Riwayat Ki Rengges Jati, Asal Usul Orang Ragas

 
Riwayat Ki Rengges Jati, Asal Usul Orang Ragas
Sumber Gambar: Masjid Agung Banten Lama di Kasemen, Kota Serang/Instagram @masranasama

Laduni.ID, Jakarta – Bermula dari obrolan biasa selepas tahlilan di Kampung Ragas, Purwadadi, kebiasaan saya ingin mendengar cerita atau riwayat tokoh yang berkait dengan daerah tersebut, sebab daerah juga ada korelasinya dengan kronologi kesejarahan tertentu. Pitutur memang tidak langsung disebut sejarah, karena tidak berbasis data atau manuskrip. Namun pitutur menjadi pintu masuk untuk mengenali objek sejarah tersebut. Alat menggali tumpukan dan alat mengumpulkan ceceran sejarah tentu di antaranya pitutur (volklore). Meski bukan inti sejarahnya.

Dalam hal ini, ada yang menarik soal nama Ragas, nalar saya selalu menghubungkan Ragas dengan nama pohon yang jika disentuh bisa gatal kulit kita. Tapi ternyata bukan. Nama Ragas tidak saja ada di Kecamatan Lebak Wangi, Kabupaten Serang, atau di Kecamatan Carenang (Ragas Masigit), namun ada pula di Kecamatan Bojonegoro yaitu Ragas Grenyang. Mungkin pula nama Ragas itu ada di berbagai tempat, dan itu selalu identiknya nama pohon.

Adalah sahabat saya, asli Ragas Desa Purwadadi bernama Sa'rani (berambut panjang dan jenggotnya hampir ubanan) adalah pemuda sekitar usia 48 tahun, telah menuturkan bahwa asal usul Ragas berasal dari nama seorang tokoh sejarah abad 16 Masehi. Mang Sa'rani ini mendapat pitutur dari orang tua bernama Mad Tawi, wafat tahun 2000 lalu. Bahwa beliau telah menceritakan asal usul Ragas itu berasal dari seorang yang sakti mandraguna bernama Ki Rengges Jati, lahir dan besar di Kampung Toyek Desa Ragas Masigit.

Jauh sebelum perjumpaannya dengan Kanjeng Sultan Hasanuddin Banten, ia adalah tergolong orang yang berpengaruh karena kesaktiannya, keberaniannya, dan kedigdayaannya. Begitu bertemu dengan Kanjeng Sultan Hasanuddin, alias Panembahan Surosowan ia mengambil sikap tunduk dan patuh setelah adu kesaktian dengan Kanjeng Sultan. Kepatuhannya ini ikhlas demi tersiarnya agama Islam di bumi Banten, maka ia masyhur dikenal dengan Abid (hamba) Keraton Surosowan. Berdasarkan jasa-jasa itu, Kanjeng Sultan Hasanuddin mengganti nama Ki Rengges Jati dengan Ki Bulqiya, yang kelak anak keturunannya hidup dan berkembang di Brunei Darussalam.

Beberapa tahun silam, keluarga kesultanan Brunei Darussalam sempat datang ke Kampung Ragas, Desa Purwadadi, Kecamatan Lebak Wangi, Kabupaten Serang, Banten untuk menelisik jejak leluhurnya yang ternyata berasal dari Indonesia, dari Banten yaitu Kampung Ragas, Purwadadi. Yang ditemui adalah Ki Tawi, tergolong sesepuh orang Ragas. Keluarga dari Brunei itu membeberkan silsilahnya hingga Ki Bulqiya ke H. Anta (menantu Abah KH. Maruf Cidahu Kencana Harapan) dan kini masih disimpan olehnya.

Ki Bulqiya ini adalah pengabdi pertama Kesultanan Banten di awal-awal kesultanan itu ada. Meski 10 tahun masih bertempat di Banten Girang bekas Keraton yang didiami Prabu Pucuk Umun, hingga kepindahannya ke Teluk Banten yang kini kita kenal sebagai Banten Lama. Tahun 1552 Kesultanan Banten telah mahardika dari Kesultanan Demak sejak mangkatnya Kanjeng Sultan Trenggono, Sultan Demak ketiga. Dalam catatan Widya Lestari Ningsih bahwa Sultan Trenggono gugur dalam upayanya menaklukkan Pasuruan pada 1546 M. Setelah meninggalnya Sultan Trenggono terjadi perang saudara antara Sunan Prawoto, Raja Demak keempat, dan Pangeran Sekar Sedo Lepen. Perebutan kekuasaan di antara pengganti Sultan Trenggono inilah yang menjadi faktor kemunduran Kesultanan Demak.

Ki Rengges Jati atau Ki Bulqiya ini kelak dikenal sebagai pengabdi Sultan dan mewasiatkan kepada anak cucunya untuk setia mengabdi pada Kesultanan Banten, sebagai sikap menghormati dan memuliakan dzurriyatnya Kanjeng Syaikh Syarif Hidayatullah Cirebon atau Kanjeng Sunan Gunung Jati. Atas jasa-jasanya Ki Rengges Jati oleh keluarga Sultan, ketika wafatnya beliau dimakamkan di dekat keluarga Sultan yaitu di pinggir kanal depannya Masjid Agung Banten (samping Jembatan Rante).

Di antara silsilah dari Ki Rengges Jati, alias Ki Bulqiya atau Sayid Bulqiya menurunkan garis keturunannya yang tinggal di Kampung Ragas, Purwadadi, Kecamatan Lebak Wangi, Kabupaten Serang adalah sebagai berikut:

Sayid Bulqiya

Nyi Nagawati

Nyi Nagakerti

Ki Saifuddin

Ki Basyarudin

Ki Bakruddin

Ki Abdu Rasyid

Nyi Ratisah

H. Sakiban

Ki Abi Sa'id

H. Tarmidzi

Hj. Bastari

Dengan demikian, keturunan Ki Bulqiya sebagian pula hidup dan domisili di Kampung Ragas, Desa Purwadadi, Kecamatan Lebak Wangi, Kabupaten Serang, Banten, tentu masih banyak yang termasuk keturunannya. Wa Allahu a'lam bi al-Showabi.

Ragas Purwadadi, 9 Maret 2022
Oleh: Gus Hamdan Suhaemi, Wakil Ketua PW GP Ansor Banten dan Ketua PW Rijalul Ansor Banten


Editor: Daniel Simatupang