5 Sahabat Terkaya yang Diberitakan Masuk Surga

 
5 Sahabat Terkaya yang Diberitakan Masuk Surga
Sumber Gambar: Pixabay / Pexels (ilustrasi foto)

Laduni.ID, Jakarta - Dalam artikelnya, DR. Yusuf Ibn Ahmad Al-Qasim berusaha melakukan riset perpustakaan sederhana untuk mencari tahu siapa saja para sahabat Rasulullah shalallahu alaihi wasallam yang memiliki kekayaan terbesar dan nilai asetnya.

Tertarik dengan artikel tersebut, di samping menerjemahkannya secara bebas, saya (Faishol) melakukan verifikasi ulang melalui sumber-sumber lain yang dijelaskan pada tempatnya serta menyusun urutan personal berdasarkan aset terbesar. Nilai kekayaan yang diungkap di sini adalah nilai aset tarikah yang ditinggalkan saat mereka wafat.

5 (Lima) Orang Sahabat Terkaya

1. ‘Abdurrahman ibn ‘Awf
2. Az-Zubayr ibn al ‘Awwam
3. ‘Utsman ibn ‘Affan
4. Thalhah ibn ‘Ubaydillah
5. Sa’d ibn Abi Waqqash

1. ‘Abdurrahman ibn ‘Awf (44 SH – 32 H / 580 – 652 M). Nilai kekayaan saat wafat Rp. 6.212.688.000.000,

Kekayaan sahabat yang satu ini benar-benar membuat geleng-geleng kepala. Beliau adalah orang kedelapan yang masuk Islam. Usianya 10 tahun lebih muda dari Nabi Muhammad shalallahu alaihi wasallam. Beliau mengikuti semua peperangan dalam sejarah perjuangan Islam di era Nabi shallallahu alaihi wasallam. Beliau terkenal sebagai pebisnis ulung. Saat tiba di Madinah (era hijrah), beliau datang dengan tangan kosong. Seperak pun tidak dimiliknya. Lalu Rasulullah shalallahu alaihi wasallam menjalinkan mu’akhah antara beliau dengan Sa’d ibn al Rabi’, salah satu orang kaya Madinah saat itu.

Sa’d menawarkan setengah dari harta miliknya untuk beliau, termasuk menceraikan salah satu dari dua orang istrinya untuk bisa dinikahi beliau. Namun beliau menolak halus dan penuh respek sambil berkata, “Semoga Allah memberikan keberkahan kepadamu dengan istri dan hartamu. Cukup tunjukkan aku di mana pasar.”

Total aset kekayaan saat beliau wafat “seperti dikutip oleh Ibn Hajar Al-Asqalani rahimahullah adalah 3.200.000 (dalam bentuk Dinar, menurut asumsi Ibn Hajar, al Fath, Juz 14, hal. 448). Nilai ini adalah hasil matematis dari informasi yang mengatakan bahwa saat wafatnya, masing-masing dari empat orang istrinya menerima sebesar 100.000 Dinar.

Dengan akuntasi Fara`idh, maka total tarikah (harta yang ditinggalkannya) adalah : 100.000 dinar x 4 (orang istri) x 8 (ashl al mas`alah) = 3.200.000 Dinar.

Jika dirupiahkan, nilai tersebut setara dengan Rp. 6.212.688.000.000,- (enam triliun, dua ratus dua belas milyar, enam ratus delapan puluh delapan juta Rupiah). Lihat nilai tukar yang digunakan di akhir tulisan.Sementara itu, Ibn Katsir (al Bidayah wa an Nihayah, Juz 7, hal, 184) mengutip sumber lain menulis bahwa saat wafatnya, ‘Abdurrahman meninggalkan aset terdiri dari:

1000 ekor unta
100 ekor kuda
3000 ekor kambing (di Baqi’)

Seluruh istrinya yang berjumlah empat orang memperoleh (dari harga jual aset tersebut) sebesar 320.000 (Dinar?). Nilai ini adalah 1/8 dari total harta diwaris sehingga masing-masing istri mendapatkan 80.000(Dinar?).

Dengan data ini maka total aset peninggalannya adalah 80.000 x 4 (orang istri) x 8 = 2.560.000 (Dinar?). Jika dikonversi ke rupiah setara dgn Rp.4.970.150.400.000,- (empat triliun, sembilan ratus tujuh puluh milyar, seratus lima puluh juta, empat ratus ribu Rupiah) ditambah dengan seluruh jumlah 3 (tiga) jenis hewan-hewan peternakan yang disebutkan.

Sumber mana pun yang ingin dirujuk dari dua informasi di atas, ‘Abdurrahman layak menempati posisi pertama sebagai sahabat Rasulullah shalallahu alaihi wasallam yang paling kaya.

Yang amat menarik untuk dijadikan cermin kepribadian muslimin lain, saat hendak wafat beliau berwasiat memberikan 400 Dinar kepada para peserta perang Badr yang masih hidup yang jumlahnya saat itu sebanyak 100 orang. Total nilai wasiat menjadi 400 Dinar x 100 = 40.000 Dinar atau setara 77.658.600.000 (Tujuh puluh Tujuh milyar, Enam ratus Lima puluh Delapan juta, Enam ratus ribu Rupiah). Sayyidina Ustman RA dan sayyidina Ali RA termasuk di antara yang menerimanya.

Wasiat tersebut belum termasuk wasiat yang diberikannya secara khusus kepada para istri Rasulullah shalallahu alaihi wasallam yang masih hidup dalam jumlah yang besar (penulis tidak menemukan informasi nilainya). Jumlahnya yang besar ini hingga mendorong Aisyah Radhiyallahu Anha berdoa, “Semoga Allah menyiraminya dengan cairan dari nektar.” (nektar atau salsabil adalah madu bunga, yaitu cairan yang kaya dengan gula yang dihasilkan oleh tumbuhan). Belum lagi dengan budak-budak yang dimerdekakannya secara cuma-cuma.

2. Az-Zubayr Ibn Al ‘Awwam (28 SH - 36 H / 594 – 656 M). Nilai kekayaan saat wafat Rp.3.543.724.800.000,

Konon, satu-satunya orang yang setanding beliau dalam kemahirannya bertempur sambil berkuda adalah Khalid ibn al-Walid (the Drawn Sword of God). Kedua sahabat ini mampu berkuda dalam posisi kedua tangannya menggenggam pedang. Sementara itu, pengendalian kuda dilakukan dengan kakinya.

Seperti diinformasikan oleh Imam Al-Bukhari (kitab Al-Jami’ Ash-Shahih, Al-Bukhari, Juz 3, hal. 1137), Az-Zubair radliyallahu anhu wafat hanya meninggalkan kekayaan berupa aset tidak bergerak (tanah), di antaranya yang berada di Ghabah (wilayah di barat laut Madinah, sekitar 6 km dari Madinah), 11 (sebelas) rumah (besar/dar) di Madinah, 2 (dua) rumah di Bashrah, dan 1 (satu) rumah masing-masing di Kufah dan di Mesir.

Beliau mewasiatkan 1/3 dari total harta peninggalannya (tarikah) untuk para cucunya dan 2/3-nya dibagi-bagikan kepada ahli warisnya. Beliau memiliki empat orang istri di mana setiap istri mendapatkan waris senilai 1.200.000 Dirham (Shahih al Bukhariy).

Dengan data ini, perhitungan total nilai aset peninggalan beliau, termasuk yang diwasiatkannya kepada para cucunya adalah:

Bagian istri: 1.200.000 x 4 (orang istri) = 4.800.000 Dirham. Angka ini -sesuai akuntansi waris- adalah 1/8 dari 2/3 total tarikah (harta waris) setelah dikurangi 1/3 untuk wasiat.

Total yang diwariskan: 4.800.000 Dirham x 8 = 38.400.000 Dirham = 2/3 total tarikah.
Nilai yang diwasiatkan: 38.400.000: 2 = 19.200.000 = 1/3 total tarikah

Total tarikah (termasuk wasiat) adalah 38.400.000 Dirham + 19.200.000 Dirham = 57.600.000 Dirham. Dalam unit Rupiah, 57.600.000 Dirham setara dgn Rp.3.543.724.800.000,- (tiga triliun, lima ratus empat puluh tiga milyar, tujuh ratus dua puluh empat juta, delapan ratus ribu Rupiah).

3. ‘Utsman Ibn ‘Affan (47 SH - 35 H / 577 - 656 M). Nilai kekayaan saat wafat Rp.2.532.942.750.000, Imam Ibn Katsir rahimahullah (kitab Al-Bidayah Wan Nihayah, Ibn Katsir, Juz 7, hal. 214) mencatat, dana yg dimiliki olehsahabat ‘Utsman saat wafat terdiri dari:

Tarikah 1 (tunai) : 30 juta Dirham
Tarikah 2 (tunai) : 150.000 Dinar
Sedekah : 200.000 Dinar
Unta : 1000 ekor

Jika dirinci dengan nilai rupiah menjadi :

Tarikah 1 (tunai) : 1.845.690.000.000
Tarikah 2 (tunai) : 291.219.750.000
Sedekah : 388.293.000.000
Unta : 7.740.000.000

Jumlahnya menjadi Rp.2.532.942.750.000,- (dua triliun, lima ratus tiga puluh dua milyar, sembilan ratus empat puluh dua juta, tujuh ratus lima puluh ribu Rupiah).

Perhitungan di atas bisa jadi lebih kecil dari nilai kekayaan yang sesungguhnya mengingat jumlah tersebut belum mencakup aset-aset berikutb:

Pembelian sumur di Rumah (sekitar 5 km dari Masjid Nabawiy) yang diwakafkan untuk keperluan masyarakat senilai 35.000 Dirham (al Mu’jam al Kabir, ath Thabaraniy, Juz 2, hal. 41 atau 1227).

Hibah 950 unta untuk alat perlengkapan perang Tabuk/’Usrah.

Aset tanah (dhiya’) dan kuda yang jumlahnya amat sangat banyak (Tarikh Ibn Khaldun, Jil. 1)

Kekayaan lain Utsman radliyallahu anhu yang amat tak terkira, meski bukan kekayaan finansial adalah menikahi dua orang putri Rasulullah shalallahu alaihi wasallam (Ruqayyah lalu Ummu Kultsum, radhiyallah ‘anhuma).

4. Thalhah Ibn ‘Ubaydillah (26 SH – 36 H / 598 – 656 M). Nilai kekayaan saat wafat Rp.542.100.500.000,-

Tarikah 1 (tunai) : 2.200.000 Dirham
Tarikah 2 (tunai) : 200.000 Dinar
Sedekah 1 (tanah) : 300.000 Dirham (belum dapat verifikasinya)

Jika dirupiahkan menjadi:

Tarikah 1 (tunai) : 135.350.600.000
Tarikah 2 (tunai) : 388.293.000.000
Sedekah 1 (tanah) : 18.456.900.000
Jumlahnya menjadi Rp.542.100.500.000,- (lima ratus empat puluh dua milyar, seratus juta, lima ratus ribu Rupiah)
Jumlahnya menjadi Rp.542.100.500.000,- (lima ratus empat puluh dua milyar, seratus juta, lima ratus ribu Rupiah)

Sementara itu, sumber lain (Imam Ath-Thabaqat Al-Kubra, Ibn Sa’ad, Juz 3, hal. 222) mengutip bahwa jumlah seluruh kekayaan Thalhah (tunai dan non-tunai) saat wafat adalah 30.000.000 Dirham atau setara Rp.1.845.690.000.000 (satu triliun, delapan ratus empat puluh lima milyar, enam ratus Sembilan puluh juta Rupiah).

Dr. Yusuf menjelaskan, informasi yang terakhir ini disampaikan oleh salah satunya, Muhamad ibn ‘Amr al-Waqidi rahimahullah, yang oleh beberapa ulama diragukan ke-tsiqah-annya. (Baca tentang Al-Waqidi)

5. Sa’d Ibn AbiWaqqash (23 SH – 55 H / 600 – 675 M). Nilai kekayaan saat wafat Rp.15.380.750.000,

Dalam sepanjang sejarah peperangan Islam, beliau tercatat sebagai orang yang pertama kali kena tusuk anak panah dan beliau pula yang pertama kali dalam sejarah Islam melesatkan panah dari busurnya ke arah musuh. Beliau termasuk generasi awal yang masuk Islam. Sebagian informasi menyebutnya sebagai orang keempat dari kalangan laki-laki yang masuk Islam awal setelah Abu bakr, Ali dan Zayd, radhiyallah ‘an hum.Nilai tarikah atau harta warisnya -seperti dikutip oleh Imam Ibn Katsir rahimahullah sebesar 250.000 Dirham (Kitab Al-Bidayah Wan Nihayah, Juz 8, hal. 84). Jika dirupiahkan, nilai ini setara dengan Rp.15.380.750.000,- (lima belas milyar, tiga ratus delapan puluh juta, tujuh ratus lima puluh ribu Rupiah).

Mereka kelima sahabat Rasulullah shalallahu alaihi wasallam adalah para pebisnis dan dermawan ulung. Dalam waktu yang sama mereka adalah sebagian dari para sahabat yang mendapatkan berita gembira tentang perolehan surga. Mereka adalah manusia-manusia yang luar biasa karena -umumnya- kekayaan sering menjauhkan diri dari Allah SWT dan melenakan.

Mereka adalah teladan. Bagaimana tidak? Mereka -di samping sebagai orang kaya- juga turun langsung ke dalam kancah pertempuran. Penyikapan mereka terhadap harta yang dimilikinya menjadikan aset-aset tersebut sebagai harta yang baik yang berada di tangan orang baik, sebagaimana sabda Rasulullah shalallahu alaihi wasallam. Sebuah fenomena langka di tengah masyarakat umumnya.

Catatan: Nilai yang disebutkan dalam unit rupiah bersifat perkiraan yang mengacu kepada :

Harga beli Dinar : Rp.1.941.465 (27 April 2013 di geraidinar.com)
Harga beli Dirham : Rp.61.523 (27 April 2013 di geraidinar.com)
Harga unta per ekor : 3000 riyal (harga unta di pasar Ukaz tahun 2011 berkisar antara 1.800 Riyal hingga 4.000 Riyal, tergantung usia unta.

Namun, yang sesuai dengan diyat adalah 3.000 Riyal dengan usia 3 tahun). 1 riyal (beli) = Rp.2.580 (27 April 2013). Asumsi “santai” 1 ekor unta = 3000 riyal Saudi x 2.580 = Rp.7.740.000,

Di era Rasulullah shalallahu alaihi wasallam, nilai tukar 1 dinar = 10 Dirham.

Meski demikian penulis menggunakan konversi Dinar dan Dirham berbanding Rupiah yang berlaku saat tulisan ini dibuat agar mendapatkan gambaran yang lebih mudah.

Konversi ini memang mengakibatkan perbandingan 1 Dinar menjadi 1 : 31,557 Dirham. Jauh dari realita konversi era sahabat.

Namun masalah konversi bukan hal utama yang ingin disampaikan. Pembaca dipersilakan mengonversi ulang nilai tukar di sini sesuai dengan apa yang dianggapnya paling mendekati kebenaran.

Penulis meyakini bahwa aset sesungguhnya yang mereka miliki jauh lebih besar dari apa yang dikemukakan di dalam tulisan ini mengingat mereka dikenal juga dermawan ulung. Artinya, nilai aset yang disebutkan belum mencakup nilai charity yang didonasikan semasa hidupnya.

Kondisi finansial kelima sahabat ini tidak dapat dijadikan cermin kondisi finansial para sahabat lainnya. Sebaliknya, pada umumnya mereka adalah orang-orang hidup dalam kondisi finansial yang minim dan pas-pasan.


Al-Faqir Ahmad Zaini Alawi Khodim Jamaah Sarinyala Kabupaten Gresik