Dzikir adalah Tanaman Surga
Laduni.ID, Jakarta - Asal kata “Dzikir ” berasal dari bahasa Arab yaitu ” Ad-Dzikru ” yang berarti menyebut, menuturkan, mengingat, menjaga, mengerti perbuatan baik. Ucapan lisan, gerak raga, maupun getaran hati sesuai dengan cara-cara yang diajarkan agama dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah Swt untuk menyingkirkan keadaan lupa dan lalai kepada Allah Swt dengan selalu ingat kepada-Nya, keluar dari suasana lupa, masuk ke dalam suasana musyahadan (saling menyaksikan) dengan mata hati, akibat di dorong rasa cinta yang mendalam kepada Allah SWT.
Sedangkan dzikir menurut terminologi berarti mengingat Allah Swt dengan maksud untuk taqarrub (mendekatkan) diri kepada-Nya. Oleh karena itu ketika disebutkan kata dzikrullah berarti mengingat Allah.
- Baca Juga: Kenapa dengan Berdzikir Hati Bisa Tenang?
Pengertian Dzikir itu sebenarnya adalah tidak hanya dengan lisan. Setiap perilaku, tindakan untuk mengingat Allah juga disebut dzikir.
Ada zikir dengan hati, dengan lisan, pikiran dan ada dengan perbuatan. Boleh dzikir dengan berjalan, dengan duduk, dengan bekerja, dengan berbaring, atau zikir dengan tegak, duduk, dan beberapa cara selama tidak bertentangan dengan syariah.
Diriwayatkan oleh Abu Ayyub Al Anshari ra.
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- لَيْلَةَ أُسْرِىَ بِهِ مَرَّ عَلَى إِبْرَاهِيمَ فَقَالَ مَنْ مَعَكَ يَا جِبْرِيلُ قَالَ هَذَا مُحَمَّدٌ.فَقَالَ لَهُ إِبْرَاهِيمُ مُرْ أُمَّتَكَ فَلْيُكْثِرُوا مِنْ غِرَاسِ الْجَنَّةِ فَإِنَّ تُرْبَتَهَا طَيِّبَةٌ وَأَرْضَهَا وَاسِعَةٌ. قَالَ « وَمَا غِرَاسُ الْجَنَّةِ ». قَالَ لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّهِ
Artinya: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pada malam Isra’, pernah melewati Nabi Ibrahim ‘alaihis salam.
Nabi Ibrahim ketika itu bertanya pada malaikat Jibril, ‘Siapa yang bersamamu wahai Jibril?’ Ia menjawab, ‘Muhammad’.
Ibrahim pun mengatakan pada Muhammad, ‘Perintahkanlah pada umatmu untuk membiasakan memperbanyak (bacaan dzikir) yang nantinya akan menjadi tanaman surga, tanahnya begitu subur, juga lahannya begitu luas’.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya, ‘Apa itu ghirosul jannah (tanaman surga)?’ Ia menjawab, Laa hawla wa laa quwwata illa billah (tidak ada daya dalam menjauhi maksiat dan tidak ada upaya menjalankan ketaatan melainkan dengan pertolongan Allah).” (HR. Ahmad, 5: 418)”.
Tulisan ini terbit pertama kali pada tanggal 3 April 2022. Tim Redaksi mengunggah ulang dengan melakukan penyuntingan
______
Penulis: Nasirudin Latif
Editor: Athallah
Kunjungi Juga
- Pasarkan Produk Anda dengan Membuka Toko di Marketplace Laduni.ID
- Profil Pesantren Terlengkap
- Cari Info Sekolah Islam?
- Mau Berdonasi ke Lembaga Non Formal?
- Siap Berangkat Ziarah? Simak Kumpulan Info Lokasi Ziarah ini
- Mencari Profil Ulama Panutan Anda?
- Kumpulan Tuntunan Ibadah Terlengkap
- Simak Artikel Keagamaan dan Artikel Umum Lainnya
- Ingin Mempelajari Nahdlatul Ulama? Silakan
- Pahami Islam Nusantara
- Kisah-kisah Hikmah Terbaik
- Lebih Bersemangat dengan Membaca Artikel Motivasi
- Simak Konsultasi Psikologi dan Keluarga
- Simak Kabar Santri Goes to Papua
Memuat Komentar ...