INFAK / SEDEKAH/ DONASI/ SUMBANGAN untuk LADUNI.ID
Seluruh dana yang terkumpul untuk operasional dan pengembangan portal dakwah Islam ini
Manusia adalah makhluk wujud yang dulu tidak ada, dan sekarang ada. Dan perlu ditekankan dalam memahami hal itu bahwa penyebab suatu keadaan terjadi bukanlah karena manusia, melainkan sebab-sebab terjadinya suatu kejadian di muka bumi ialah karena Allah.
Nabi Muhammad, menurut Mahbub Djunaidi, adalah sosok yang paling berpengaruh nomor satu di dunia. Kenapa?
Lalu Rasulullah SAW bersabda, "Jika kalian hendak merebahkan diri di pembaringan kalian, bertasbihlah 33x, bertahmidlah 33x, dan bertakbirlah 34x. Ini semua lebih baik bagi kalian berdua daripada seorang pembantu."
Bagi Gus Dur, masyarakat Tionghoa adalah bagian tak terpisahkan dari bangsa Indonesia. Beliau menekankan pentingnya membuka semua pintu kehidupan bagi mereka agar dapat berkontribusi sepenuhnya sebagai warga negara Indonesia.
'Orang pinter' tersebut tidak lain adalah KH. Hamim Tohari Djazuli atau Gus Miek. Ya, betapa barokahnya ijazah doa Gus Miek, sehingga dapat menyembuhkan penyakit yang bahkan tidak bisa disembuhkan oleh dokter di rumah sakit mana pun.
Dalam kitab At-Tibr Al-Masbuk, Imam Al-Ghazali mengisahkan tentang sebuah nasihat menarik untuk seorang pemimpin.
Salah seorang peranakan Tionghoa yang mendapat hidayah tersebut adalah Tan Kim Liong. Dipandu oleh KH. Abdul Wahab Chasbullah, Rais Aam PBNU, ia melafadhkan dua kalimat syahadat. Namanya diganti menjadi Muhammad Hasan.
Lembaga Pendidikan Islam Swasta (non-pemerintah) di bawah binaan Yayasan Minhajul Haq, yang dirintis sejak tahun 2018 dengan sistem kurikulum yang terpadu, pendidikan berasrama serta pengajaran bahasa Arab secara intensif.
KH. Abdullah Mubarok atau yang akrab dipanggil Abah Sepuh lahir tahun 1836 M, di Desa Cicalung, Kecamatan Tarikolot, Kabupaten Sumedang. Sekarang, kampung tersebut masuk ke dalam Desa Tanjungsari, Kecamatan Pagerageung, Kabupaten Tasikmalaya. Beliau merupakan putra dari R. Nurapraja.
Fenomena pemimpin yang menyamarkan diri untuk melihat langsung kondisi rakyat telah menjadi salah satu cara kepemimpinan yang menarik perhatian sepanjang sejarah. Kebiasaan ini menunjukkan rasa kepedulian seorang pemimpin untuk meninggalkan kemewahan istana demi memahami permasalahan masyarakat secara langsung.