Misteri Keadaan Kehidupan Setelah kematian

 
Misteri Keadaan Kehidupan Setelah kematian
Sumber Gambar: Pinterest,Ilustrasi: Laduni.id

Laduni.ID, Jakarta - Kematian merupakan suatu hal yang pasti terjadi bagi setiap makhluk hidup, tak terkecuali pada manusia. Kapan seseorang akan meninggal pun sudah ditetapkan ketika dirinya masih di dalam kandungan, ketika ruh ditiupkan.

Umur seseorang di dunia ini adalah salah satu takdir Allah yang sudah ditetapkan kepada yang bersangkutan. Jika ia mempergunakannya untuk mengerjakan amal-amal yang bermanfaat, baginya di akhirat kelak akan mendapatkan keuntungan, begitu juga sebaliknya jika dipergunakan untuk kemaksiatan dan belum sempat bertaubat ketika ajal menjemput, maka dia termasuk golongan orang-orang yang merugi.

Hakikat dari kematian adalah waktu terputusnya untuk beramal dan masuk dalam alam hisab.
Di dunia, orang cenderung bebas melakukan hal apapun. Baik yang bersifat baik maupun buruk. Ini terjadi karena tidak akan ada yang menghitung dan menilai setiap perbuatan manusia di dunia. Namun berbeda dengan setelah kematian, sekecil apapun perbuatan di dunia akan dipertanggungjawabkan.

Untuk menyiapkan kehidupan setelah kematian, Rasulullah SAW pernah bersabda kepada Abdullah bin Umar RA, “Jadilah engkau di dunia ini seolah-olah seseorang yang asing, atau seorang musafir.” Nabi selalu memberikan pesan kepada sahabat untuk tidak menyianyiakan waktu yang dipunya selama di dunia dan memanfaatkan dengan sebaik-baiknya dalam urusan agama.

Kematian sejatinya adalah pembeda antara dunia ini dan dunia yang hidup selama-lamanya. Kematian adalah pemisah antara waktu untuk beramal dan waktu untuk ganjaran atas amal, serta pemisah antara waktu pengumpulan amal dan perhitungan atas amal yang sudah dikumpulkan.

Setelah kematian datang, tidak ada satupun yang bisa mengungkapkan alasannya dalam berperilaku selama hidup di dunia. Ia akan menanggung segala dosa maupun pahala yang dikumpulkan selama masa hidupnya.

Orang yang takut akan akibat perbuatan dosa, adalah termasuk orang yang cerdas, karena dia menyadari sebelum dosa-dosanya itu menjadi penyebab kehancurannya, maka dia akan segera bertaubat, dan tidak akan mengulanginya.
Ibnu Mas’ud berkata: “Seseorang yang beriman setiap kali melihat dosanya, ia seolah-olah sedang duduk di bawah gunung dan khawatir gunung itu menimpa dirinya.” (HR. Bukhari).
Untuk itu, orang yang cerdas akan selalu berusaha memperbaiki diri sehingga di akhir hayatnya akan berada dalam keadaan yang baik (husnul khatimah), jangan sampai di akhir hayatnya dalam keadaan yang buruk (su’ul khatimah).

  • Proses kematian yang dialami seseorang berbeda-beda.

1. Allah SWT menginformasikan tentang bagaimana malaikat Izrail melaksanakan tugas mencabut nyawa. Ada yang dicabut dengan keras, seperti dicabutnya duri dari kapas, tetapi ada yang dicabut dengan lemah lembut, seperti orang tidur.
Allah SWT berfirman dalam QS. An-Nazi’at [79]: 1-2:

وَالنّٰزِعٰتِ غَرْقًاۙ (١)

وَّالنّٰشِطٰتِ نَشْطًاۙ (٢)

Artinya: “Demi (malaikat-malaikat) yang mencabut (nyawa) dengan keras, dan (malaikat- malaikat) yang mencabut (nyawa) dengan lemah-lembut.” (QS. An-Nazi’at [79]: 1-2)

2. Orang-orang yang beriman dan beramal saleh akan menghadapi kematian dengan tenang, karena dalam dirinya ada kesadaran bahwa kematian itu pasti datang, bahkan Allah SWT telah menginformasikan bahwa malaikat akan turun untuk menghiburnya dengan kabar gembira tentang surga yang dijanjikan.
Allah SWT berfirman dalam QS. Fussilat (41): 30 berikut:

اِنَّ الَّذِيْنَ قَالُوْا رَبُّنَا اللّٰهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوْا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ اَلَّا تَخَافُوْا وَلَا تَحْزَنُوْا وَاَبْشِرُوْا بِالْجَنَّةِ الَّتِيْ كُنْتُمْ تُوْعَدُوْنَ (٣٠)

Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: “Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu” (QS. Fussilat [41]: 30)

3. Tetapi bagi orang kafir, malaikat akan mendatanginga dengan membentaknya dan memukul muka dan belakang mereka seraya menyampaikan informasi tentang balasan orang kafir, yaitu neraka yang akan membakarnya.
Allah SWT berfirman dalam Al-Anfal (8): 50.

وَلَوْ تَرٰٓى اِذْ يَتَوَفَّى الَّذِيْنَ كَفَرُوا الْمَلٰۤىِٕكَةُ يَضْرِبُوْنَ وُجُوْهَهُمْ وَاَدْبَارَهُمْۚ وَذُوْقُوْا عَذَابَ الْحَرِيْقِ (٥٠)

Artinya: “Kalau kamu melihat ketika para malaikat mencabut jiwa orang-orang yang kafir seraya memukul muka dan belakang mereka (dan berkata): “Rasakanlah olehmu siksa neraka yang membakar”, (tentulah kamu akan merasa ngeri).” (QS. Al-Anf Anfal [8]: 50)

4. Adapun orang ẓalim, akan didatangi malaikat dengan membentak dan memukulnya seraya menyampaikan informasi tentang balasan orang ẓalim, yaitu siksaan yang sangat menghinakan.
Allah SWT berfirman dalam QS. Al-An’am [6]: 93:

وَمَنْ اَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرٰى عَلَى اللّٰهِ كَذِبًا اَوْ قَالَ اُوْحِيَ اِلَيَّ وَلَمْ يُوْحَ اِلَيْهِ شَيْءٌ وَّمَنْ قَالَ سَاُنْزِلُ مِثْلَ مَآ اَنْزَلَ اللّٰهُ ۗوَلَوْ تَرٰٓى اِذِ الظّٰلِمُوْنَ فِيْ غَمَرٰتِ الْمَوْتِ وَالْمَلٰۤىِٕكَةُ بَاسِطُوْٓا اَيْدِيْهِمْۚ اَخْرِجُوْٓا اَنْفُسَكُمْۗ اَلْيَوْمَ تُجْزَوْنَ عَذَابَ الْهُوْنِ بِمَا كُنْتُمْ تَقُوْلُوْنَ عَلَى اللّٰهِ غَيْرَ الْحَقِّ وَكُنْتُمْ عَنْ اٰيٰتِهٖ تَسْتَكْبِرُوْنَ (٩٣)

Artinya: “Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat kedustaan terhadap Allah atau yang berkata: Telah diwahyukan kepada saya, padahal tidak ada diwahyukan sesuatupun kepadanya, dan orang yang berkata: Saya akan menurunkan seperti apa yang diturunkan Allah. Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim berada dalam tekanan sakratul maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata): Keluarkanlah nyawamu Di hari ini kamu dibalas dengan siksa yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya.” (QS. Al-An’am [6]: 93)

  • Berikut Tahapan Kehidupan Setelah Kematian

1. Alam Kubur atau Alam Barzah
Di alam kubur, manusia akan bertemu dengan malaikat Munkar dan Nakir yang akan bertanya pada mereka mengenai agama. Malaikat Munkar dan Nakir akan bertanya kepada manusia siapa Tuhan mereka, apa agama yang mereka percayai, apa kitab yang mereka baca, dan siapa Nabi mereka.

Manusia akan terus berada di alam kubur sampai tiupan sangkakala berbunyi.

2. Hari Kebangkitan
Setelah tiupan sangkakala oleh malaikat Israfil bunyikan, dunia akan mengalami kiamat dan semua makhluk hidup dunia akan binasa.
Kemudian, malaikat Israfil akan meniupkan kembali sangkakala kedua yang akan membangkitkan semua makhluk hidup di dunia. Tiupan sangkakala kedua tersebut menjadi tanda hari kebangkitan dimulai.

3. Padang Mahsyar
Setelah manusia bangkit, mereka akan terkumpulkan pada padang mahsyar.
Padang mahsyar merupakan sebuah tempat datar yang sangat luas dan kering dengan matahari berjarak hanya satu jengkal dari kepala manusia dan terus menyinari padang ini. Saat berada pada padang mahsyar, orang-orang kafir dan musyrik akan merasa sangat kepanasan. Sedangkan itu, umat muslim tidak merasakan kepanasan karena terlindung Allah SWT.

Setiap manusia yang ada pada padang mahsyar mulai teradili amal perbuatannya dengan iringan dua malaikat. Malaikat pertama bertugas sebagai pengiring manusia, sedangkan malaikat kedua bertugas sebagai saksi perbuatannya di dunia.

4. Yaumul Mizan atau Hari Penimbangan
Setelah bangkit pada padang mahsyar, manusia akan berkumpul berdasarkan Nabinya. Mereka akan berbaris dan menunggu yaumul mizan atau hari penimbangan yaitu ketika amalan mereka tertimbang baik dan buruknya.

Sementara itu, jika manusia lebih berat timbangan amal buruknya, maka dia mendapatkan kecelakaan.

5. Yaumul Hisab atau Hari Perhitungan
Selanjutnya yaitu penghitungan amal perbuatan manusia di yaumul hisab atau hari perhitungan.
Hal ini tertulis di Al-Qur’an surat Al-Ghashiyah 88: 25-26 yang berbunyi

اِنَّ اِلَيْنَآ اِيَابَهُمْ (٢٥)

ثُمَّ اِنَّ عَلَيْنَا حِسَابَهُمْ ࣖ (٢٦)

Allah berfirman, “Sesungguhnya kepada Kami-lah kembali mereka, kemudian sesungguhnya kewajiban Kami-lah menghisab mereka.”

Amal perbuatan manusia terbagi menjadi dua saat perhitungan, yaitu hisab yang mudah dan hisab yang sulit.
Berdasarkan hadis Imam Ahmad, Rasullullah SAW menjelaskan apa itu hisab mudah.
​Berikut bunyinya: “Kemudian dari Aisyah r.a. ia bertanya tentang apa itu hisab yang mudah. Rasullullah SAW lantas menjawab “Allah memperlihatkan kitab (hamba)-Nya kemudian Allah memaafkannya begitu saja. Barang siapa yang dipersulit hisabnya, niscaya ia akan binasa.” (HR. Imam Ahmad)

6. Jembatan Shirathol Mustaqim
Kehidupan setelah kematian berikutnya menurut Islam adalah melewati jembatan shirathol mustaqim. Jembatan ini konon hanya memiliki lebar sekecil rambut dan sulit untuk dilewati.

Orang-orang yang lolos menyebrangi jembatan ini akan masuk ke surga, sedangkan orang-orang yang jatuh akan masuk ke neraka. Bagi manusia yang timbangan amal kebaikannya tinggi, ia akan mudah menyebrangi jembatan ini. Sementara itu, manusia yang timbangan amal kebaikannya sedikit akan kesulitan menyebrangi jembatan ini.

7. Surga dan Neraka
Kehidupan setelah kematian terakhir adalah tinggal di surga atau neraka. Surga adalah sebaik-baiknya tempat kembali, di surga kamu tidak pernah mengalami kesedihan, penderitaan, dan kesengsaraan.

Surga Allah ciptakan untuk umatnya yang beramal saleh dan berhati bersih. Sementara itu, neraka merupakan seburuk-buruknya tempat kembali dan penuh dengan penyiksaan, kesedihan, dan kesengsaraan. Orang-orang yang berbuat keburukan akan tinggal di neraka sebagai balasan keburukan yang mereka lakukan di dunia.

 

Seorang manusia ternyata mempunyai umur dua kali, ditulis di dalam dua kehidupannya amal perbuatannya yang pertama di dalam kehidupannya di dunia dan amal perbuatannya yang kedua  setelah matinya, yaitu amal-amal shalih atau amal thalih (buruk)nya, sebagaimana Firman Allah SWT:

اِنَّا نَحْنُ نُحْيِ الْمَوْتٰى وَنَكْتُبُ مَا قَدَّمُوْا وَاٰثَارَهُمْۗ وَكُلَّ شَيْءٍ اَحْصَيْنٰهُ فِيْٓ اِمَامٍ مُّبِيْنٍ

Artinya: “Sesungguhnya kami menghidupkan orang-orang mati dan menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan (juga kami menuliskan) bekas-bekas peninggalan mereka, segala sesuatu kami perhitungkan di dalam kitab yang nyata.” QS. Yasin 36:12.

Hidup di dunia ibarat sebuah kompetisi, ada yang akan menjadi pemenang, juga ada yang akan tersingkir dari pertandingan. Semua orang berusaha agar menjadi seorang pemenang dengan bekal ilmu dan persiapan yang matang.

Salah satu bekal agar amal seseorang menjadi berbobot dan berkualitas adalah dengan bertindak sesuai prosedur dengan menekankan akan pentingnya akhlak terhadap siapapun. []

 


Catatan: Tulisan ini telah terbit pada tanggal 31 Agustus 2018. Tim Redaksi mengunggah ulang dengan melakukan penyuntingan dan penyelarasan bahasa.

___________

Editor: Lisantono