Ziarah Syaikh Hasan Munadi, Pendakwah Islam di Ungaran

Memperoleh Donasi Sebesar : Rp 0. Donasi Sekarang
 
Ziarah Syaikh Hasan Munadi, Pendakwah Islam di Ungaran

Daftar Isi

Laduni.ID, Jakarta - Syaikh Hasan Munadi beliau adalah ulama besar yang mendakwahkan islam di wilayah Ungaran, beliau hidup sejaman Sunan Kali Jaga dan Raden Patah pada Kesultanan Demak Bintoro.

Syaikh Hasan Munadi adalah seorang Tumenggung dari Kerajaan Demak pada masa kepemimpinan Raden Patah. Beliau memimpin tentara Kerajaan Demak melawan siapapun yang pengin menggoyahkan kerajaan. Karena alasan inilah, beliau dikenal sebagi pemimpin pemberani, bijaksana, berwibawa, dan sakti.

Pada waktu itu, beliau melihat kondisi penduduk Ungaran masih banyak yang hidup tidak beragama. Mereka belum mendapat petunjuk yang benar dalam hal beribadah kepada Sang Maha Pencipta. Selain itu, masih banyak dari mereka memiliki kepercayaan Animisme dan Dinamisme.

Mengetahui hal tersebut, Syaikh Hasan Munadi mengundurkan diri dari jabatannya dan kemudian meninggalkan kerajaan. Beliau bertekad untuk menyampaikan ajaran-ajaran Islam yang benar ke Ungaran.

Syaikh Hasan Munadi kemudian memusatkan penyebaran agama di Desa Nyatnyono. Kegigihannya melakukan syiar membuat desa ini akhirnya jadi pusat penyebaran agama Islam di wilayah Kabupaten Semarang dan sekitarnya

Profil

Syaikh Hasan Munadi berasal dari Demak, dengan nama kecil “Raden Bambang Kertonadi”. Beliau dilahirkan kira-kira pada tahun 1460. Syaikh Hasan Munadi merupakan keturunan dari Majapahit yaitu bin Raden Suruh (Raja Majalengka) bin Raden Munding Wangi (Raden Pajajaran) bin Raden Ronggo (Raja Jenggolo) dan seterusnya sampai Nabi Adam AS. Syaikh Hasan Munadi dengan Raden Patah (Raja Demak) adalah satu ayah lain ibu. Syaikh Hasan Munadi sebagai kakak dan Raden Patah sebagi adik (ibu beliau Putri Campa di Lasem).

Untuk kelanjutannya tentang Profil beliau silahkan baca di Biografi

Guru-Guru Beliau
Sunan Bonang

Lokasi Makam

Makam Syaikh Hasan Munadi berlokasi di desa Nyatnyono, Ungaran Barat, yang mana letaknya makam tidak jauh dari obyek wisata kolam renang Siwarak, kolam renang ini sendiri berada di pinggir jalan arah menuju makam Waliyullah Kiyai Hasan Munadi.

Haul

Haul Syaikh Hasan Munadi diperingati tiap tahun yang diadakan tiap tanggal 21 Ramadhan, Acara ini diadakan di komplek pemakaman beliau di desa Nyatnyono, Ungaran.

Kegiatan ini berlangsung selama dua hari tepatnya pada malam dua puluh dan malam dua puluh satu di bulan Ramadhan. Kegiatan dimulai pada malam dua puluh yang diisi dengan pengajian. Kemudian di hari kedua atau acara puncaknya pada malam dua puluh satu atau selikuran kegiatan dimulai dengan para peziarah bersuci dahulu di sendang Khalimah Thoyibah.

Kemudian sebagian warga yang membawa makanan dibawa ke masjid lalu dipanjatkan doa yang dipimpin oleh modin dan dibagi-bagikan kepada peziarah untuk berbuka puasa bersama. Kegiatan dilanjut dengan sholat maghrib dan tarawih berjamaah, dan ditutup dengan tahlilan di makam Syaikh Hasan Munadi dan Syaikh Hasan Dipuro dengan tujuan untuk mendoakan dan meminta ampunan dosa kepada Allah SWT, serta untuk mencari barokah dan ketentraman hidup.

 

Motivasi Ziarah Menurut Syekh An Nawawi al Bantani

1. Untuk Mengingat mati dan Akhirat
2. Untuk mendoakan
3. Untuk mendapatkan keberkahan
4. Memenuhi hak ahli kubur yang diziarahi, seperti ke makam orang tua

Fadilah

Makam Syaikh Hasan Munadi banyak dikunjungi para peziarah dan santri. Tak hanya datang dari wilayah Ungaran saja. Banyak peziarah yang datang dari luar kota dan bahkan dari luar Jawa yang berziarah di makam beliau yang berada di Komplek keluarga

Ada keyakinan dari masyarakat dan santri yang datang ke sana bahwa dengan berziarah, berdoa dan bertawassul di makam Syaikh Hasan Munadi, dimudahkan dalam hajatnya, Dimudahkan dalam kenaikan derajatnya, dimudahkan dalam mendapatkan jodoh, dimudahkan dalam mendapatkan keturunan anak sholeh dan sholehah

Peninggalan

Masjid Nyatnyono
Syaikh Hasan juga mendirikan Masjid Subulussalam selama melakukan syiar, yang hingga kini telah mengalami beberapa kali pemugaran sejak 1985.

Meski dipugar masih ada yang asli, seperti empat tiang saka atau pilar untuk cungkup dan mimbar dari kayu. Pilar-pilar Tiang saka ukirannya khas Majapahit, sehingga bisa menjadi tanda bahwa masjid peninggalan Waliyullah Syekh Hasan Munadi merupakan masjid tua. Sebelumnya cungkup saka tersebut hanya ada satu, namun kemudian, saka tersebut dibelah menjadi empat, hingga seperti saat ini. Saka itu dari bahan pembangunan Masjid Agung Demak.

Sendang Khalimah Thoyibah
Di sekitaran lokasi makam terdapat sebuah tempat pemandian yang airnya diambil dari sebuah sendang peninggalan Syaikh Hasan Munadi, letak dari sendangnya sendiri tak jauh dari lokasi makam yaitu sebelum anda naik ke makam anda belok ke kanan dan anda akan menjumpai sendang nyatnyono. Sendang Khalimah Thoyibah sebenarnya juga mempunyai sejarah yang tak lepas dari Syaikh Hasan Munadi, yaitu bermula dari tongkatnya Syaikh Hasan Munadi yang ditancapkan ke tanah kemudian dicabut dan keluarlah mata air yang sekarang menjadi sendang.
 

Oleh-oleh

Oleh-oleh yang bisa dibeli dan dibawa pulang usai ziarah di Semarang di antaranya:
Lumpia Semarang, Wingko Babat, Bandeng Presto, Tahu Petis, Tahu Bakso Ungaran, Ayam Tulang Lunak, Kain Batik Khas Semarang, Kopi Banaran, Roti Ganjel Rel, Lontong Spekkoek Waiki.