Ansor Banser itu Pemuda Muslim Indonesia

 
Ansor Banser itu Pemuda Muslim Indonesia
Sumber Gambar: dok. pribadi/FB Hamdan Suhaemi

Laduni.ID, Jakarta – Belakangan, saya lihat ada seorang yang mengaku habib mengatakan melarang masuk Ansor dan Banser. Begitu keras dan tajam menyebut nama Ansor dan Banser, seolah Ansor baginya adalah yang terkutuk hingga keluar kata laknatullah. Entah karena tidak tahu atau tidak paham apa itu Ansor dan Banser? Ataukah ada konspirasi di balik celoteh yang tendensius sekaligus provokatif tersebut. Sebagai kader GP Ansor dengar ceramah habib itu kurang tepat, bahkan jauh dari benar.

Dalam posisinya sebagai organisasi kepemudaan apa pernah GP Ansor berbuat salah, salah karena tidak menjalankan syari'at Islam, atau salah karena keluar dari dasar bernegara dan menentang dasar negara Pancasila dan konstitusi negara yakni UUD 45? Atau GP Ansor terindikasi memberontak negara. Barangkali ada tuduhan Ansor terlibat PKI, bahkan jika tidak cukup tuduhan Ansor adalah organisasi para pembunuh darah dingin begitu.

Pada sikap dan tingkah kader adakah yang merugikan sang habib itu, atau ada kader Ansor yang terlibat jaringan narkotika, atau penimbun minyak goreng, dan atau pernah bawa kabur anak orang. Mata saya sehat, akal saya sehat dan saya saksikan tidak pernah berbuat begitu dan jangan sampai kita kader Ansor Banser berbuat demikian, kini dan hingga nanti.

Jelas, kami ambil posisi sebagai yang setia pada asas negara, taat menjalankan syari'at Islam, sami'na wa atho'na pada Kiai, terhadap orang-orang tua kami yang di NU, peduli kemanusiaan, moderat dan toleran dalam bersikap. Karena kami adalah anak negeri ini, negeri yang heterogen dan multikultural.

Sahih, kami Ansor Banser adalah anak pesantren yang dididik semi kemiliteran, dan karena itu kami terlahir di saat Republik Indonesia belum lahir. Darah juang kami menggelora ingin memuntahkan di Medan perang demi kemerdekaan, demi aman dan tentramnya negeri ini. Di jiwa kami mendidih semangat patriotisme bela negara, agama dan ulama. Tidak ada sedikitpun di jiwa kami perasaan takut kalau yang kami bela adalah kebenaran, nyawa kami adalah martir untuk menjaga negeri ini dari rongrongan para petualang politik yang picik dan jahat. Adalah juga benteng pertahanan kuat atas ideologi negara.

Ingatlah, bahwa sejak kelahirannya GP Ansor di tahun 1934 hasil Muktamar NU di Banyuwangi, hingga kini tegak lurus sami'na wa atho'na pada pimpinan dan pada para kiai yang kami anggap sebagai orang tua dan guru kami, dari merekalah sanad ilmu dan agama kami peroleh.

Ingat pula bahwa Banser di tahun 1965-1968, bersama TNI (khusus RPKAD) bahu-membahu menumpas PKI, bahkan mengejar antek-antek PKI hingga sampai pelosok kampung-kampung dan sampai pulau terpencil sekalipun. Fakta tersebut bisa dilihat di catatan sejarah bangsa ini, dan lihat pula peran kami, telalu jauh jika dibandingkan mereka gerombolan yang menyuarakan anti nasionalisme, anti demokrasi yang baru kemarin sore lahir.

Tapi mereka gerombolan begitu pongahnya mau menghilangkan jasa besar Ansor dan Banser atas republik ini. Jika pun negara mau menggaji mereka, GP Ansor dan Banser, itu kebijakan yang tidak keliru, sudah tepat, sebab niat dan prinsipnya didasari cinta tanah air, dan taat pada pemimpin.

Kami ini kumpulan pemuda yang punya orientasi jelas, yaitu ikut memajukan kehidupan kebangsaan Indonesia, menginginkan peradaban Indonesia yang maju, terwujudnya negeri baldatun toyyibatun wa robbun ghofur. Siapapun yang datang mengancam akan binasa dibawah dulimu, kami berprinsip hidup sekali maka matipun berarti.

Tanah air kita ini adalah pusaka, menjaga dan merawatnya adalah kewajiban. Tanah air kita ini adalah kampung halaman di mana kita lahir, hidup dan mati, untuk mencintainya tidak perlu menunggu perintah. Karena itu kami tidak akan pernah lelah mencintai Indonesia.

Pabuaran, 26 Maret 2022
Oleh: Gus Hamdan Suhaemi, Wakil Ketua PW GP Ansor Banten dan Ketua PW Rijalul Ansor Banten


Editor: Daniel Simatupang