INFAK / SEDEKAH/ DONASI/ SUMBANGAN untuk LADUNI.ID
Seluruh dana yang terkumpul untuk operasional dan pengembangan portal dakwah Islam ini
LADUNI.ID, Jakarta - Jangan pernah berhenti berdo’a, apalagi sampai putus asa. Yakinlah bahwa do’a yang kita panjatkan akan diijabah Allah Ta'ala.
Seringkali seseorang dalam melakukan sesuatu hal atau pekerjaan menemui kendala atau rintangan yang menghalang. Tak jarang orang tersebut mengalami keputusasaan atas rintangan tersebut. Bagaimana seharusnya menyikapi hal demikian? Ibnu Athaillah dalam Kitab Hikamnya memberikan formulasi sebagai berikut:
Apapun yang terjadi dalam hidupmu dan semengerikan apapun segala sesuatu yang tampak di matamu, jangan sampai kau putus harapan, hingga meski semua pintu tertutup
Putus asa berarti habis harapan, tidak ada harapan lagi. Seseorang dikatakan putus asa apabila tidak lagi mempunyai harapan tentang sesuatu yang semula hendak dicapai.
“Katakanlah (Nabi Muhammad), “Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas (dengan menzalimi) dirinya sendiri, janganlah berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Az-Zumar: 53)
“Katakanlah, ‘Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri! Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh, Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.’” (QS. Az-Zumar: 53)
“Kalau kamu orang baik, pasti tetap jadi labanan khalishan (susu murni), meski hidup di antara farts (kotoran) dan dam (darah). Itu bukti bahwa kita tidak boleh putus asa,” tegas Gus Baha.
Berziarah ke makam kuburan bukan sekadar tradisi. Hal ini bisa dimaknai sebagai latihan batin. Sebuah refleksi sunyi yang mampu menyadarkan kita bahwa waktu sangat singkat, dan setiap masalah yang kita hadapi hanyalah bagian kecil dari perjalanan menuju akhir.