Biografi Syekh Ibrahim Asmoroqondi

 
Biografi Syekh Ibrahim Asmoroqondi
Sumber Gambar: foto istimewa

Daftar Isi

1.    Riwayat Hidup dan Keluarga

1.1   Lahir
1.2   Riwayat Keluarga Syekh Ibrahim Asmoroqondi
1.3   Nasab Syekh Ibrahim Asmoroqondi
1.4   Wafat

2.  Sanad Ilmu dan Pendidikan Syekh Ibrahim Asmoroqondi

2.1   Perjalanan Menuntut Ilmu Syekh Ibrahim Asmoroqondi
2.2   Guru-Guru Syekh Ibrahim Asmoroqondi

3.  Penerus Syekh Ibrahim Asmoroqondi

3.1  Anak-Anak Syekh Ibrahim Asmoroqondi
3.2  Murid-Murid Syekh Ibrahim Asmoroqondi

4.  Perjalanan Dakwah Syekh Ibrahim Asmoroqondi

4.1   Perjalanan Dakwah di Daerah Pasai
4.2   Perjalanan Dakwah di Daerah Campa
4.3   Perjalanan Dakwah di Daerah Palembang
4.4   Perjalanan Dakwah di Daerah Jawa

5.  Keteladanan Syekh Ibrahim Asmoroqondi

7.  Referensi

8.  Chart Silsilah Sanad

 

1    Riwayat Hidup dan Keluarga

1.1   Lahir

Syekh Ibrahim Asmoroqondi diperkirakan lahir di Samarkand, Asia Tengah, pada paruh kedua abad ke-14. Babad Tanah Jawi menyebut namanya dengan sebutan Makdum Ibrahim Asmoro atau Maulana Ibrahim Asmoro. Sebutan itu mengikuti pengucapan lidah Jawa dalam melafalkan as-Samarqandi, yang kemudian berubah menjadi Asmoroqondi. 


1.2   Riwayat Keluarga Syekh Ibrahim Asmoroqondi

Istri pertama Syekh Ibrahim Asmoroqondi yang bernama Retno Jumilah dan dikaruniai Putra :
1.    Ishaq Maqdum ( Syekh Maulana Ishaq )

Istri kedua Dewi Candrawulan kakak dari raja Campa dan dikaruniai Putra :
1.    Ali Murtadho ( Raden Santri/ Raja Pandhita}
2.    Ali Rahmatullah ( RadenRahmad/ Sunan Ampel)

1.3   Nasab Syekh Ibrahim Asmoroqondi

1.    Nabi Muhammad Rasulullah SAW.
2.    Sayyidah Fathimah Az-Zahra/Ali bin Abi Thalib
3.    Al-Imam Al-Husain
4.    Al-Imam Ali Zainal Abidin
5.    Al-Imam Muhammad Al-Baqir
6.    Al-Imam Ja’far Shadiq
7.    Al-Imam Ali Al-Uraidhi
8.    Al-Imam Muhammad An-Naqib
9.    Al-Imam Isa Ar-Rumi
10.    Al-Imam Ahmad Al-Muhajir
11.    As-Sayyid Ubaidillah
12.    As-Sayyid Alwi
13.    As-Sayyid Muhammad
14.    As-Sayyid Alwi 
15.    As-Sayyid Ali Khali’ Qasam
16.    As-Sayyid Muhammad Shahib Mirbath
17.    As-Sayyid Alwi Ammil Faqih 
18.    As-Sayyid Abdul Malik Azmatkhan
19.    As-Sayyid Abdullah
20.    As-Sayyid Ahmad Jalaluddin
21.    As-Sayyid Husain Jamaluddin 
22.    Syekh Ibrahim Asmoroqondi / As-Sayyid Ibrahim Zainuddin As-Samarqandy

1.4   Wafat

Syekh Ibrahim Asmoroqondi wafat pada sekitar tahun 1425M dan dan  dimakamkan  di  Desa  Gesikharjo  Kecamatan  Palang Kabupaten Tuban.

2   Sanad Ilmu dan Pendidikan Syekh Ibrahim Asmoroqondi 

2.1  Perjalanan Menuntut Ilmu Syekh Ibrahim Asmoroqondi

Mulai dari kecil Syekh Ibrahim Asmoroqondi dibimbing oleh ayahanda beliau Syekh Jamaludin Husein Al Akbar/ Syekh Jumadil Kubro. Dalam perjalanan mengungsi dari daerah Samarkand yang sedang diserang oleh pasukan Timur Lang/ Timur Lan Syekh Ibrahim Asmoroqondi dan keluarga mampir ke daerah Persia. Di sana mereka diterima oleh Ulama yang baik hati dan disegani disana yaitu Syekh Maulana Malik Ibrahim. Setelah dua tahun berlalu negeri Persia juga ikut bergejolak karena di serang juga oleh pasukan Timur Lang dan akhir nya mengungsi sampai ke Turki dan berlanjut sampai di daerah Pasai.

2.2  Guru-guru Syekh Ibrahim Asmoroqondi

  1. Syekh Jamaludin Husen Al Akbar
  2. Syekh Maulana Malik Ibrahim

3   Penerus Syekh Ibrahim Asmoroqondi

3.1  Anak-anak Syekh Ibrahim Asmoroqondi 

  1. Ishaq Maqdum ( Syekh Maulana Ishaq )
  2. Ali Murtadho ( Raden Santri/ Raja Pandhita )
  3. Ali Rahmatullah ( Raden Rahmad/ Sunan Ampel )

3.1  Murid-murid Syekh Ibrahim Asmoroqondi

  1. Abu Hurairah ( Raden Burereh)

4   Perjalanan Dakwah Syekh Ibrahim Asmoroqondi

Perjalanan dakwah Syekh Ibrahim Asmoroqondi di penuhi berbagai liku-liku. Secara umum seperti yang di kemukakan dalam Babad Gresik perjalanan Syaikh Maulana Ishaq dapat dijelaskan sebagai berikut :

4.1  Perjalanan Dakwah di daerah Pasai

Setelah melakukan perjalanan dari Persia menuju Turki disana beliau beserta keluarga mendapat tugas dari Sultan Turki yaitu Sultan Mahmud 1. Untuk berangkat ke Jawa Dwipa untuk melakukan misi kenegaraan sekaligus misi dakwah. Dalam perjalanan menuju Jawa rombongan mampir di daerah Pasai. Dan ketika rombongan akan melanjutkan perjalanan menuju ke Jawa. Syekh Ibrahim Asmoroqondi memutuskan untuk tinggal dikarenakan beliau nyaman dengan lingkungan sekitar. Akhirnya beliau diterima dengan baik oleh Sultan Ahmad sang penguasa Pasai. Dan diangkat sebagai salah satu guru di Pasai. Dan beliau juga dinikahkan dengan salah satu putri bangsawan Pasai yang bernama Retno Jumilah. Dari Retno Jumilah inilah Lahir Ishaq Maqdum atau yang lebih dikenal dengan Syekh Maulana Ishaq.

4.2  Perjalanan Dakwah di Daerah Campa

Setelah sekian lama tinggal di daerah Pasai Syekh Ibrahim Asmoroqondi telah sempurna hidupnya. Sebagai guru bagi masyarakat Pasai, sebagai suami dari putri bangsawan setempat, dan dikaruniai seorang putra dari pernikahannya.
Selama tinggal di Pasai Syekh Ibrahim Asmoroqondi sering mendapat laporan dari para pedagang yang kebetulan singgah di Pasai. “ Syekh, keadaan di Campa benar-benar menyedihkan, harus segera ditangani,” kata seorang pedagang Gujarat kepada beliau.” Syekh, harus ada seseorang yang berjuang demi masyarakat muslim di Campa. Dan orang yang paling tepat untuk pergi ke sana adalah anda,  Syekh,” kata seorang pedagang Mesir.

“Syekh, saya akan menghadap petinggi muslim Cina. Saya akan pastikan Tuan akan mendapat jaminan keamanan di sana. Saya pastikan itu, jika Tuan sudi membantu para muslim di Campa,” kata seorang musafir dari China. Dengan tekad bulat akhirnya beliau melakukan perjalanan menuju Campa bersama rombongan kecil dari Pasai.

Begitu tiba di Champa kedatangan Syekh Ibrahim  Asmoroqondi tidak disambut baik oleh raja Campa karena memang raja Campa tidak suka dengan ajaran Islam. Raja Campa sangat marah dan menghukum siapa saja rakyatnya yang beralih keyakinan begitu pula Syekh Ibrahim  Asmoroqondi diburu oleh Raja Campa untuk dijatuhi hukuman. Tidak tahan akan perlakuan Raja Campa Syekh Ibrahim  Asmoroqondi pergi ke gunung  Sukasari,  belum  sampai  menemukan  Syekh  Ibrahim  Asmoroqondi, bersamaan dengan itu datanglah rombongan besar tentara Cina mendarat di Campa dan dipimpin oleh Laksamana Cheng Ho. Akhirnya tentara Cina melindungi rombongan Syekh Ibrahim Asmoroqondi. Pada waktu itu Raja Campa mangkat dan di gantikan oleh putranya  yang  masih  remaja  dan  didampingi  oleh  kakak perempuannya.  
Saat  mendengar  berita  bahwa  raja  Campa  meninggal. Syekh Ibrahim  Asmoroqondi langsung turun dari gunung menuju ke pusat kota Campa sambil dikawal oleh pasukan CIna di bawah pimpinan Laksamana Cheng Ho. Dalam  Babad  Tanah  Jawa  dijelaskan  bahwa  setelah  raja Campa meninggal digantikan oleh putra laki-lakinya dan kemudian Syekh Ibrahim  Asmoroqondi dinikahkan dengan putri kedua raja Campa yaitu Dewi Candrawulan.

Hampir dua puluh tahun sudah Syekh Ibrahim  Asmoroqondi berada di tanah Campa. Dengan istri keduanya, ia dikaruniai dua orang putra yang diberi nama Ali Murtadlo dan Ali Rahmatullah. Pada sekitar tahun 1404 M Syekh Ibrahim  Asmoroqondi beserta kedua putranya meninggalkan bumi Campa menuju ke Jawa.

4.3 Perjalanan Dakwah di Palembang

Hampir dua puluh tahun sudah Syekh Ibrahim  Asmoroqondi berada di tanah Campa. Terbersit dalam benak Syekh Ibrahim  Asmoroqondi rasa rindu dan juga ingin memenuhi janji kepada ayahnya saat ia masih berada di Pasai dan ditinggal ayahnya yaitu Syekh Jamaluddin Husain ke Jawa. Mereka berlayar menggunakan perahu menyusuri pantai Sumatra hingga akhirnya mereka singgah di pelabuhan Palembang. Di Palembang rombongan kecil tersebut disambut oleh Adipati Arya Damar. Dia  sebenarnya  adalah  salah  satu  pangeran  dari  Majapahit  dan diangkat sebagai penguasa Palembang, yang menguasai wilayah bawahan Majapahit. 

Setelah bicara basa-basi cukup lama Syekh  Ibrahim    Asmoroqondi  mulai  berbincang-bincang  tentang keyakinan yaitu agama Hindu dan Islam dengan mendasari ilmu tasawuf, ilmu spiritual Islam yang memang banyak memiliki titik kesesuaian antara dua keyakinan  tersebut.  Hingga  akhirnya  adipati  Palembang  Arya  Damar tergerak hatinya untuk masuk Islam dan mengucapkan dua kalimat syahadat. Dan Raden Arya Damar diberi nama baru Oleh Syekh Ibrahim Asmoroqondi menjadi Arya Abdillah yang bermakna Kesatria Abadi Tuhan.

4.4 Perjalanan Dakwah di Jawa

Setelah tiga bulan berada di Palembang. Akhirnya perjalanan dilanjutkan menuju ke tanah Jawa dengan menggunakan kapal. Karena kapal yang mereka tumpangi adalah kapal dagang maka mereka sempat singgah di beberapa pelabuhan antara lain :Banten, Bandar Sunda Kelapa, karawang, Cirebon, Semarang dan Jung Mara. Hingga akhirnya mereka sampai di pelabuhan Tuban yang tak kalah ramainya dengan pelabuhan Palembang.

Sejak  abad  ke-11  Tuban  nampaknya  sudah  menjadi  pusat perdagangan internasonal, khusunya pada masa Airlangga. Dalam sebuah prasasti  yang  dikeluarkan  pada  masa  itu  disebutkan  bahwa  kerajaan Airlangga  memiliki  dua  pelabuhan  niaga  yaitu  Hujung  Galuh  dan Kambang Putih. Dalam prasasti tersebut disebutkan orang-orang asing yang berdagang yaitu pedagang India Utara, India Selatan, Burma, Kamboja dan Campa.

Pendaratan Syekh Ibrahim  Asmoroqondi di Tuban lebih tepatnya di Desa Gesik dewasa itu dapat dipahami sebagai suatu sikap kehati-hatian seorang penyebar dakwah Islam. Mengingat Bandar Tuban saat itu adalah bandar  pelabuhan  utama  Majapahit.  Itulah  sebabnya  Syekh  Ibrahim  Asmoroqondi  beserta  rombongan  tinggal  agak  jauh  di  sebelah  timur pelabuhan Tuban, yaitu di Gesik untuk berdakwah menyebarkan kebenaran Islam kepada penduduk sekitar. 

Kurun  waktu  penyebaran  Agama  Islam  yang dilakukan oleh Syekh Ibrahim  Asmoroqondi di tanah Tuban adalah antara tahun 1410M sampai 1425M atau selama 15 tahun berdakwah. Tak lama Syekh Ibrahim  Asmoroqondi berdakwah di Tuban dan pada tahun 1425 M beliau  wafat  dan  dimakamkan  di  Desa  Gesikharjo  Kecamatan  Palang Kabupaten Tuban.

5   Keteladanan Syekh Ibrahim Asmoroqondi

Dengan beberapa metode dakwah yang dilakukan oleh Syekh Ibrahim Asmoroqondi, tentu saja banyak sekali yang bisa kita petik hikmahnya.

Dakwah  yang  disampaikan  oleh  Syekh  Ibrahim    Asmoroqondi sangat luas akan tetapi tetap berkisar pada masalah keIslaman atau agama Islam. Dalam tujuannya adalah menegakkan tauhid dan upaya menjalankan syariat Islam dengan dilandasi oleh kitab suci Alquran dan Alhadist. Sedang dalam dakwahnya Syekh Ibrahim  Asmoroqondi menekankan pada dakwah bil lisan dan dakwah bil hal.  Hal  ini dibuktikan bahwa apa  yang telah diucapkan  dalam  ajarannya  selalu  ditandai  dan  diwarnai  dengan perbuatannya. Beliau menasehati para santrinya tentang arti hidup di dunia ini menuju akhirat.  Selama hidup  di  dunia hendaklah orang itu berbuat amar  makruf  nahi  munkar.  Para  muslim  wajib  ta‟at  pada  Allah,  pada Rasulnya, pemimpinnya (raja), kedua orang tuanya dan gurunya. Semua itu dilandasi  dalam  kehidupan  muslim,  mukhsin,  mukhlis,  mukmin,  dan muttaqin. Dalam kehidupan sehari-hari diwujudkan dalam penekanan iman sebagai landasan, Islam sebagai kegiatan dan ikhsan sebagai hasil akhir untuk  berbuat  baik.

Syekh  Ibrahim    Asmoroqondi  juga menyusun sebuah kitab tulisan tangan yang dikenal di kalangan pesantren dengan nama Usul Nem Bis, yaitu sejilid kitab berisi enam kitab dengan enam bismillahirrahmanirrahim, ditulis atas nama Syekh Ibrahim Asmoroqondi. Itu berarti, sambil berdakwah menyiarkan Agama  Islam, Syaikh Ibrahim as-Samarkandi juga menyusun sebuah kitab.

6   Referensi

1.    Buku Atlas Wali Songo, Agus Sunyoto,
2.    Buku Wali Songo: Rekonstruksi Sejarah yang Disingkirkan, Agus Sunyoto, Jakarta: Transpustaka, 2011
3.    Sejarah Wali Sanga, Purwadi,
4.    Dakwah Wali Songo, Purwadi dan Enis Niken,
5.    Babad Wali Songo, Yudhi AW,2013
6.    Tuban Bumi Wali The Spirit of Harmony, Pemerintah Kabupaten Tuban, 2015
7.    Mukarrom, Akhwan. Sejarah Islam Indonesia I. Surabaya: Uin Sunan Ampel, 2014.

7. Chart Silsilah Sanad

Berikut ini chart silsilah sanad guru Syekh Ibrahim Asmoroqondi dapat dilihat DI SINIdan chart silsilah sanad murid beliau dapat dilihat DI SINI.


Artikel ini sebelumnya diedit tanggal 04 Juli 2022, dan terakhir diedit tanggal 13 September 2022.

 

Lokasi Terkait Beliau

    Belum ada lokasi untuk sekarang

List Lokasi Lainnya