INFAK / SEDEKAH/ DONASI/ SUMBANGAN untuk LADUNI.ID
Seluruh dana yang terkumpul untuk operasional dan pengembangan portal dakwah Islam ini
Dengan memuliakan guru dan ulama, seorang ayah tidak hanya menanamkan kebijaksanaan bagi anak-anaknya, tetapi juga membuka jalan bagi mereka menuju keberhasilan dunia dan akhirat.
Dalam kitab Al-Fawaid Al-Mukhtaroh karya Habib Zein bin Ibrahim bin Smith, terdapat sebuah kisah yang menggugah hati dan penuh hikmah tentang seorang istri raja yang lama mendambakan keturunan namun tak kunjung mengandung.
Kisah tentang karomah Ummu Fatimah ini mengandung pelajaran mendalam tentang keimanan, ketawadhuan, dan kedekatan seorang hamba kepada Allah.
Ilmu adalah pelita kehidupan, penuntun langkah menuju keberkahan dunia dan akhirat. Namun, meraih ilmu bukanlah perkara instan; diperlukan kesungguhan dan usaha yang berkelanjutan.
Jika niat pemimpin terpusat pada kemaslahatan rakyat, maka kesejahteraan akan meluas. Tetapi jika niat itu berbalik pada keserakahan dan kezaliman, maka kehancuran akan mengikuti.
Dalam sejarah Islam, Umar bin Abdul Aziz merupakan salah satu sosok pemimpin yang dikenal karena keadilan, kesederhanaan, dan keteguhannya dalam memegang prinsip-prinsip agama. Bahkan ada yang menyebut beliau sebagai khalifah kelima yang masuk dalam kategori Al-Khulafa’ Ar-Rasyidun.
Alkisah, dalam sebuah diskusi, ada seorang murid bertanya kepada gurunya. Pertanyaan itu ditanggapi dengan sangat baik oleh gurunya, dan terjadilah interaksi yang menarik untuk diteladani.
Seekor lebah itu dikenal hanya menghisap sari bunga yang segar dan baik. Ia tidak akan hinggap di tempat yang kotor atau merusak dirinya. Hal ini mengajarkan kepada orang beriman agar senantiasa selektif dalam memilih apa yang dikonsumsi, baik secara fisik maupun spiritual.
Khalifah Umar bin Khattab r.a, sosok pemimpin besar yang dikenal dengan keberanian, keadilan, dan ketegasan, ternyata juga menyimpan kisah luar biasa tentang kesabaran dan kasih sayang dalam rumah tangga.
Dalam kehidupan yang fana ini, manusia sering terjebak dalam keasyikan duniawi yang melalaikan. Harta, kekuasaan, dan berbagai kenikmatan sementara menjadi prioritas, hingga banyak yang mengabaikan tujuan utama penciptaan mereka, yakni beriman dan tunduk kepada Allah SWT.