INFAK / SEDEKAH/ DONASI/ SUMBANGAN untuk LADUNI.ID
Seluruh dana yang terkumpul untuk operasional dan pengembangan portal dakwah Islam ini
Keimanan itu harus menancap di dalam hati, lalu kemudian diamalkan melalui ucapan dan tindakan dengan melaksanakan perintah Allah SWT dan menjauhi larangan-Nya. Dan semuanya ini, tentu tidak bisa terlepas dari petunjuk dari Rasulullah SAW.
Ketahuilah bahwa ibadah qurban bukan sekadar menyembelih hewan, tetapi memiliki makna yang lebih dalam. Qurban adalah simbol dari ketaatan dan pengorbanan kita untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, sebagaimana yang telah dilakukan oleh Nabi Ibrahim AS.
Di antara amalan yang dianjurkan dalam sepuluh hari pertama Dzulhijjah adalah berpuasa, terutama pada hari Tarwiyah dan Arafah, yakni tanggal 8 Dzulhijjah dan tanggal 9 Dzulhijjah. Puasa pada hari-hari ini memiliki keutamaan yang besar.
Pada dasaranya tujuan menyembelih hewan qurban adalah untuk menghidupkan ajaran Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS sebagai bentuk kepatuhan terhadap perintah Allah SWT.
"Tidak ada hari-hari yang lebih agung di sisi Allah dan lebih disukai untuk beramal sholeh di dalamnya daripada sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah. Maka perbanyaklah pada hari-hari tersebut membaca tahlil, takbir, dan tahmid." (HR. Ahmad).
Tradisi tasyakuran haji ini, hukumnya dapat disamakan dengan naqi’ah. Terlebih lagi, secara substansi acaranya tidak melenceng sedikit pun dari syariat Islam. Di dalamnya terdapat unsur silaturrahmi, sedekah, doa, baca Al-Qur’an, dan lain-lain.
Pesan Habib Ali dalam bukunya, "Al-Insaniyyah Qobla At-tadayyun" cocok dengan penjelasan para Kyai NU seperti Gus Mus, misalnya, yang menekankan dakwah kita itu bertujuan untuk memanusiakan kembali kemanusiaan kita. Sayang, saat ini kita mengalami krisis kemanusiaan dan malah asyik saling memaki.
Pendapat bahwa anak tersebut adalah Ismail didukung oleh berbagai alasan termasuk lokasi peristiwa yang berada di Makkah, di mana Ismail dan ibunya tinggal, serta peran Ismail dalam membangun Ka'bah bersama Ibrahim.
“(Di antara) kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, yaitu bagi orang yang mampu mengadakan perjalanan ke sana. Siapa yang mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Mahakaya (tidak memerlukan sesuatu pun) dari seluruh alam.”
Ketika Nabi Muhammad SAW mulai berdakwah di Makkah, kiblat pertama umat Islam adalah Masjidil Aqsha di Yerussalem. Kiblat ini juga merupakan kiblat bagi umat Yahudi dan Kristen pada saat itu.