Kisah Taubatnya Seorang Wanita Malam

 
Kisah Taubatnya Seorang Wanita Malam
Sumber Gambar: Pinterest, Ilustrasi: laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta - Di tahun 1963 salah satu pengikut Gus Miek dari Tulungagung yang bernama Amar Mujib (adik ipar KH. Ahmad Siddiq) pergi ke Surabaya. Saat itu ia membawa uang beberapa juta untuk satu keperluan. Di tengah jalan, secara tidak sengaja ia bertemu dengan Gus Miek.

"Mar, Masya Allah, lama tidak bertemu denganmu, bawa uang Mar?" sapa Gus Miek sumingah. Akhirnya Amar pun memberikan semua uangnya dan dia tidak jadi menuntaskan keperluannya di Surabaya.

Dikisahkan, ketika itu sekitar jam 3 sore, Gus Miek mengajak Amar jalan-jalan. Amar tidak bisa menolak, akhirnya ia terpaksa mengikuti Gus Miek dari belakang. Setiba di sebuah bar, Gus Miek masuk dan Amar tetap mengikutinya.

Setibanya di dalam sebuah bar ternyata semua meja telah terisi penuh dipakai para pelanggan. Di dalam bar itu ramai para wanita nakal dan para pelanggannya. Gus Miek terus berjalan menuju ke arah seorang wanita cantik pelayan bar.

Setelah dekat, Gus Miek menekan pundak wanita itu sambil meniupkan asap rokok ke arah wajahnya. Wanita itu lalu mundur dan memasuki sebuah kamar, Gus Miek terus mengikutinya sambil meniupkan asap rokok ke arah wajah wanita itu. Amar melihat wanita itu dengan penasaran dan ketakutan.

Setelah melakukan hal itu, Gus Miek mengajak Amar pergi.

"Perempuan itu mbah-mbahe Kiyai, kok bisa terjerumus ke tempat seperti itu," kata Gus Miek pada Amar. Lalu Gus Miek mengajaknya jalan-jalan sampai menjelang pagi.

Beberapa hari kemudian Gus Miek menyuruh Amar pergi ke bar yang sama untuk melihat wanita itu untuk melihat apakah masih ada di sana atau tidak. Setiba di bar Amar mencari wanita tersebut, tapi tidak menemukannya. Akhirnya dia nekat bertanya kepada induk semangnya.

"Ya itu Dik, setelah bapak itu (Gus Miek) datang, dia nangis terus sampai pagi, lalu minta pulang," terang seorang germo.

Amar lalu kembali dan mengabarkan informasi yang didapatnya. Di dalam hatinya bertanya-tanya, dan berbisik lirih pada dirinya sendiri, "Alhamdulillah...."

Kisah ini masyhur di kalangan para pengikut Gus Miek di dalam Jamaah Jantiko Mantab Dzikrul Ghafilin. Pesan yang tersirat secara tidak langsung mengajarkan kepada setiap orang Islam, agar tidak mudah menghakimi orang lain dan selalu berhusnudzon. Allah SWT selalu membuka pintu taubatnya kepada siapapun. []  


Catatan: Tulisan ini telah terbit pada tanggal 27 Mei 2022. Tim Redaksi mengunggah ulang dengan melakukan penyuntingan dan penyelarasan bahasa.

Editor: Hakim