Makin Mesra Hubungan Arab Saudi dengan Israel

 
Makin Mesra Hubungan Arab Saudi dengan Israel

Arab Saudi dengan Israel semakin hari semakin mesra saja, dibuktikan dengan beberapa kerjasama yang dilakukan oleh kedua negara yang berbeda tersebut, dibuktikan dengan adanya kerjasama pembangunan jalur rel kereta api yang menghubungkan negara tersebut dengan negara-negara Arab. Pembangunan ini menelan anggaran Israel sebesar 4,5 juta Dollar AS.

Harian Al Araby Al Jadeed mengungkapkan proyek rel kereta api ini merupakan bagian kerja sama megaproyek ekonomi kedua negara. Rel ini akan digunakan untuk distribusi barang dan orang di Israel maupun negara-negara Arab yang dilalui.

Situs berita Israel yang berbasis di London, Inggris, Yedioth Ahronoth, menyebutkan pemerintah Israel telah mengalokasikan anggaran sebesar 15 juta New Israel Shekel (NIS) atau setara 4,5 juta Dollar AS dalam anggaran 2019.

Rencananya stasiun pemberangkatan dari Israel akan dibangun di Bisan. Jalur kereta akan melintasi Yordan, Irak, dan Arab Saudi untuk membawa berbagai barang yang ditampung di Pelabuhan Haifa.

Menteri Transportasi Israel, Yisrael Katz menyebut jalur kereta ini sebagai 'jalur perdamaian' yang membuka jalur perdagangan baru bagi negara teluk melalui pelabuhan Israel.

Pembangunan rel ini merupakan proyek ambisius Katz. Pada pertengahan Januari 2018 ia menyebutkan jalur baru ini akan disambungkan dengan jalur kereta dari Beit She'an Timur ke perlintasan Sheikh Hussein di Yordania.

Jalur di perbatasan sepanjang 15 kilometer rencananya akan dibangun dengan reljalur ganda, jembatan, dan terowongan. Teknologi khusus akan digunakan untuk menundukkan medan yang bergunung. Selain itu pos pemeriksaan tetap akan dibangun di bagian perbatasan. Jalur kereta api ini akan menurunkan jumlah operasional truk yang rawan kecelakaan di kawasan itu.

Di Israel, dua pelabuhan (Haifa dan Ashdod) sudah dipersiapkan sebagai terminal menampung barang-barang negara Teluk untuk diekspor ke Amerika dan Eropa. Jika pembangunan rel ini selesai jalur distribusi yang dimodali Israel ini menjadi jalur distribusi tanpa hambatan.

Situs Wall Street Journal menyebutkan proyek pembangunan ini sudah bertahun-tahun dipersiapkan oleh Israel. Catatan yang mereka peroleh dari otoritas bandar udara Israel menyebutkan kargo dan truk yang melalui jalur ini pada rentang 2010-2015 meningkat empat kali lipat.

Berbagai muatan dibawa truk dari pelabuhan Haifa menuju Yordania, Arab Saudi, dan Irak, membawa muatan jeruk Spanyol, tekstil Yordania, dan onderdil kendaraan dari Eropa.

Bekas sopir truk asal Turki yang biasa membawa barang dari Haifa menyebutkan ia biasa membongkar muatan di Mersin, Turki. Ia pun melayani rute menembus Suriah untuk mendapatkan sayuran dan buah dibawa ke Amman, Yordania. Sekarang jalur distribusi akan lebih mudah jika melalui Terusan Suez, ke Arab Saudi atau melalui jalur darat menembus Israel. "Jalur Israel merupakan jalan terbaik untuk bisnis. Rute ini cukup menjanjikan," ucapnya.

Konsep pembangunan jalur rel itu sendiri tak jauh berbeda dengan masa kejayaan Kekaisaran Ottoman. Kerajaan itu membangun jalur rel kereta uap untuk menghubungkan Laut Meditarania menuju pasar-pasar di Damaskus dan ke kota suci Madinah di Arab Saudi.