى سَاعَةِ الْاَلَمِ رَاحَةٌ فِى نَفْسِى

يَا مَنْ أَنْتَ فِى مَرَارَةِ الْفَقْرِ كَنْزٌ لِرُوحِى

يَا مَنْ أَنْتَ فِى ظُلْمَةِ الْجَهْلِ نُورٌ فِى عَقْلِى

Duhai dikau, yang ketika aku dirundung duka-nestapa,
Adalah pelipur jiwaku,
Duhai, dikau, yang ketika aku dihimpit pahitnya kepapaan,
Adalah perbendaharaan ruhku,
Duhai dikau, yang ketika aku ditelikung kegelapan,

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN