Ma'arif NU Selenggarakan Sekolah Darurat di Masa Rehabilitasi Gempa Lombok

 
Ma'arif NU Selenggarakan Sekolah Darurat di Masa Rehabilitasi Gempa Lombok

LADUNI.ID, Jakarta - Menurut data Sekretariat Nasional Satuan Pendidikan Aman Bencana Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, hingga Minggu (12/8) terdapat 606 satuan pendidikan yang terdampak gempa Lombok, dikutip dari Antara.

Satuan pendidikan yang paling banyak terdampak adalah tingkat SD mencapai 341 sekolah, 92 SMP, 69 pendidikan anak usia dini, 55 SMA, 42 SMK, dan enam sekolah luar biasa. Selain itu, 977 ruang kelas dilaporkan rusak berat, 371 rusak sedang, dan 415 rusak ringan.

Untuk meringankan korban gempa bumi Lombok dan memastikan anak-anak tetap belajar serta membantu menghilangkan trauma healing pada siswa, LP Ma'arif akan mendirikan pusat traumatik guna mengembalikan mental anak-anak akibat gempa di Lombok, Nusa Tenggara Barat.

"Jadi kita tidak mengadakan pembelajaran. Tetapi bagaimana mengembalikan mental anak-anak korban bencana itu," ujarnya di Kantor PBNU lantai 3, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta, Selasa (7/8).

Sesuai dengan rapat yang diadakan (10/8) di lombok, Ketua Pengurus Pusat Lembaga Ma'arif NU KH. Arifin Junaidi, MM mengatakan, LP Ma'arif NU selama masa tanggap darurat Tim PBNU sampai dengan 20 Agustus 2018, akan melakukan pendataan dan persiapan sekolah darurat.

"orang-orang kami keliling dan biasanya berangkat pagi-pagi pulang malam hari. Setelah itu selama masa rehabilitasi adakan sekolah darurat. Dalam Tim di PWNU yg dibentuk, ada cluster pendidikan, kami menempatkan orang kami di situ' ujarnya.

KH. Arifin Junaidi, MM yang lebih familiar dipanggil dengan H. Arifin menjelaskan bahwa kejiwaan anak korban bencana tidak memungkinkan mereka belajar sebagaimana biasa. "Psikologis anak terkena bencana itu tidak mungkin juga mereka belajar secara normal seperti itu," tuturnya.

"Jadi lebih pada bermain sambil belajar ya," lanjutnya.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan segera menyiapkam sekolah darurat di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Agar anak -anak korban gempa bumi di daerah itu bisa kembali belajar meski di kelas-kelas darurat di dalam tenda penampungan sementara.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengatakan, anak – anak korban gempa bumi di Lombok harus dipastikan tetap belajar. Serta ada trauma healing atau pemulihan trauma pada para siswa itu agar kembali nyaman belajar.