Hubungan Antara Logika (Manthiq) dan Filsafat

 
Hubungan Antara Logika (Manthiq) dan Filsafat
Sumber Gambar: dok. pribadi/FB Firmansyah Djibran El'Syirazi

Laduni.ID, Jakarta – Salah satu sekian masalah yang menyibukkan para logikawan adalah apakah logika itu bagian dari filsafat atau hanya sekedar Alat? Kontroversi atas masalah ini sudah muncul pada zaman yunani kuno.

Kaum platonis memandang logika sebagai bagian sekaligus alat dari filsafat, kaum Peripatetik menganggapnya hanya sebagai alat filsafat, dan kaum Stoa memandang sebagai bagian dari filsafat.

Sejarah logika dalam tradisi Arab banyak sekali merujuk pada gagasan bahwa logika adalah Alat (alah) filsafat. Namun, sebagian filsuf seperti ibnu sina kadang kadang mengatakan logika sebagai alat dan kadang kadang sebagai ilmu, yakni sebagai bagian dari filsafat.

Ini karena dia tidak melihat adanya konflik jika menganggap logika sebagai alat dan sebagai bagian dari filsafat. Dia juga menegaskan konflik di akibatkan karena penggunaan istilah filsafat dalam dua pengertian yang berbeda.

Jika filsafat digunakan dalam pengertian studi tentang "Sesuatu sepanjang mereka eksis dan dibagi menjadi dua jenis eksistensi", yaitu eksternal dan mental, maka logika bukan merupakan bagian dari filsafat. Akan tetapi, sepanjang logika berguna untuk studi ini, ia adalah alat filsafat.

Jika, di pihak lain filsafat digunakan dalam pengertian studi tentang "setiap persoalan teoritis dan dari setiap sudut pandang", logika adalah "bagian dari filsafat dan alat dari bagian bagian filsafat lainnya".

Menurut ibnu sina, melibatkan diri dalam pertengkaran atas persoalan itu sama dengan melibatkan diri dalam kesalahan, karena kedua pandangan tersebut sangat tidak kontradiktif, dan sama dengan melibatkan diri dalam kesia-siaan. Karena menyibukkan diri sendiri dengan persoalan tersebut tidak membawa keuntungan sama sekali.

Oleh: Gus Firmansyah Djibran El'Syirazi B.Ed, Lc


Editor: Daniel Simatupang