INFAK / SEDEKAH/ DONASI/ SUMBANGAN untuk LADUNI.ID
Seluruh dana yang terkumpul untuk operasional dan pengembangan portal dakwah Islam ini
Dalam kitab Fadhailus Shahabah, Imam Ahmad bin Hanbal meriwayatkan satu kisah menarik tentang Khalifah Umar bin Khattab ketika bertemu dengan seorang wanita miskin bersama anak-anaknya yang kelaparan.
Untuk mewujudkan cita-cita H. Idrus, maka istri serta putra-putri beliau wujudkan apa-apa yang telah dicita-citakan oleh beliau dengan memberikan sedikit sumbangsih terhadap pendidikan dan dakwah Islamiyah, maka berdirilah Pondok Pesantren Bahtra sejak tahun 2007.
Pesantren Apik Kajen didirikan oleh KH. Muhammadun Abdul Hadi 1960. Lokasi yang strategis 300 meter ke Masjid Jami Kajen, 300 meter ke Makam Mbah Ahmad Mutamakkin, 250 meter ke Madrasah Mathaliul Falah (Matholek).
Terkait hasad, secara psikologis Syaikh Muhammad Abduh dalam Tafsir Al-Manar menjelaskan bahwa hasad adalah kerja emosional yang berhubungan dengan keinginan agar nikmat yang diberikan Allah SWT kepada seseorang dari hamba-Nya hilang dari padanya.
Sedekah bisa dilakukan oleh siapa pun, termasuk orang yang tak berpunya sekalipun. Sebab sedekah tidak selalu berarti pemberian materi. Sedekah juga bisa bermakna pemberian yang bersifat nonmateri.
Ketika beliau wafat, banyak orang merasa kehilangan tokoh pengayom yang sangat perhatian pada umat itu. Disaksikan oleh banyak orang, ketika akan dimakamkan ada salah satu karomah beliau yang terungkap.
Barangkali cukup banyak "wasiat" Mbah Sahal Mahfudz, Allahu yarham, lebih-lebih pesan secara implisit melalui tindakan (haliyah) beliau. Namun, setidaknya ada lima pesan atau wasiat penting dari beliau yang masih saya ingat.
Suatu hari, turunlah malaikat Jibril menemui Nabi Muhammad Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam dan bercerita.
Sepeninggal KH. Chudlori, kepengasuhan Pesantren Asrama Perguruan Islam (API) dipegang putra-putranya, yakni KH. Abdurrahman Chudlori, KH. Mudrik Chudlori dan KH. Mahin Chudlori.
Dr. KH. MA. Sahal Mahfudz lahir pada tanggal 17 Desember 1937, di Desa Kajen, Margoyoso Pati. Beliau merupakan putra ketiga dari enam bersaudara KH. Mahfudz bin Abdussalam al- Hafidz (w. 1944 M) dengan Hj. Badi’ah (w. 1945 M).