Kunci Utama Pembuka Rezeki

 
Kunci Utama Pembuka Rezeki
Sumber Gambar: stock.adobe.com, Ilustrasi: laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta - Dalam hidup ini, setiap makhluk membutuhkan rezeki, khususnya umat manusia. Terkadanga ada yang pulang pagi berangkat malam demi mencari rezeki. Berjibaku dengan cuaca dan berbagai hal yang aral melintang.

Tapi, sejauh ini sadarkah kita tentang hakikat kunci rezeki itu ada di mana? Jungkir balik melakukan berbagai hal tetapi terkadang tak kunjung lancar rezekinya. Pada hakikatnya, jika memahami ajaran Rasulullah SAW dengan baik, maka kita akan mengetahui bahwa salah satu kunci utama dalam membuka pintu rezeki adalah mendoakan orang tua setiap waktu. Baik ketika masih hidup, maupun ketika sudah tiada. Jika hal itu berhenti, maka berarti pula akan menghentikan rahmat Allah SWT.

Adalah kewajiban bagi setiap anak untuk berbakti kepada orang tuanya. Dan wujud bakti itu salah satunya adalah dengan senantiasa berdoa untuk orang tua setiap selesai menjalankan shalat. Selain hal itu menjadi bentuk taat pada perintah Allah SWT sesuai petunjuk Rasulullah SAW, berbakti kepada orang tua juga merupakan bentuk terima kasih atas pengorbanan yang telah mereka lakukan demi kebaikan anak-anaknya. 

Oleh karena itu, berbakti kepada orang tua adalah sebuah keniscayaan yang tidak bisa ditawar. Karena ridho Allah SWT terletak pada ridha orang tua. Demikian pula sebaliknya, kemurkaan Allah SWT juga bergantung pada murkanya orang tua. 

Rasulullah SAW bersabda: 

رِضَا اللَّهِ فِـيْ رِضَا الْوَالِدَيْـنِ، وَ سَخَطُ اللَّهِ فِـيْ سَخَطِ الْوَالِدَيْنِ

“Ridho Allah itu berada pada keridhoan kedua orang tua, dan kemarahan Allah itu berada pada kemarahan kedua orang tua.” (HR. At-Tirmidzi)

Berbakti kepada orang tua adalah kunci ridho Allah SWT yang tentu akan berpengaruh kepada limpahan rahmat-Nya. Allah SWT akan menganugerahkan limpahan rahmat-Nya berupa rezeki yang penuh keberkahan kepada setiap mereka yang berbakti kepada kedua orang tua. Keterangan ini sebagaimana terdapat di dalam Hadis Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik r.a. berikut ini:

مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُمَدَّ لَهُ فِي عُمْرِهِ وَأَنْ يُزَادَ لَهُ فِي رِزْقِهِ فَلْيَبِرَّ وَالِدَيْهِ وَلْيَصِلْ رَحِمَهُ

“Siapa yang suka untuk dipanjangkan umurnya dan ditambahkan rezekinya, maka berbaktilah kepada kedua orang tuanya dan jalinlah hubungan dengan kerabatnya (silaturahim).” (HR. Imam Ahmad) 

Ulama Fiqih dan Tasawuf, Imam Abdullah Al-Hadad rahimahullah mengatakan di dalam kitabnya yang berjudul Sabilul Iddikar, bahwa salah satu hal penting yang harus diperhatikan oleh seorang anak adalah jangan lupa untuk selalu mendoakan orang tua, baik orang tua yang masih hidup maupun yang sudah meninggal.

Beliau juga pernah mengatakan terkait mengirimkan doa kepada orang tua, "Jika Anda tidak sempat membaca Al-Quran utuh, tidak sempat membaca ayat-ayat panjang, maka kalau bisa sempatkan membaca Surat Al-Ikhlas 11 kali setiap hari dan kalau tidak bisa setiap hari, sepekan sekali setiap malam Jumat. Jika masih tidak bisa juga, sebulan sekali dan pahalanya dikirimkan ke orang tua."

Karena berdoa untuk kepada orang tua merupakan kunci utama dalam membuka pintu rezeki, maka bisa dipastikan jika hal itu ditinggalkan, terputuslah limpahan rezeki dari Allah SWT. Karena itu, perkara tersebut harus diperhatikan dengan sungguh-sungguh, karena memang selain perintah Allah SWT, berdoa untuk mereka juga merupakan wujud bakti yang hakiki.

Dalam sebuah Hadis yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik r.a, diterangkan berikut ini:

إِذَا تَرَكَ الْعَبْدُ الدعَاءَ لِلْوَالِدَيْنِ فَإِنهُ يَنْقَطِعُ عَنْهُ الرزْقُ

"Jika seseorang meninggalkan doa untuk kedua orang tuanya, maka sesungguhnya rezekinya akan terputus darinya." (HR. Al-Hakim)

Demikianlah, bahwa kunci utama pembuka rezeki adalah berbakti kepada kedua orang tua. Sebaliknya, demikian pula penutup pintu rezeki adalah sebab durhaka kepada kedua orang tua, termasuk dalam hal ini adalah dengan tidak pernah sama sekali berdoa untuk kebaikan kedua orang tuanya. []


Catatan: Tulisan ini telah terbit pada tanggal 23 Februari 2022. Tim Redaksi mengunggah ulang dengan melakukan penyuntingan dan penyelarasan bahasa.

___________

Penulis: Ahmad Zaini Alawi (Khodim Jama’ah Sarinyala Kabupaten Gresik)

Editor: Hakim