Tujuh Hikmah Doa yang Belum Terkabul

 
Tujuh Hikmah Doa yang Belum Terkabul
Sumber Gambar: Pinterest, Ilustrasi: laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta - Umat Islam dianjurkan agar selalu berdoa kepada Allah SWT. Karena dengan berdoa, seseorang akan merasa dekat kepada Allah SWT. Doa juga dapat menjadi kunci mendapatkan suatu capaian kebaikan, yang tentunya dibarengi dengan ikhtiar untuk meraihnya. Tetapi semuanya atas kehendak dari Allah. Dan doa dalah bentuk kepasrahan seorang hamba atas segala hal yang ditakdirkan itu.  

Namun tidak jarang tebersit satu pikiran yang mempertanyakan tentang doa yang tak kunjung dikabulkan oleh Allah SWT. Tidak perlu gelisah dan berputus asa, sebab pada saat doa kita belum dikabulkan, bisa jadi hakikatnya Allah SWT sedang menginginkan diri kita untuk semakin mendekatkan diri kepada-Nya. Bisa jadi Allah sedang ingin memaksimalkan usaha kita dalam mencapai suatu keinginan.

Mungkin, usaha kita saat ini belum mencapai pada batas minimal persyaratan untuk mendapatkan apa yang kita minta. Maka dengan demikian, kita masih dilatih untuk dapat mengoptimalkan potensi yang ada pada diri kita. Guna untuk mencapai hasil yang maksimal sebagaimana yang kita harapkan melalui doa-doa kita kepada Tuhan yang Maha Berkehendak.

Jika berkenan sejenak berpikir positif dan selalu husnudhon kepada Allah SWT, setidaknya kita akan mendapati hikmah belum dikabulkannya doa itu. Di antaranya adalah berikut ini:

1. Mungkin Allah SWT menunda mengabulkan doa kita di dunia karena hendak ditangguhkan di akherat atau digantikan dengan pengampunan dosa.

Nabi Muhammad SAW pernah bersabda:

“Tidak seorangpun yang berdoa, kecuali akan dikabulkan. Pengabulannya itu bisa segera di dunia ini, dan bisa juga ditangguhkan di akhirat kelak, atau bisa juga digantikan dengan pengampunan dosa sesuai dengan kadar doanya itu, dengan syarat ia tidak berdoa untuk sebuah perbuatan dosa, atau memutus tali silaturrahmi, atau isti’jal (menuntut segera terkabul)”.

Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, apa yang dimaksud dengan isti’jal itu?” Beliau menjawab, “Seseorang yang berkata, “Aku telah berdoa kepada Tuhanku, namun belum juga dikabulkan.” (HR. At-Thirmidzi)

Jika doa kita ditangguhkan di akherat, maka kelak doa-doa tersebut akan menjelma menjadi kebaikan-kebaikan. Dan saat itu, bisa jadi kita akan sangat bahagia, bahkan berharap sekiranya seluruh doa kita ditangguhkan semuanya untuk kebaikan di akhirat.

2. Mungkin Allah tidak mengabulkan doa kita karena sengaja hendak menghilangkan keburukan dari kita.

Diriwayatkan dari Ubadah bin As-Shomit r.a bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Jika di atas bumi ada seorang muslim berdoa kepada Allah dengan satu doa, maka Ia akan mengabulkan doa itu atau menghilangkan keburukan darinya, selagi ia tidak mengerjakan dosa atau memutus hubungan kekerabatan.” Seseorang berkata, “Bagaimana kalau kita memperbanyak doa?” Rasulullah SAW bersabda: “Allah akan lebih banyak lagi mengabulkan doanya atau menghilangkan keburukan darinya.” (HR. At-Tirmidzi, Ahmad, dan Al-Hakim)

Dalam riwayat Al-Hakim ada tambahan: “Atau Allah akan menyimpan pahala seperti doanya itu untuknya.” (HR. Al-Hakim).

Karena itu, tidak ada salahnya kita memperbanyak doa, meskipun ‘terkesan’ tidak dikabulkan oleh Allah, sebab kelak akan diubahnya menjadi penghapus keburukan kita. Semakin banyak kita berdoa, semakin banyak pula peluang menghapus keburukan kita.

3. Penundaan terkabulnya doa bisa juga menjadi salah satu bentuk ujian dari Allah. Mungkin Allah SWT sedang menguji iman kita.

Ketika doa tidak segera dikabulkan, setan membisikkan pikiran jahat kepada seseorang, dengan berkata kepadanya: “Katanya setiap doa pasti dikabulkan, tapi bagaimana kenyataannya, doa kamu tidak dikabulkan, jadi tidak ada gunanya kamu berdoa.”

Dalam hal ini, sebagai hamba yang baik, tetaplah harus berdoa, meski ada perasaan ‘marah’ kepada-Nya, lantaran seakan tidak ada satupun doa yang dikabulkan.

Dikarenakan ada Hadis yang menerangkan begini: “Bersabda Rasulullahi SAW : Demi Allah yang jiwaku berada di dalam kekuasaan-Nya, seorang hamba benar-benar berdoa pada Allah, sedangkan ia marah kepada-Nya karena tidak mengabulkan doanya, kemudian ia berdoa lagi kepada-Nya. Maka Allah berfirman kepada malaikat-Nya; Hambaku tidak mau berdoa kepada selain-Ku, maka sungguh aku kabulkan doanya.” Hadis keterangan dari Ali r.a

4. Tidak segera dikabulkannya doa bukanlah berarti Allah menolak doa kita, karena bisa jadi waktunya saja yang belum tiba.

Banyak sekali diceritakan dalam Al-Quran, bahwa doa Nabi saja banyak yang waktu pengabulannya mencapai puluhan tahun.

Sebut saja misalnya Nabi Ya’qub, setelah beliau kehilangan anak kesayangannya (yakni Yusuf), beliau tidak henti-hentinya berdoa dan berdoa. Tapi pengabulan doa beliau tertunda terus hingga mencapai waktu yang cukup lama, sampai ada yang mengatakan bahwa  Nabi Ya’qub berdoa selama empat puluh tahun.”

Penderitaan dan cobaan yang dialami Nabi Ya’qub tidak berhenti sampai disitu, anaknya yang lain, Bunyamin, juga ikut hilang, sampai-sampai kedua matanya buta karena kesedihan yang mendalam. Kendati demikian, beliau terus memohon dan memohon dengan yakin bahwa Allah akan mengakhiri penderitaanya.

Demikian pula dengan Nabi Musa a.s, beliau pernah berdoa kepada Allah: “Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau memberi kepada Fir’aun dan pemuka-pemuka kaumnya perhiasan dan harta kekayaan pada kehidupan dunia. Ya Tuhan kami, akibatnya mereka menyesatkan (manusia) dari jalan-Mu. Ya Tuhan kami, binasakan harta benda mereka, dan kuncilah mati hati mereka, karena mereka tidak beriman hingga mereka melihat siksaan yang pedih.”(QS Yunus: 88)

Lalu Allah SWT mengabulkan doa tersebu, sebagaimana yang dinyatakan oleh Allah SWT dalam Surat Yunus, ayat 89:

“Sesungguhnya permohonan kalian berdua dikabulkan.” Konon doa tersebur dikabulkan setelah 40 tahun lamanya.

Padahal yang berdoa adalah Nabi Musa a.s, salah seorang dari Rasul Ulul ‘Azmi, sedangkan yang mengamininya adalah Nabi Harun a.s, seorang nabi yang mulia. Dan keduanya tentunya juga telah memenuhi semua syarat dan etika berdoa. Walau begitu doanya dikabulkan setelah waktu yang sangat lama.

Selain itu, ada kisah Nabi Ibrahim, yang berdoa ingin mempunyai anak sholeh, jarak antara doanya dan pemberiannya dari Allah juga sangat lama sekali, sampai puluhan tahun.

Karena itu, bila permohonan kita pada Allah belum juga terkabul, janganlah putus asa, ingatlah kisahnya para Nabi yang doanya lebih lama dari kita dan tentunya juga lebih khusyu’ serta lebih dekat kepada Allah, terkabulnya doa juga ditungguh sekian lama.

5. Tidak segera dikabulkannya doa kita itu bisa jadi masih menunggu proses, karena segala sesuatu itu pasti punya takaran, syarat dan sebab.

Jadi bukan berarti doanya tidak terkabul, melainkan menunggu kesiapan dari kita untuk menerimanya. Karena itu, janganlah tergesa-gesa menyimpulkan; doa saya tidak terkabul.

Sabda Nabi Muhammad SAW:

“Doa salah seorang dari kalian akan dikabulkan selagi ia tidak buru-buru. (Yakni jika) ia berkata, ‘Aku telah berdoa kepada Tuhanku, tapi doaku tidak dikabulkan’.” (HR. Al-Bukhari, Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad)

Dalam lafadh Muslim disebutkan: “Ditanyakan, ‘Wahai Rasulullah, apa yang dimaksud dengan minta agar doa segera dikabulkan?’ Rasulullah SAW bersabda; “(Yakni) hamba itu berkata, ‘Aku berdoa dan berdoa, tapi doaku tidak dikabulkan’.” (HR Muslim)

6. Doa kita yang kelihatannya tidak terkabul, bisa jadi itulah bentuk pengabulannya dari Allah SWT.

Dikarenakan menurut Al-Quran, setiap doa pastilah akan dikabulkan. Sebagaimana keterangan perintah Allah SWT di dalam Surat Al-Mukmin ayat 60:

“Dan Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku kabulkan bagimu.”

Begitu juga Sabda Rasulullah SAW: “Tidak seorangpun yang berdoa, kecuali akan dikabulkan.” (HR. At-Tirmidzi).

Dari sini, jika merenungkan sejenak realitas kehidupan, maka kita akan menemukan satu kenyataan bahwa kalau seandainya pengabulan dari Allah itu selalu disesuaikan dengan harapan setiap orang, kita tidak bisa bayangkan bagaimana kacaunya kehidupan dunia.

Contoh kecil saja, bagaimana jadinya kalau dalam satu waktu ada yang minta hujan juga ada yang minta terang, karena keduanya sama-sama punya kepentingan, yang satu sedang butuh hujan karena akan menanam, satunya lagi inginnya terang karena sedang jalan-jalan.

Jadi, yang jelas semua doa (berdasarkan ayat tersebut) pastilah dikabulkan. Dan bagi orang yang merasa doanya belum terkabul, bisa jadi Allah sudah mengabulkan doanya, namun tidak sesuai dengan keinginannya.

7. Terkadang doa yang tidak segera dikabulkan justru akan membuat kita semakin dekat kepada Allah, terus bersimpuh di hadapan-Nya, selalu merendahkan diri kepada-Nya. Sebaliknya, tidak jarang jika permintaan segera dikabulkan, maka kita menjadi lebih sibuk, lalu kita tidak lagi ingat kepada Allah, tidak meminta dan tidak berdoa lagi kepada-Nya, padahal doa itu bukanlah sekadar alternatif tapi meruakan ibadah itu sendiri.

Semoga bermanfaat.[]


Catatan: Tulisan ini telah terbit pada tanggal 05 Januari 2022. Tim Redaksi mengunggah ulang dengan melakukan penyuntingan dan penyelarasan bahasa.

___________

Editor: Hakim