Membiasakan Diri Berbuat Kebaikan di Hadapan Anak

 
Membiasakan Diri Berbuat Kebaikan di Hadapan Anak
Sumber Gambar: Yannis H/Unsplash

Laduni.ID, Jakarta – Memiliki anak yang shaleh dan berakhlak mulia adalah dambaan semua orang tua, terlebih mereka mau melakukan amal-amal kebaikan yang diperintahkan oleh agama. Namun banyak dari orang tua yang jarang sekali menunjukkan perilaku baik di hadapan anak. Padahal perilaku baik yang orang tua lakukan di depan anak, mampu menstimulus anak untuk melakukan hal yang serupa.

Dalam kitab Kaifa Nurabbi Auladana Tarbiyatan Islamiyatan Shahihatan, halaman 21 disebutkan:

إذا رأى الولد أباه دائما يلهج لسانه بذكر الله من تسبيح وتحميد وتهليل وتكبير واستغفار فإنه ينشأ ذاكرا لله.

Ketika anak melihat orang tua menyibukkan diri dengan berdzikir kepada Allah, maka anak akan menirunya. Ketika anak melihat orang tua selalu mengucapkan kalimat tasbih, tahmid, tahlil, takbir, dan istighfar, maka hal itu akan membuat anak selalu mengingat Allah.

وإذا رأى أباه يكثر من الصيام أو قيام الليل أو الصدقات فإنه ينشأ على حب الأعمال الصالحة.

Ketika anak melihat orang tuanya mengerjakan puasa dan shalat malam, maka anak akan tergerak untuk melakukan hal yang sama. Apabila anak melihat orang tuanya bershedekah dan berbuat baik kepada semua makhluk, maka anak akan melakukan kebaikan tersebut sama seperti yang orang tuanya kerjakan.

هذا بخلاف الولد الذي ينشأ في بيئة فاسدة فيجد أباه لا يسمع إلا الغناء ولا يلهج لسانه إلا بالأغاني والسب واللعن ولا يذهب إلا لأماكن الفسق والفجور فإنه بلا شك سيتعلق قلبه بتلك الأماكن وبتلك المعاصي.

Berbeda dengan anak yang dibesarkan di lingkungan yang tidak baik, setiap saat ia melihat orang tuanya gemar mengumpat, melaknak, dan pergi ke tempat-tempat maksiat. Maka anak akan melakukan perbuatan buruk sama seperti yang orang tuanya kerjakan. Hati anak juga akan terpengaruh pada perbuatan buruk yang dilakukannya.


Editor: Daniel Simatupang