Biografi Sahabat Mush'ab bin Umair

 
Biografi Sahabat Mush'ab bin Umair
Sumber Gambar: Mush'ab bin Umair (Ilustrasi foto)

Daftar isi Biografi Sahabat Mush'ab bin Umair

1.    Riwayat Hidup
1.1  Lahir
1.2  Nasab
1.3  Wafat

2.    Kisah-kisah
2.1  Memeluk Islam
2.2  Duta Islam Pertama
2.3  Perang Uhud

3.    Referensi

Mush’ab bin Umair atau yang biasa dikenal dengan Mush’ab Al-Khair (Mush’ab yang baik) merupakan sahabat Nabi Muhammad SAW yang berasal dari Kabilah Bani Abdu Dar dari Suku Quraisy.

1. Riwayat Hidup

1.1 Lahir

Mush’ab bin Umair lahir di Mekkah. Mengenai tanggal, bulan, dan tahun kelahirannya tidak diketahui secara pasti karena minimnya sumber informasi.

1.2 Nasab

  1. Mush’ab bin
  2. Umair bin
  3. Hasyim bin
  4. Abdu Manaf bin
  5. Abdu Dar bin
  6. Qushay bin
  7. Kilab al-Qurasyi

1.3 Wafat

Mush’ab bin Umair wafat pada tahun 3 hijriyah atau 625 masehi di Gunung Uhud.

2. Kisah-kisah

2.1 Memeluk Islam

Keislaman Mush’ab bin Umair diawali ketika beliau mendengar tentang Muhammad yang mendakwahkan dirinya sebagai Rasulullah dan mengajak manusia untuk beribadah kepada Allah yang Esa. Setelah mendengar Rasulullah sering mengadakan pertemuan dengan para sahabatnya di rumah Arqam bin Abil Arqam, beliau pun menyempatkan diri mengikuti majelis yang di dalamnya dibacakan ayat-ayat Al Qur’an. Wahyu yang kala itu dibacakan oleh Rasulullah didengar oleh Mush’ab hingga merasuki hatinya dan menjadi jalan hidayah Allah kepadanya.\

Untuk beberapa saat lamanya, Mush’ab menyembunyikan keislamannya. Namun suatu ketika ada seseorang yang melihat gelagat Mush’ab sebagai orang yang telah mengikuti agama Muhammad dan memberitahukan hal ini kepada ibunya. Sejak peristiwa ini cobaan terhadap keimanan beliau pun mulai datang silih berganti. Mulai dari ibunya yang kemudian memenjarakannya di sebuah tempat terpencil, dua kali hijrah ke Habsyi, hingga pengusiran oleh ibunya yang tidak lagi sudi menganggapnya sebagai anak kandung. Ini juga berarti akhir dari kehidupan mewah dan perlente pemberian orang tuannya yang selama ini dinikmatinya. Begitulah, pemuda rupawan ini lebih memilih hidup miskin dan sengsara, dengan pakaiannya yang kasar dan usang, sehari makan dan beberapa hari lapar demi cintanya pada Allah.

Suatu hari pernah beberapa orang Muslimin duduk di sekeliling Rasulullah . Ketika mereka memandang Mush’ab, mereka menundukkan kepala dan memejamkan mata. Sebagian dari mereka tak kuasa menahan air mata karena rasa ibanya terhadap Mush’ab. Akan tetapi Rasulullah melihat Mush’ab dengan pandangan penuh arti, rasa cinta kasih dan syukur. Sambil tersenyum beliau berkata : “Dahulu saya melihat Mush’ab ini tak ada yang mengimbangi dalam memperoleh kesenangan dari orang tuannya, kemudian ditinggalkannya semua itu demi cintanya kepada Allah dan Rasul-Nya.”

2.2 Duta Islam Pertama

Setelah keluarga dan kekayaan beliau tinggalkan demi Allah dan Rasulullah SAW. Namun berkurangnya atau hilangnya kemewahan dunia pada dirinya justru berakibat pada peningkatan pengabdiannya pada Allah dan Rasul-nya. Tercatat sumbangsihnya yang teramat besar bagi penegakkan kalimat Allah di muka bumi. Beliau menjadi duta pertama Rasul yang diutus untuk berdakwah kepada masyarakat Madinah. Dengan sifat zuhud, kejujuran, dan kesungguhan hati, beliau berhasil melunakkan dan menawan hati penduduk Madinah hingga mereka berbondong-bondong masuk Islam.

2.3 Perang Uhud

Dalam perang Uhud melawan kaum musyrik, Mush’ab mendapat kehormatan dari Rasulullah untuk membawa bendera kaum Muslimin. Perang ini berlangsung sedemikian dahsyat hingga sejumlah sahabat terkemuka gugur untuk menemui Rabb mereka, tak terkecuali Mush’ab. Seusai pertempuran. Rasulullah dan para sahabat datang meninjau medan pertempuran untuk mengucapkan perpisahan kepada para syuhada. Ketika mereka mendapati jasad Mush’ab, bercucuranlah air matanya. Berkatalah Khabbah Ibnul ‘Urrat : “Kami hijrah di jalan Allah bersama Rasulullah dengan mengharap keridhaan-Nya, hingga pastilah sudah pahala di sisi Allah. Di antara kami ada yang telah berlalu sebelum menikmati sedikitpun juga pahala di dunia ini. Termasuk Mush’ab bin Umair yang gugur di Uhud ini.” Tak sehelai pun kain untuk menutupinya selain sehelai burdah. Andainya ditaruh di atas kepalanya, terbukalah kedua belah kakinya. Sebaliknya bila ditutupkan ke kakinya, terbukalah kepalanya. Sehingga Rasulullah bersabda, “Tutupkanlah kebagian kepalanya, dan kakinya tutupilah dengan rumput kizir.”

3. Referensi

Dikumpulkan dari berbagai sumber

 

Lokasi Terkait Beliau

    Belum ada lokasi untuk sekarang

List Lokasi Lainnya