Kolom

 

Peran Pemikiran Zuhud Ala Imam Al-Ghazali pada Masa Kini

Secara Bahasa zuhud diambil dari kata zahida fiihi wa’anhu, zuhdan wawa zahaadatan yang artinya berpaling dari sesuatu, meninggalkannya karena kehinaannya atau rasa penyesalan atas membunuh seseorang

Mengenal Teologi Rasional Harun Nasution dalam Hubungannya dengan Pendidikan dan Politik

Harun Nasution memandang teologi rasional sesuai untuk masyarakat modern, karena ia memiliki konsekuensi erat dengan perbuatan manusia dalam hidup keseharian

Pandangan Mahzab Kalam Asy’ariyah dan Al-Ghazali Mengenai Perbuatan Manusia

Islam berpandangan bahwa manusia merupakan makhluk dari ciptaan Allah. Manusia juga memiliki potensi yang bisa tumbuh dan dikembangkan, baik secara mental maupun fisik

Kimia Harapan, Ide dan Perjuangan

Al-Farabi (filsuf muslim) mengatakan, jiwa adalah “kesempurnaan pertama bagi jisim (tubuh) alami yang organis yang memiliki kehidupan dalam bentuk potensial”.

Mengapa PKPNU Menjadi Penting? Ini Penjelasannya

Pendidikan Kader Penggerak Nahdlatul Ulama (PKPNU) lahir dan tumbuh dengan latar belakang kebutuhan mendesak, akan kesadaran berjamaah dalam shof yang rapi.

Kiai Abdul Wahab Ahmad: Membuang Sawah Memungut Butiran Tanah

Ada seseorang yang menulis panjang lebar untuk membuktikan bahwa Candi Borobudur buatan Nabi sulaiman. Berbagai detail kecil dicari lalu dirangkai agar terlihat cocok lalu dicocok-cocokkan

Gus Nadir: Kiai yang Manajer Bagai Konduktor

100 tahun NU harus diwarnai gabungan dua keahlian dalam tubuh PBNU, kemampuan ilmu agama dan juga kemampuan menata organisasi secara profesional

Gus Nadir: Mengubah Diri dari Air Menjadi Emas

Apa jadinya hidup kita tanpa air? Tidak mungkin kita bisa bertahan hidup, bukan? Maka air menjadi sesuatu yang sangat dibutuhkan.

Gus Nadir: Ketua Umum PBNU Bukan Menjalankan Gagasannya Sendiri Melainkan Melaksanakan GBHNU

KH Achmad Siddiq, Rais Am PBNU 1984-1991, pernah menjelaskan bahwa NU itu bukan seperti koper yang bisa seenaknya ditarik sendiri-sendiri kesana-kemari oleh individu pengurusnya.

Menggilas Ocehan Keji

Makhluk bernama FA ini terus menyerang NU, terutama kepada Hadratussyaikh KH Hasyim Asy'ari, sang muassis agung Jam'iyyah Nahdlatul Ulama 1926.