DONASI untuk pengembangan profil pesantren 1.820, kitab 700, makam 634, biografi Ulama 2.577 dan silsilah, tuntunan ibadah, Al-Qur'an dan Hadis serta asbabulnya, weton, assessment kepribadian, fitur komunitas media sosial.
Berani (syaja’ah) adalah sikap melangkah maju ke depan guna mendapatkan atau mempertahankan kehormatan dengan menggunakan pertimbangan akal.
Sebuah video dari kreator konten Pandji Pragiwaksono menyentuh banyak penonton bukan karena lawakan, melainkan karena kisah jujur tentang pencarian spiritualnya. Dalam sesi berbagi rekomendasi buku, Pandji menyebut satu karya yang memiliki tempat khusus dalam hidupnya, Mukjizat Al-Qur'an karya Prof. M. Quraish Shihab.
Di dunia ini muncul berbagai kesusahan, musibah, masalah, bencana, kekhawatiran, krisis, penyakit dan sebagainya. Tetapi muncul satu pertanyaan; Apakah pantas kita mendeskripsikan dunia dengan sifat-sifat yang jelek itu?
Ternyata, di antara kumpulan ayat mengenai sedekah dan infak, Allah cantumkan ayat tentang hikmah. Ini berarti, Wallahu A’lam, berinfak dan bersedekah menjadi kriteria penting jika kita ingin meraih hikmah.
Dalam hidup, cobaan adalah sesuatu yang pasti akan datang. Kita semua akan mengalaminya, entah itu dalam bentuk masalah, kesedihan, kehilangan, atau ujian lainnya.
Manusia adalah makhluk wujud yang dulu tidak ada, dan sekarang ada. Dan perlu ditekankan dalam memahami hal itu bahwa penyebab suatu keadaan terjadi bukanlah karena manusia, melainkan sebab-sebab terjadinya suatu kejadian di muka bumi ialah karena Allah.
Pada masa itu, terdapat salah seorang sahabat yang bernama Abu Dujanah. Setiap selesai menjalankan ibadah shalat Subuh berjamaah yang diimami oleh Rasulullah SAW, Abu Dujanah selalu terburu-buru pulang tanpa menunggu pembacaan doa yang dipanjatkan Rasulullah SAW.
“Kalimat ‘Inna lillah’ adalah bentuk tauhid dan pengakuan terhadap status kita sebagai hamba serta milik Allah. Sedangkan ‘Wa inna ilaihi raji‘un’ adalah pengakuan bahwa kita akan binasa, dibangkitkan dari kubur, dan bahwa segala urusan akan kembali kepada-Nya.”
Agama itu memberi ketenangan dan kedamaian seperti layaknya harmonisasi gesekan biola. Begitu konon KH. Achmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah, berpesan kepada para santrinya, sambil kemudian beliau menggesek biolanya, membunyikan nada.
“Tidaklah seorang Mukmin tertimpa duri atau yang lebih darinya, melainkan Allah akan mengangkat derajatnya atau menghapus kesalahannya karenanya.” (HR. Muslim)