Semangat Mereka Mengalahkan Konsep Saya

 
Semangat Mereka Mengalahkan Konsep Saya

LADUNI.ID, Sorong -  "Pak guru, mengaji?" tanya seorang anak ketika melihat saya selepas jama'ah Maghrib yang tengah duduk dimana biasanya saya mengajar.

"Kamu bisa tulis?"

"Tidak, pak guru,"

"Kalo gitu, kau mengaji yang sore saja, ya!?" jelas saya.

Penjelasan saya ini sebenarnya sudah pernah saya sampaikan sebelumnya. Waktu itu saya berkata bahwa mulai sekarang mengaji belajar membaca Arab dan Al-Qur'an diganti sore hari, dan kalau malam setelah sholat Maghrib, kita mengaji selain membaca Arab dan Al-Qur'an. Seperti belajar Sholat, Fiqih, Tauhid, Tarikh dan lainnya. Makanya, kalau malam yang mengaji hanya yang sudah tahu tulis saja.

Kendati hal itu pertama kali saya sampaikan sudah seminggu lebih yang lalu, namun juga kerap saya ulang di hari-hari setelahnya. Namun demikian, beberapa anak-anak yang belum bisa menulis pun kerap melontarkan pertanyaan sebagaimana di atas bila melihat saya selepas Maghrib dengan kondisi sebagaimana di atas itu.

Mendengar pertanyaan yang semisal itu setiap hari, maka saya berasumsi bahwa anak-anak yang belum bisa menulis itu pun memang ingin ikut mengaji walaupun mereka belum bisa menulis. Karena itu, sejak malam Minggu kemarin ketika pertanyaan itu dilontarkan kepada saya oleh seorang anak, akhirnya saya menyerah dengan menjawabinya; "Ya, mengaji." Mendengar jawaban saya, anak yang bertanya itu pun ganti baju dan memberi tahu teman-temannya yang lain yang sama-sama belum bisa menulis untuk mengaji.

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN