Sejarah Disyariatkannya Shalat Fardhu Lima Waktu

 
Sejarah Disyariatkannya Shalat Fardhu Lima Waktu
Sumber Gambar: Pinterest, Ilustrasi: laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta - Shalat merupakan Rukun Islam kedua yang wajib dijalankan oleh semua umat muslim. Karena itu, belum dianggap sempurna keislaman seseorang jika tidak menunaikan ibadah shalat.

Rasulullah SAW bersabda:

بُنِيَ الإِسْلاَمُ عَلَى خَمْسَةٍ. عَلَى أَنْ يُوَحَّدَ اللهُ، وَإِقَامِ الصّلاَةِ، وَإِيتَاءِ الزّكَاةِ، وَصِيَامِ رَمَضَانَ، وَالْحَجِّ فَقَالَ رَجُلٌ: الْحَجِّ، وَصِيَامِ رَمَضَانَ؟ قَالَ لاَ. صِيَامِ رَمَضَانَ وَالْحَجِّ. هكَذَا سَمِعْتُهُ مِنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى الله ُعَلَيْهِ وَسَلَّمَ

Islam dibangun di atas lima hal; yakni mengesakan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, berpuasa di Bulan Ramadhan dan beribadah haji.” Kemudian ada seseorang bertanya (kepada Ibnu Umar): “Beribadah haji dan berpuasa di bulan Ramadhan?” (Ibnu Umar r.a.) menjawab: “Bukan, berpuasa di Bulan Ramadhan dan beribadah Haji.” Demikianlah yang aku dengar dari Rasulullah saw.”(HR. Imam Muslim)

Secara bahasa shalat bermakna doa. Pengertian secara bahasa ini bisa dilihat di dalam Al-Quran pada ayat berikut ini:

ﺧُﺬْ ﻣِﻦْ ﺃَﻣْﻮَﺍﻟِﻬِﻢْ ﺻَﺪَﻗَﺔً ﺗُﻄَﻬِّﺮُﻫُﻢْ ﻭَﺗُﺰَﻛِّﻴﻬِﻢْ ﺑِﻬَﺎ ﻭَﺻَﻞِّ ﻋَﻠَﻴْﻬِﻢْ ﺇِﻥَّ ﺻَﻼﺗَﻚَ ﺳَﻜَﻦٌ ﻟَﻬُﻢْ ﻭَﺍﻟﻠَّﻪُ ﺳَﻤِﻴﻊٌ ﻋَﻠِﻴﻢٌ

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN