Peringati Sumpah Pemuda, Mahasiswa UGM Gelar Konser untuk Difabel

 
Peringati Sumpah Pemuda, Mahasiswa UGM Gelar Konser untuk Difabel

LADUNI.ID,YOGYAKARTA - Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan Universita Gadjah Mada Yogyakarta menggelar Konser Soempah Pemoeda ‘Sedjiwa Setjinta’. Konser tersebut digelar dalam rangka memperingati hari sumpah pemuda tahun 2018. 

Konser Sedjiwa Setjinta akan digelar pada hari Minggu, 28 Oktober 2018, di Auditorium FKKMK UGM mulai pukul 17.30 WIB. Akan tampil Prof. Adi Utarini dan Ike Kusumawati (piano), Adinda Putri (cello), Jodi Visnu (vocal), Danu Kusumawardjana (biola), 3adika Kuintet, Ayrani Ballet dan Mixline Dance.

Hingga kini, sebanyak 240 tiket sold out dan untuk memenuhi keinginan pecinta chamber music maka disediakan live streaming dengan cara mendaftar dan membayar 50 ribu. Keseluruhan penjualan tiket live streaming, donasi individual dan penjualan tiket menonton langsung akan disumbangkan untuk Unit Kegiatan Mahasiswa UGM peduli difabel.

Konser ‘Sedjiwa Setjinta’ adalah sebuah konser untuk mendukung Harmoni Inklusi peduli difabel. Pengarah musik Afriza Animawan Arifin, mengatakan biola dan format instrumen string akan menjadi performa utama dalam konser Sedjiwa Setjinta. Menurutnya Instrumen alat musik ini akan berkolaborasi dengan instrumen piano, vokal, dan tarian balet.

Masih menurut Afriza, beberapa karya musik komposer Indonesia dan mancanegara akan ditampilkan untuk menyampaikan nilai-nilai Soempah Pemoeda kepada keluarga dan masyarakat pecinta musik. Konser yang dipersembahkan oleh Studio 3adika ini juga menghadirkan edukasi bagi keluarga dan masyarakat pecinta musik mengenai instrumen biola yang akan disampaikan oleh praktisi biola Fafan Isfandiar.

“Kenapa biola, karena kita ingin mengenang lagu Indonesia Raya pertama kali berkumandang di tahun 1928 dan yang mengiringi saat itu Wage Rudolf Supratman dengan biola," ucap Afriza, di lobi IKM FKKMK UGM, Rabu (24/10) sebagaimana dilansir laman resmi UGM

Sementara itu Prof. Adi Utarini menyebut Yogyakarta menempati posisi kedua penyandang difabilitas di Indonesia. Data Susenas tahun 2012 menunjukkan 3,8 persen (usia >15 tahun) di Yogyakarta menyandang keterbatasan fisik.

Karena itu konser Sedjiwa Setjinta, menurutnya, diperuntukkan bagi kaum difabel, khususnya di UGM Agar dapat belajar dengan baik. Berbagai macam difabilitas, di antaranya mental, sensorik, fisik, intelektual, ganda, maupun yang tidak diketahui difabilitasnya.

“Di dalamnya termasuk para mahasiswa difabel dan UGM sudah peduli dengan membangun beberapa fasilitas yang bisa mendukung belajarnya di kampus," katanya.

Kaysha Ainayya S dari UKM Peduli Difabel UGM menyatakan isu difabel yang diperjuangkan salah satunya adalah hak pendidikan tinggi yang dijamin dengan UU No 8, tahun 2016 dan Permenristekdikti 46 tahun 2017. Sementara UKM Peduli Difabel UGM diresmikan pada tahun 2013 untuk mengadvokasikan hak-hak mahasiswa difabel mengakses pembelajaran di UGM dengan asas persamaan hak dan mengusung hak asasi manusia yang mendasar.

“Dua tema yang diusung adalah akseptibilitas dan akomodasi. Konser Soempah Pemoeda “Sedjiwa Setjinta” merupakan satu bagian dari rangkaian kegiatan untuk menuju Hari Disabilitas Internasional (International Day of Persons with Disabilities), yang jatuh pada 3 Desember 2018 bertema Empowering persons with disabilities and ensuring inclusiveness and equality," ucap Keysha.

Dua tema menonjol yakni Akses dan Akomodasi mengandung arti tidak boleh satu orang pun tertinggal dalam mendapatkan haknya menimba ilmu selama kuliah dengan cara yang layak sesuai dengan kebutuhan dan cara belajar masing-masing (reasonable accommodation). Untuk itu, kata Keysha, tahun ini UKM Peduli Difabel UGM merencanakan sebuah acara besar “Harmoni Inklusi: Reasonable Acommodation: Opportunities and Challenges in Realizing Diffable-Inclusive University”, berbentuk lomba karya tulis ilmiah bertema “Pendidikan Tinggi Inklusi” dan seminar nasional.

“Kita berharap masyarakat akan lebih memahami hak mahasiswa difabel dan perguruan tinggi akan memenuhi hak-hak tersebut sehingga semua orang dapat berpartisipasi penuh dan kita bisa menjadi bangsa yang hebat," imbuhnya.