Kolom

 

Menutup Prasangka Buruk pada Ulama yang "Dekat" dengan Penguasa

Hilir mudik ulama waliyullah di tempat penguasa dalam rangka mengurus kebutuhan umat, hanya bisa dilakukan oleh orang-orang yang berakhlah tinggi. Mereka mengorbankan dan "menghinakan" dirinya demi meraih ridho Allah semata. Mereka mengetahui luasnya rahmat Allah.

Mewaspadai Dampak Buruk dari Praktik Politik Busuk

Dalam perspektif ajaran Islam, politik demi kemaslahatan individu itu tidak dikenal kecuali berada di dalam cakupan kemaslahatan umum. Setiap politisi berkewajiban untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat berdasarkan keadilan.

Ikhtiar Menjalin Simpul Kebersamaan dalam Tahun Politik

Manakala kebersamaan tegak dan kokoh, diyakini segala manuver provokator bisa diredam bersama. Sebab, kebersamaan mensakralkan kebhinnekaan. Kebersamaan senantiasa memikirkan setiap tindakan, apakah akan merusak diri sendiri atau masyarakat luas.

Menyimak Pandangan Habib Umar tentang Ulama yang Terjun dalam Politik Praktis

Kata Habib Umar, jika yang dimaksud dengan kebangsaan adalah rasa aman, keadilan, dan penghargaan terhadap sesama, maka itu adalah Islam, apa pun istilah yang digunakan. Kaum Muslimin harus menjaga hak-hak Nonmuslim ketika minoritas, apalagi ketika kaum Muslimin menjadi mayoritas.

Ketika Kebodohan dan Kemiskinan Ditutupi Kepalsuan

Menjadi orang bodoh sebenarnya bukanlah aib. Sama dengan menjadi orang miskin, menjadi orang bodoh kadang kala adalah bagian dari skenario takdir yang tak terhindarkan meskipun sudah berusaha dihindari.

Menjaga Tradisi Tertib dalam Belajar Keislaman

Imam Al-Ghazali dan Ibn Rusyd itu beda generasi, tetapi kritikan Al-Ghazali terhadap filsafat dibantah oleh Ibn Rusyd. Buku dibantah buku. Namun yang menarik, karya monumental Al-Ghazali dalam bidang ushul fiqih, yaitu Kitab Al-Mustasyfa, ternyata dibuat ringkasannya oleh Ibn Rusyd.

Berhati-hati Menerima Informasi

Kalau kesukaan dan kebencian itu terlampau dalam dan menguasai diri, biasanya nalar pun terganggu. Cara menerima informasi pun bukan berdasarkan mana yang benar dan mana yang yang salah, melainkan mana yang sesuai dengan keinginan. Parameternya menjadi like dan dislike.

Berhenti Menilai Orang Lain dengan Standar Diri Kita

Dalam kehidupan sehari-hari banyak orang yang terjebak oleh standar dirinya atau kelompoknya semata. Sehingga memandang orang lain salah dan menilai bohong ketika mendapati hal baru yang orang lain sampaikan.

Karakter Pemimpin Ideal dalam Pandangan Imam Al-Mawardi

Seorang pemimpin harusnya mempunyai inner beauty (daya tarik) tersendiri yang bisa menarik perhatian dan mempengaruhi kelompok yang dipimpinnya.

Meneladani Tekad Kepemimpinan Sayyidina Abu Bakar As-Shiddiq

Pemimpin yang besar adalah pemimpin yang memiliki jiwa besar untuk bersedia merendahkan diri melayani mereka yang ia dipimpin dengan rasa yang penuh pengabdian. Fokusnya hanyalah bagaimana menyejahterakan, mengantarkan segala kebaikan bagi mereka yang dipimpinnya.

Menampilkan 21 - 30 dari 1.395 Kolom