Ustaz Kagetan Vs Teungku Rangkang, Siapa "KO"?

 
Ustaz Kagetan Vs Teungku Rangkang, Siapa

 

LADUNI. ID, KOLOM- Allah SWT menjadikan manusia sebagai khalifah di muka bumi ini. Islam sebagai agama dakwah tentunya menjadikanpenduduk bumi menjadi rahmatan lil alamin. Salah satu cara dalam pemyebaran dan perluasan syariat Islam dengan cara Berdakwah.

Kita mengetahui bahwa mengajak kepada kebaikan adalah perintah agama. Namun, bila terburu-buru dalam berdakwah justru seringkali berakibat tidak baik. Selain berdakwah yang juga harus menggunakan metode atau cara yang baik (bil mau’idzatil hasanah), tidak terburu-buru dalam berdakwah juga penting untuk diperhatikan.
Juga kapasitas ilmu yang dimiliki juga menjadi hal yang patut dipertimbangkan, bukan dalam artian harus sempurna baru bisa berdakwah.

Apabila sesuatu itu kita tidak mempunyai pengetahuan dan kapasitas untuk menjawab serta apa yang kita sampaikan bisa dipahami  jauh dari esensinya juga menjadi pertimbangan seorang pendakwah.Jangan asal pertanyaan semua mampu dijawab padahal  kemampuan kita belum mumpuni menjelaskan persoalan tersebut.


Sering juga terdengar di youtube, televisi dan sejenisnya ada ungkapan "Haraam.. tidak  boleh.. Sesat.., pemerintah telah melegelkan ini itu dan lainnya, ”pernah tidak kita mendengar ujaran berbentuk kebencian seperti itu di layar televisi atau YouTube dan sejenisnya oleh para penceramah, ustadz, atau da’i, yang sementara ujaran itu dikeluarkan oleh mereka yang belum bertashowur (memiliki gambaran secara utuh) dari pokok permasalahan, akan tetapi, langsung menjustifkasi.

Itulah diantara potret terburu-buru dalam berdakwah yang memiliki potensi negatif. Ketika pengetahuan yang disampaikan belum lengkap atau tidak utuh, justru bisa menjadi suatu hal yang berbahaya. Sejauh sepengetauan yang kita ketahui dan sering diucapkan oleh guree, teungku atau ulama kita yang memang telah menuntut ilmu  dan bertalaqqi sebagaimana diajarkan dalam perintah dan lainnya anjuran syariat dengan ungakapan "Saya belum mengetahui.. ", "Saya tunda jawabannya,' atau "saya tidak tahu jawabanbya.." dan lainnya.

Sepertinya jarang kita lihat fenomena "Ustaz Televisi", "Teungku Youtube", Ustaz Kagetan (UK)  dan lainnya (istilah untuk seseorang yang tiba-tiba menjadi penceramah dan dai padahal sebelumnya berpropfesi bukan seorang penuntut ilmu, baik sebagai artis dan lainnya) apabila hal itu belum mengetahui secara esensialnya ditemukan seseorang penceramah, dai, atau ustadz layar kaca yang berani dan tidak malu mengatakan “saya tidak tahu” atau “saya belum tahu”. Sehingga hukum atau fatwa yang dikeluarkan tidak menjadi sembarangan.

Banyak cerita yang menarik dan menjadi inspirator dan tauladan tentang bagaimana para Teungku yang telah lama belajar agama atau akrab disapa Tgk Rangkang  ulama bahkan dengan kealimannya ia menjadi sosok ulama sepuh nan kharismatik dalam mengajarkan ilmu agama.

Para ahli ilmu  ini tidak segan dan tidak malu mengakui tidak tahu ketika mengajar dan orang bertanya dan meminta waktu untuk mencari tahu terkait materi atau pertanyaan yang diajukan.

***Helmi Abu Bakar ellangkawi, Dewan Guru Dayah MUDI Samalanga