Tiga Tingkatan Manusia Ketika Membaca Shalawat Nabi

 
Tiga Tingkatan Manusia Ketika Membaca Shalawat Nabi
Sumber Gambar: Dok. Laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta – Membaca shalawat kepada Nabi Muhammad SAW adalah perintah langsung dari Allah SWT, "Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya." (QS. al-Ahzab [33] ayat 56)

Dalam keadaan sadar maupun tidak, faham ataupun tidak, ikhlas maupun tidak dan khusyu ataupun tidak, maka shalawat yang kita baca akan mendapat pahala dari Allah SWT.

Tingkatkan dengan menghadirkan hati seperti nukilan dari Sayyid Ahmad ibn 'Ajibah Al Hasani, bahwa sesungguhnya manusia itu terbagi menjadi tiga kelompok ketika bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW berikut ini:

1. Orang yang bershalawat kepada Nabi Muhammad saw dengan menghadirkan, menggambarkan, membayangkan sosok wujud (jasmani) Rasulallah SAW di hatinya. Maka ketika sudah terbiasa seperti itu, insyaallah sosok Nabi Muhammad SAW akan tertanam di hatinya hingga orang tersebut bisa atau sering bermimpi Nabi Muhammad SAW bahkan bisa sampai pada tingkatan bertemu secara jaga dengan Nabi SAW (yaqodzoh) mereka ini adalah orang orang yang mendapat petunjuk dari Allah SWT.

2. Orang yang bershalawat dengan menggambarkan sosok cahaya (ruhaniah) Nabi Muhammad SAW karena Rasul SAW adalah cahaya diatas cahaya. Mereka ini bisa menyaksikan Nabi SAW di kebanyakan waktunya. Bisa di artikan kapanpun orang tersebut bershalawat dan ingin Nabi hadir dihadapnya maka hadirlah Nabi Muhammad SAW. Mereka ini adalah orang orang yang diberi mata hati oleh Allah SWT.

3. Orang yang bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW dengan menggambarkan sosok cahaya Rasul SAW yang pertama kali di ciptakan oleh Allah SWT. Cahaya Nabi Muhammad SAW adalah rahasia diatas rahasia. Maka orang seperti ini sekejap mata pun Rasul SAW tidak pernah hilang dari pandangan nya. Ini adalah orang orang yang sudah kokoh keimanan nya, tertinggi derajatnya dari kalangan orang orang yang beriman, kelompok shiddiqin, auliya, sholihin para salaf terdahulu.

Dari Asy Syekh Abil Abbas Al Mursyi: "Seandainya Rasulallah SAW hilang dari pandangan mataku walau sekejap, maka aku tak menganggap diriku sebagai seorang muslim."


Editor: Nasirudin Latif