Kolom

 

Karakter Pemimpin Ideal dalam Pandangan Imam Al-Mawardi

Seorang pemimpin harusnya mempunyai inner beauty (daya tarik) tersendiri yang bisa menarik perhatian dan mempengaruhi kelompok yang dipimpinnya.

Meneladani Tekad Kepemimpinan Sayyidina Abu Bakar As-Shiddiq

Pemimpin yang besar adalah pemimpin yang memiliki jiwa besar untuk bersedia merendahkan diri melayani mereka yang ia dipimpin dengan rasa yang penuh pengabdian. Fokusnya hanyalah bagaimana menyejahterakan, mengantarkan segala kebaikan bagi mereka yang dipimpinnya.

Membangun Ketaatan pada Pemimpin Bukan Berarti “Menjilat”

Kita pun diajarkan taat pada pimpinan, selama itu lurus dalam kebenaran. Bagaimana jika pemimpin menentukan sebuah kebijakan yang salah?

Kebenaran Tidak Selamanya Berupa Kemenangan

Bagaimana memahami sebuah kekalahan politik dalam perspektif sejarah Islam? Jika dikaji lebih mendalam, maka kita akan mendapati serpihan yang menarik: kebenaran tak selamanya berupa kemenangan, sebagaimana kekalahan tak otomatis mengonfirmasi sebuah kesalahan.

Menyoal "Kedekatan" Ulama dengan Penguasa

Mengatakan setiap ulama yang dekat dengan kekuasaan itu adalah adalah tercela, dan merupakan sebuah kesalahan, karena banyak dari orang-orang sholeh yang masuk kepada penguasa dengan tujuan memberikan nasihat serta didasarkan pada rasa kasih sayang terhadap umat Islam.

Inspirasi Konsep "Negara" Madinah dalam Konteks Indonesia

Selain sebagai pemimpin umat, Nabi Muhammad SAW juga seorang hakim dan qadhi. Beliau mengembangkan "negara" berdasarkan kesepakatan dan perjanjian di Madinah. Nabi SAW memimpin umat untuk berkomitmen dalam kebersamaan yang diatur dalam Piagam Madinah (Mitsaq Al-Madinah).

Mengurai Prinsip Ulama Berpolitik

Kebanyakan ulama berpolitik di jalur non formal. Mereka tidak punya kekuasaan formal. Selain itu ada juga ulama yang menjadi penguasa. Akan tetapi nilai dari aktivitas politik ulama tetap terletak pada ri’ayah bukan karena punya kekuasaan formal atau tidak.

Agama Bukan Sumber Konflik, Tetapi Sumber Kedamaian

Setiap agama yang benar mengajarkan kedamaian. Sedangkan setiap orang yang benar-benar beragama selalu ingin meraih suasana hati yang tenteram, tenang dan hidup yang damai. Beragama dengan sebenarnya berarti ingin selamat dengan cara menjadi bagian dari keseluruhan hidup yang damai.

Hati-Hati Menerima Informasi, Tabayyun Dulu sebelum Share!

Berita hoax yang dibumbuhi dengan ujaran kebencian akan sangat muda memicu perselisihan antar kelompok, bahkan bisa berujung pada tindakan kekerasan. Apalagi setiap menjelang momentum pemilihan umum.

Dakwah dan Nalar Zaman

Menyiasati atau lebih tepatnya beradaptasi dengan perkembangan zaman yang semakin bergerak cepat ini, kita, santri, dan tentunya para kyai harus tanggap dan cerdas dalam menelaah problem sosial, jeli melihat perkembangan informasi, dan arus perubahan zaman.

Menampilkan 41 - 50 dari 1.400 Kolom