Karunia Tuhan kepada Nabi Muhammad
Ayat Qur'an yang menjelaskan tentang Karunia Tuhan kepada Nabi Muhammad berada pada surat sebagai berikut:
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
-
مَا وَدَّعَكَ رَبُّكَ وَمَا قَلٰىۗ (٣)
3. Tuhanmu tiada meninggalkan kamu dan tiada (pula) benci kepadamu(1582).
[1582] Maksudnya: ketika turunnya wahyu kepada Nabi Muhammad SAW terhenti untuk sementara waktu, orang-orang musyrik berkata: Tuhannya (Muhammad) telah meninggalkannya dan benci kepadanya. Maka turunlah ayat ini untuk membantah perkataan orang-orang musyrik itu. -
وَلَلْاٰخِرَةُ خَيْرٌ لَّكَ مِنَ الْاُوْلٰىۗ (٤)
4. Dan sesungguhnya hari kemudian itu lebih baik bagimu daripada yang sekarang (permulaan) (1583).
[1583] Maksudnya ialah bahwa akhir perjuangan Nabi Muhammad SAW itu akan menjumpai kemenangan-kemenangan, sedang permulaannya penuh dengan kesulitan-kesulitan. Ada pula sebagian ahli tafsir yang mengartikan akhirat dengan kehidupan akhirat beserta segala kesenangannya dan ula dengan arti kehidupan dunia. -
وَلَسَوْفَ يُعْطِيْكَ رَبُّكَ فَتَرْضٰىۗ (٥)
5. Dan kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya (*) kepadamu, lalu (hati) kamu menjadi puas. (*) Menurunkan wahyu, memberikan pimpinan dan pengetahuan kepada Nabi Muhammad sehingga beliau menjadi bersenang hati, karena telah mendapat jalan untuk memimpin ummatnya ke jalan yang baik.
-
اَلَمْ يَجِدْكَ يَتِيْمًا فَاٰوٰىۖ (٦)
6. Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungimu ?
-
وَوَجَدَكَ ضَاۤلًّا فَهَدٰىۖ (٧)
7. Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung(1584), lalu Dia memberikan petunjuk.
[1584] Yang dimaksud dengan bingung di sini ialah kebingungan untuk mendapatkan kebenaran yang tidak bisa dicapai oleh akal, lalu Allah menurunkan wahyu kepada Muhammad SAW sebagai jalan untuk memimpin ummat menuju keselamatan dunia dan akhirat. -
وَوَجَدَكَ عَاۤىِٕلًا فَاَغْنٰىۗ (٨)
8. Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan.
-
فَاَمَّا الْيَتِيْمَ فَلَا تَقْهَرْۗ (٩)
9. Sebab itu, terhadap anak yatim janganlah kamu berlaku sewenang-wenang.
-
وَاَمَّا السَّاۤىِٕلَ فَلَا تَنْهَرْ (١٠)
10. Dan terhadap orang yang minta-minta (*), janganlah kamu menghardiknya. (*) Orang miskin yang minta sedekah, atau orang bodoh yang minta ilmu pengetahuan
-
وَاَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ ࣖ (١١)
11. Dan terhadap nimat Tuhanmu, maka hendaklah kamu siarkan. (*) (*) Karunia berupa pengetahuan kenabian, Al-Quran dan agama Islam hendaknya disebar luaskan kepada yang lain.
-
اَلَمْ نَشْرَحْ لَكَ صَدْرَكَۙ (١)
1. Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu?,
-
وَوَضَعْنَا عَنْكَ وِزْرَكَۙ (٢)
2. dan Kami telah menghilangkan daripadamu bebanmu,
-
الَّذِيْٓ اَنْقَضَ ظَهْرَكَۙ (٣)
3. yang memberatkan punggungmu [1585]?
[1585] Yang dimaksud dengan beban di sini ialah kesusahan-kesusahan yang diderita Nabi Muhammad SAW dalam menyampaikan risalah. -
وَرَفَعْنَا لَكَ ذِكْرَكَۗ (٤)
4. Dan Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu [1586],
[1586] Meninggikan nama Nabi Muhammad s.a.w di sini maksudnya ialah meninggikan derajat dan mengikutkan namanya dengan nama Allah dalam kalimat syahadat, menjadikan taat kepada Nabi termasuk taat kepada Allah dan lain-lain.