Biografi KH. Muhammad Natsir Karim (Gus Cecep)

 
Biografi KH. Muhammad Natsir Karim (Gus Cecep)
Sumber Gambar: foto istimewa

Daftar Isi

1          Riwayat Hidup dan Keluarga
1.1       Lahir
1.2       Riwayat Keluarga
1.3       Wafat

2          Sanad Ilmu dan Pendidikan Beliau
2.1       Masa Menuntut Ilmu
2.2       Guru-Guru Beliau
2.3       Mendirikan dan Mengasuh Pesantren

3          Penerus Beliau
3.1       Anak-anak Beliau
3.2      Murid-murid Beliau

4          Organisasi dan Karier
4.1       Riwayat Organisasi
4.2       Karier Beliau

5         Keakhlakan Beliau

6         Referensi

7         Chart Silsilah Sanad

1         Riwayat Hidup dan Keluarga

1.1       Lahir
Nama lengkapnya adalah Moch. Natsir Karim al-Hasyimi Cecep Surya Agama Abdul Karim Putra. Salah satu cucu Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy’ari ini dilahirkan di Jombang pada tanggal 09 Oktober 1958. Beliau merupakan Anak bungsu dari empat bersaudara, putra dari pasangan KH. Abdul Karim Hasyim dan Nyai Hj. Masykuroh Karim Hasyim. Menginjak usia kedua belas, KH. Muhammad Natsir Karim ditinggal pergi oleh sang Ayah (Kiai Abdul Karim) kembali ke hadirat Allah SWT, semasa beliau mondok di Gontor.

Masa remajanya, KH. Muhammad Natsir Karim berada dalam bimbingan sang Ibu. Beliau merupakan pribadi yang sangat takzim pada ibunya. Setiap kali hendak mengagumi seseorang, beliau selalu meminta izin kepada sang ibu untuk merestui kekagumannya. Jika ibu mengizinkan, ia boleh mempertahankannya. Namun jika tidak, beliau harus mengikhlaskannya.

1.2       Riwayat Keluarga
KH. Muhammad Natsir Karim menikah dengan Ning Arina Hidayati pada tahun 1989 dan dikaruniai tiga putra, yaitu Syamsun Ni’amil Karim, Achmad Ni’amil Chamim, dan An’imna Rizqi Daroini Al Karim.

1.3       Wafat

KH. Muhammad Natsir Karim atau biasa disapa Gus Cecep telah kembali ke haribaan ilahi. Pengasuh Pesantren Al-Karimiyah Tebuireng itu wafat pada pukul 04.30 WIB pagi Sabtu 7 Oktober 2017 di kediamannya yang berada tepat di sebelah utara Pesantren Tebuireng.

2          Sanad Ilmu dan Pendidikan Beliau

2.1       Masa Menuntut Ilmu
Pendidikan pertama KH. Muhammad Natsir Karim ditempuh di SDN 1 Cukir selama 6 tahun, sebelum akhirnya berangkat mencari ilmu di Pesantren Darussalam Gontor. Usai menempuh proses belajar di Gontor, beliau kembali ke Tebuireng untuk melanjutkan sekolah di jenjang Madrasah Aliyah. Beliau juga sempat menempuh studi di Universitas Darul Ulum, namun tidak berlangsung hingga akhir. Setelah dua tahun, Beliau memilih untuk tidak melanjutkan studi tersebut.

2.2       Guru-Guru Beliau

Guru-guru beliau saat menuntut ilmu yaitu:

  1. KH. Idris Kamali
  2. KH. Abdul Karim Hasyim
  3. Nyai Hj. Masykuroh Karim Hasyim
  4. KH. Imam Zarkasyi

2.3       Mendirikan dan Mengasuh Pesantren
Bermula dari keinginan seorang santri berkhidmat kepada KH. Muhammad Natsir Karim (Gus Cecep), kemudian bertambah menjadi empat, tujuh, sebelas, hingga tujuh belas. Inilah yang melatar belakangi berdirinya Pondok Pesantren Al-Karimiyah. Sebelum resmi menjadi pesantren, Al-Karimiyah adalah Madrasah Diniyah yang berada dalam naungan Yayasan Karimiyah Hasyim. Madrasah Diniyah ini dimulai pada tahun 2011, kemudian berkembang menjadi Lembaga Pendidikan dan Pesantren, hingga akhirnya menjadi Pondok Pesantren Al-Karimiyah.

Al-Karimiyah merupakan pesantren semi salaf yang fokus pada kajian ilmu agama dengan menggunakan kitab turats dan pendidikan formal. Pengasuh (Gus Cecep) mempunyai harapan untuk mendidik para santri menjadi santri yang baik dan berakhlak karimah. Penanaman pendidikan etika lebih ditekankan dibanding bidang yang lain. Karena etika seorang santri dianggap lebih penting dari yang lain.

3          Penerus Beliau

3.1       Anak-anak Beliau

Anak-anak beliau yang menjadi penerus beliau:

  1. Syamsul Ni'amil Karim
  2. Achmad Ni'amil Karim
  3. An'imna Rizqi Daroini

3.2       Murid-murid Beliau
 Murid-murid Beliau adalah para santri Pesantren Al-Karimiyah

4          Karier

4.1       Karier Beliau
Pengasuh Pesantren Al-Karimiyah

5         Keakhlakan Beliau

Keahlian yang KH. Muhammad Natsir Karim warisi dari sang ayah (Kiai Karim) adalah ketakziman terhadap kiai. Terdapat cerita dari Kiai Mundzir, salah seorang guru Kiai Karim. Suatu hari, Kiai Karim sedang menunggu kehadiran Kiai Mundzir. Ketika beliau datang, Kiai Karim membawakan kitab sang guru hingga sampai di tempat duduknya. Setelah itu, Kiai Karim duduk di tangga (tempat yang lebih rendah dari tempat duduk sang guru). Beliau tidak berkenan duduk sejajar dengan gurunya. Meskipun beliau adalah putra dari Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy’ari.

Ketakziman Kiai Karim ini kemudian menurun kepada KH. Muhammad Natsir Karim, putra bungsunya. Ketika bertemu seorang alim, KH. Muhammad Natsir Karim sangat santun dan takzim. Diceritakan bahwa KH. Muhammad Natsir Karim pernah bersedia bersimpuh di lantai sebagai bentuk penghormatan kepada kiai atau orang alim.

6        Referensi

https://tebuireng.online

7      Chart Silsilah Sanad

Berikut ini chart silsilah sanad guru KH. Muhammad Natsir Karim (Gus Cecep) dapat dilihat DI SINI.


Artikel ini sebelumnya diedit tanggal 20 Januari 2021, dan terakhir diedit tanggal 08 September 2022.

 

Lokasi Terkait Beliau

    Belum ada lokasi untuk sekarang

List Lokasi Lainnya